Tim UNAIR Rancang Teknologi Hiperspektral untuk Tambak Udang Vanamei

Jum'at, 16 April 2021 - 22:52 WIB
Zaidan mengungkapkan, dalam riset tersebut dikembangkan teknologi big data dan artificial intelligence. Sehingga data baik dari satelit maupun sistem hiperspektral yang dikembangkan dapat diolah dan bisa didapatkan data-data strategis sesuai dengan kebutuhan.

Dalam pengolahan data, untuk mendapatkan parameter yang dibutuhkan dipilih kombinasi panjang gelombang dari satelit dan sistem hiperspektral yang dikembangkan. Kemudian dibuat satu algoritma untuk mendapatkan parameter-parameter yang dibutuhkan.



Seperti distribusi dan kuantitas fitoplankton, potensi penyakit, dan nutrien baik yang ada di tambak maupun di perairan sekitar tambak. Untuk mengetahui akurasi teknologi baru ini, informasi yang didapat dibandingkan dengan pengukuran di lapangan. Dari riset yang dilakukan, didapatkan hasil yang sangat baik.

Zaidan mengungkapkan salah satu kelemahan surveillance dengan satelit adalah panjang gelombang yang tersedia terbatas, selain itu resolusinya kurang baik. Dengan begitu, tim LIHTR juga sedang mengembangkan teknologi yang dapat menangkap dari 300 hingga 315 panjang gelombang dengan resolusi yang baik.

“Tapi memang kalau device kita sendiri memang terbatas. Artinya tidak bisa seperti satelit yang bisa meng-cover seluruh dunia. Jadi memang biasanya dipakai di tambak-tambak untuk melakukan surveillance kualitas air,” terangnya.

Dalam jangka panjang, teknologi hiperspektral nantinya akan dicoba dalam bidang medis sebagai alat diagnostik. “Selain untuk pertanian dan budidaya perairan, kami akan manfaatkan untuk aplikasi kesehatan nantinya,” pungkasnya.
(mpw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More