Pendidikan Vokasi Persiapkan SDM Handal Masuki Dunia Industri
Selasa, 22 September 2020 - 13:41 WIB
Sementera Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah yang menjadi keynote speaker menegaskan bahwa dunia vokasi sangat penting karena merupakan gambaran di dunia kerja. Saat ini, kata dia, tantangan di dunia kerja sangat besar, dimana pada 2018-2019 jumlah pengangguran dengan latar belakang pendidikan tinggi cukup tinggi.
"Pendidikan vokasi bukan anak tiri namun merupakan ujung tombak untuk memasuki dunia kerja atau industri yang semakin ketet persaingannya," kata Menaker dalam paparan yang dibacakan oleh Sekretaris Ditjen Bina Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemenaker, Surya Lukita Warman.
Menurut Menaker, pandemi COVID-19 membentuk tatanan kehidupan baru. Bukan hanya Work From Home (WFH) namun, imbuh dia, pola konsumsi masyarakat berubah sehingga juga merubah tatanan di dunia kerja yang kini sangat bergantung pada teknologi.
"Profil pekerjaan yang dibutuhkan berubah, pekerja dituntut menguasai teknologi. Bahkan beberapa pekerjaan monoton diprediksi akan hilang namun beberapa pekerjaan seperti programmer, analis data, dan perancang kecerdasan buatan akan tumbuh pesat dan akan sangat dibutuhkan," tuturnya.
Tantangan ini, kata dia, membuat pencari kerja yang umumnya generasi muda harus bergerak cepat meningkatkan kompetensi. "Apalagi sebagaimana pesan Presiden, pembangunan sumber daya manusia adalah kunci. Pilar adalah masifikasi pendidikan dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di dunia kerja baik di dalam atau luar negeri," tegasnya.
Menaker juga berpesan kepada mahasiswa Telkom University agar terus belajar dengan baik dan jadi pribadi yang kompeten. Selain itu, mahasiswa Tel-U juga harus tetap rendah hati dan tak cepat berpuas diri dan mengembangkan softkills dan budi pekerti yang baik. "Jangan hanya menargetkan diri menjadi pekerja, jadilah entrepreneur yang bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang banyak," tandasnya.
Dalam webinar ini, hadir juga narasumber dari dunia industri seperti Wakil Ketua BNSP Miftahul Aziz, Managing Director PT Batik Danar Hadi Diana Santoso serta Presiden Direktur PT Duta Intidaya Tbk Watsons Indonesia Lilis Muliawati.
"Pendidikan vokasi bukan anak tiri namun merupakan ujung tombak untuk memasuki dunia kerja atau industri yang semakin ketet persaingannya," kata Menaker dalam paparan yang dibacakan oleh Sekretaris Ditjen Bina Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemenaker, Surya Lukita Warman.
Menurut Menaker, pandemi COVID-19 membentuk tatanan kehidupan baru. Bukan hanya Work From Home (WFH) namun, imbuh dia, pola konsumsi masyarakat berubah sehingga juga merubah tatanan di dunia kerja yang kini sangat bergantung pada teknologi.
"Profil pekerjaan yang dibutuhkan berubah, pekerja dituntut menguasai teknologi. Bahkan beberapa pekerjaan monoton diprediksi akan hilang namun beberapa pekerjaan seperti programmer, analis data, dan perancang kecerdasan buatan akan tumbuh pesat dan akan sangat dibutuhkan," tuturnya.
Tantangan ini, kata dia, membuat pencari kerja yang umumnya generasi muda harus bergerak cepat meningkatkan kompetensi. "Apalagi sebagaimana pesan Presiden, pembangunan sumber daya manusia adalah kunci. Pilar adalah masifikasi pendidikan dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di dunia kerja baik di dalam atau luar negeri," tegasnya.
Menaker juga berpesan kepada mahasiswa Telkom University agar terus belajar dengan baik dan jadi pribadi yang kompeten. Selain itu, mahasiswa Tel-U juga harus tetap rendah hati dan tak cepat berpuas diri dan mengembangkan softkills dan budi pekerti yang baik. "Jangan hanya menargetkan diri menjadi pekerja, jadilah entrepreneur yang bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang banyak," tandasnya.
Dalam webinar ini, hadir juga narasumber dari dunia industri seperti Wakil Ketua BNSP Miftahul Aziz, Managing Director PT Batik Danar Hadi Diana Santoso serta Presiden Direktur PT Duta Intidaya Tbk Watsons Indonesia Lilis Muliawati.
(mpw)
tulis komentar anda