Dapat Penghargaan Manajemen Inovasi Terbaik, Ini Gebrakan ITS
Kamis, 12 November 2020 - 05:37 WIB
SURABAYA - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) memberikan Anugerah Perguruan Tinggi Inovatif 2020 kepada sejumlah perguruan tinggi di Indonesia yang dinilai terbaik. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meraih penghargaan dalam kategori Manajemen Inovasi.
Gebrakan ITS melalui Tata Kelola High Impact Research untuk Mewujudkan Inovasi Unggulan membawanya masuk dalam tiga besar terbaik dari tiga perguruan tinggi yang membawa pulang penghargaan tersebut. (Baca juga: UGM Peringkat II Perguruan Tinggi Inovatif versi Kemenristek/BRIN )
Wakil Direktur Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) ITS Dr Eng Kriyo Sambodho menuturkan, pengukuran kinerja inovasi ini merupakan indikator-indikator inovasi yang relevan terhadap kondisi ITS, karena melalui proses kajian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara scientific.
“Adanya sistem inovasi yang dikelola secara baik, maka diharapkan produktivitas hasil inovasi ITS dapat meningkat,” kata Dhodot, sapaan akrabnya, Rabu (11/11/2020).
Ia melanjutkan, ITS memiliki lima sektor utama yang dibahas dalam konsep high impact research sebagai inovasi yang diajukan untuk penilaian perguruan tinggi inovatif. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Dhodot, kelima sektor tersebut di antaranya terdiri dari kebijakan, kelembagaan, sumber daya, jejaring, dan yang terakhir adalah hasil inovasi. Masing-masing sektor memiliki latar belakang yang bertujuan untuk mendukung hilirisasi riset ITS secara nasional sekaligus publikasi internasional. (Baca juga: ITB, UGM dan IPB Perguruan Tinggi Terinovatif 2020 Versi Kemristek/BRIN )
Dari sektor kebijakan, ITS bertujuan untuk membudayakan penciptaan karya inovatif, meningkatkan kemampuan investor, meningkatkan dukungan inovasi pada anggaran ITS, mengorientasikan riset pada produk inovatif, dan hilirisasi produk secara internasional.
“Kami melakukan perubahan Organisasi dan Tata Kerja (OTK), pola strategi konsorsium, pola topik penugasan dan keilmuan, adanya komersialisasi melalui PT ITS Tekno Sains, dan tujuan utamanya menghasilkan flagship dan finansial,” katanya.
Dosen Departemen Teknik Kelautan ini menambahkan, ITS mendorong kelembagaan dalam pusat penelitian dan inovasi atau Kawasan Sains dan Teknologi (KST) ITS. Dalam memajukan KST tersebut, ITS mengoptimalkan peran dosen sebagai peneliti, tenaga pendidik, dan juga mahasiswa melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI PT). Adapun kebijakan inovasi yang digulirkan adalah i-Boat dan i-Car serta konsorsium keilmuan dengan bekerja sama dengan masyarakat, industri, alumni, dan pengguna. (Baca juga: UI Peringkat Pertama PT Inovatif Kategori Manajemen Inovasi )
Pada sektor sumber daya, Dhodot menjelaskan bahwa ITS mendorong PUI-PT dan KST ITS dengan beberapa klaster berupa maritim, otomotif, industri kreatif, dan robotika. “Kami mengadakan kegiatan rutin seperti open recruitment, pelatihan pendampingan, business matching, Kelas Inkubator Start Up Inovasi (KINSOV) berupa kelas inkubasi start-up inovasi, pitching, dan lain-lain,” ucapnya.
Sektor keempat adalah jejaring, yakni ITS mendorong tren dari profil kerja sama dengan pemerintah, perguruan tinggi yang lain, industri, sampai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya grafik kerja sama setiap tahun. Pada 2017 saja, profil kerja sama ITS mencapai angka Rp142,9 miliar dan meningkat hingga Rp276,8 miliar pada 2019.
Terakhir, pada karya inovasi, ITS memiliki banyak subkategori atau klaster terkait produk inovatif yang berhasil diciptakan. Adapun klaster-klaster tersebut terdiri dari klaster otomotif dengan produk Gesits dan mobil hybrid, juga klaster industri kreatif dengan produk berupa rancang bangun eksterior dan interior carbody pada Light Rail Transit (LRT) dan Medium Speed Train, kursi penumpang sleeper seat, dan desain digital untuk keperluan medis.
