Keren, 2 Peneliti Muda Asal Indonesia Juarai Kompetisi Dunia di AS
Minggu, 23 Mei 2021 - 13:25 WIB
Melalui judul penelitiannya “Vanilla Breeding Gun”, Satria Adi dan Ni Putu Ari meraih penghargaan 4th Grand Award yang juga diberikan kepada Athifah dan Naila.
Regeneron ISEF 2021 adalah kesempatan bagi para peneliti muda Indonesia untuk membawa riset dan inovasi mereka menuju level internasional dan dianggap sebagai salah satu ajang yang tertinggi untuk dunia penelitian bagi remaja.
Saat dihubungi, Athifah dan Naila yang meraih dua penghargaan mengungkapkan mengikuti kompetisi penelitian tingkat dunia di tengah masa pandemi bukan perkara mudah.
Terlebih, mereka harus pandai mengatur waktu dalam mempersiapkan kelulusan mengingat Athifah dan Naila saat ini berada di kelas 12 SMA.
"Terdapat beberapa tantangan yang kami hadapi, baik dalam melaksanakan penelitiannya secara umum maupun tantangan baru yang timbul akibat adanya pandemi," ungkap Naila.
"Karena kami merupakan murid kelas 12, kami juga perlu mengatur waktu sebaik mungkin karena padatnya jadwal belajar mengajar dan lomba," tambah Athifah.
Pada kesempatan ini, Athifah menjelaskan metode penelitian yang mereka gunakan yaitu metode eksperimen. Akan tetapi, pengambilan data secara virtual memungkinkan munculnya variabel bebas yang tidak dapat dikendalikan pada lingkungan subjek yang tidak mampu mereka kontrol secara langsung.
"Kami menguji tiga jenis binaural beats, sebuah audio intervensi yang dapat menstimulasi gelombang otak, untuk mencari tahu mana yang paling berpengaruh pada working memory capacity agar memperoleh metode yang bisa meningkatkan performa belajar pelajar SMA ketika melakukan pembelajaran jarak jauh," ungkap Athifah.
"Setelah itu kami melakukan analisis data berdasarkan hasil eksperimen. Ternyata, performa ketiga kelompok eksperimen yang mendengarkan binaural beats meningkat, sedangkan performa kelompok kontrol menurun secara signifikan," tambah Naila.
Regeneron ISEF 2021 adalah kesempatan bagi para peneliti muda Indonesia untuk membawa riset dan inovasi mereka menuju level internasional dan dianggap sebagai salah satu ajang yang tertinggi untuk dunia penelitian bagi remaja.
Saat dihubungi, Athifah dan Naila yang meraih dua penghargaan mengungkapkan mengikuti kompetisi penelitian tingkat dunia di tengah masa pandemi bukan perkara mudah.
Terlebih, mereka harus pandai mengatur waktu dalam mempersiapkan kelulusan mengingat Athifah dan Naila saat ini berada di kelas 12 SMA.
"Terdapat beberapa tantangan yang kami hadapi, baik dalam melaksanakan penelitiannya secara umum maupun tantangan baru yang timbul akibat adanya pandemi," ungkap Naila.
"Karena kami merupakan murid kelas 12, kami juga perlu mengatur waktu sebaik mungkin karena padatnya jadwal belajar mengajar dan lomba," tambah Athifah.
Pada kesempatan ini, Athifah menjelaskan metode penelitian yang mereka gunakan yaitu metode eksperimen. Akan tetapi, pengambilan data secara virtual memungkinkan munculnya variabel bebas yang tidak dapat dikendalikan pada lingkungan subjek yang tidak mampu mereka kontrol secara langsung.
"Kami menguji tiga jenis binaural beats, sebuah audio intervensi yang dapat menstimulasi gelombang otak, untuk mencari tahu mana yang paling berpengaruh pada working memory capacity agar memperoleh metode yang bisa meningkatkan performa belajar pelajar SMA ketika melakukan pembelajaran jarak jauh," ungkap Athifah.
"Setelah itu kami melakukan analisis data berdasarkan hasil eksperimen. Ternyata, performa ketiga kelompok eksperimen yang mendengarkan binaural beats meningkat, sedangkan performa kelompok kontrol menurun secara signifikan," tambah Naila.
tulis komentar anda