Gebrakan ITS melalui Tata Kelola High Impact Research untuk Mewujudkan Inovasi Unggulan membawanya masuk dalam tiga besar terbaik dari tiga perguruan tinggi yang membawa pulang penghargaan tersebut. (Baca juga: UGM Peringkat II Perguruan Tinggi Inovatif versi Kemenristek/BRIN )
Wakil Direktur Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) ITS Dr Eng Kriyo Sambodho menuturkan, pengukuran kinerja inovasi ini merupakan indikator-indikator inovasi yang relevan terhadap kondisi ITS, karena melalui proses kajian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara scientific.
“Adanya sistem inovasi yang dikelola secara baik, maka diharapkan produktivitas hasil inovasi ITS dapat meningkat,” kata Dhodot, sapaan akrabnya, Rabu (11/11/2020).
Ia melanjutkan, ITS memiliki lima sektor utama yang dibahas dalam konsep high impact research sebagai inovasi yang diajukan untuk penilaian perguruan tinggi inovatif. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Dhodot, kelima sektor tersebut di antaranya terdiri dari kebijakan, kelembagaan, sumber daya, jejaring, dan yang terakhir adalah hasil inovasi. Masing-masing sektor memiliki latar belakang yang bertujuan untuk mendukung hilirisasi riset ITS secara nasional sekaligus publikasi internasional. (Baca juga: ITB, UGM dan IPB Perguruan Tinggi Terinovatif 2020 Versi Kemristek/BRIN )
Dari sektor kebijakan, ITS bertujuan untuk membudayakan penciptaan karya inovatif, meningkatkan kemampuan investor, meningkatkan dukungan inovasi pada anggaran ITS, mengorientasikan riset pada produk inovatif, dan hilirisasi produk secara internasional.
“Kami melakukan perubahan Organisasi dan Tata Kerja (OTK), pola strategi konsorsium, pola topik penugasan dan keilmuan, adanya komersialisasi melalui PT ITS Tekno Sains, dan tujuan utamanya menghasilkan flagship dan finansial,” katanya.
Dosen Departemen Teknik Kelautan ini menambahkan, ITS mendorong kelembagaan dalam pusat penelitian dan inovasi atau Kawasan Sains dan Teknologi (KST) ITS. Dalam memajukan KST tersebut, ITS mengoptimalkan peran dosen sebagai peneliti, tenaga pendidik, dan juga mahasiswa melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI PT). Adapun kebijakan inovasi yang digulirkan adalah i-Boat dan i-Car serta konsorsium keilmuan dengan bekerja sama dengan masyarakat, industri, alumni, dan pengguna. (Baca juga: UI Peringkat Pertama PT Inovatif Kategori Manajemen Inovasi )
Pada sektor sumber daya, Dhodot menjelaskan bahwa ITS mendorong PUI-PT dan KST ITS dengan beberapa klaster berupa maritim, otomotif, industri kreatif, dan robotika. “Kami mengadakan kegiatan rutin seperti open recruitment, pelatihan pendampingan, business matching, Kelas Inkubator Start Up Inovasi (KINSOV) berupa kelas inkubasi start-up inovasi, pitching, dan lain-lain,” ucapnya.
Sektor keempat adalah jejaring, yakni ITS mendorong tren dari profil kerja sama dengan pemerintah, perguruan tinggi yang lain, industri, sampai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya grafik kerja sama setiap tahun. Pada 2017 saja, profil kerja sama ITS mencapai angka Rp142,9 miliar dan meningkat hingga Rp276,8 miliar pada 2019.
Terakhir, pada karya inovasi, ITS memiliki banyak subkategori atau klaster terkait produk inovatif yang berhasil diciptakan. Adapun klaster-klaster tersebut terdiri dari klaster otomotif dengan produk Gesits dan mobil hybrid, juga klaster industri kreatif dengan produk berupa rancang bangun eksterior dan interior carbody pada Light Rail Transit (LRT) dan Medium Speed Train, kursi penumpang sleeper seat, dan desain digital untuk keperluan medis.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda