Sejumlah Akademisi Suarakan Pengendalian Tembakau di Kalangan Anak-anak dan Remaja
Senin, 14 Juni 2021 - 16:20 WIB
"Untuk itu memang terus perlu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi persoalan ini. Kehadiran AAKPT ini akan sangat berarti agar isu pengendalian tembako ini bisa terus dikomunikasikan,” ungkap Nancy dalam keterangan persnya, Senin (14/6).
Sekjen AAKPT, Dr. Lestari Nurhajati mengatakan, Empat dari 7 penyebab merokok pada anak-anak dan remaja itu adalah masalah komunikasi. "Misalnya ketika mereka melihat promosi dan bungkus rokok di berbagai warung dan toko, lalu ketika mereka melihat iklan rokok di televisi, melihat iklan rokok di media luar ruang, juga ketika mereka melihat iklan rokok maupun asosiasi produk rokok di media sosial," kata Lestari Nurhajati.
Wakil Ketua 1 AAKPT Dr. Frida Kusumastuti mengatakan keberadaan Aliansi akademisi komunikasi untuk pengendalian tembakau ini merupakan satu-satunya lembaga di Indonesia yang konsen terkait kebijakan pengendalian tembako untuk anak-anak dan remaja.
"Biasanya perhatian pengendalian tembakau itu lebih mendapatkan perhatian kalangan kedokteran atau kesehatan, ekonomi, dan hukum. Tapi kami melihat betapa pentingnya ilmu komunikasi masuk dalam upaya pengendalian tembakau.” Kata Frida Kusumastuti.
“Kami akan mengupayakan konstribusi komunikasi di setiap isu pengendalian tembakau.” Jelas Frida, yang juga dosen Prodi Ilmu Komunikasi UMM.
AAKPT berdiri tanggal 31 Mei 2021, bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day) beranggotakan para akademisi Komunikasi dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia yang peduli pada isu pengendalian tembakau. Sekaligus, ini merupakan salah satu wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi terkait dengan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Sekjen AAKPT, Dr. Lestari Nurhajati mengatakan, Empat dari 7 penyebab merokok pada anak-anak dan remaja itu adalah masalah komunikasi. "Misalnya ketika mereka melihat promosi dan bungkus rokok di berbagai warung dan toko, lalu ketika mereka melihat iklan rokok di televisi, melihat iklan rokok di media luar ruang, juga ketika mereka melihat iklan rokok maupun asosiasi produk rokok di media sosial," kata Lestari Nurhajati.
Wakil Ketua 1 AAKPT Dr. Frida Kusumastuti mengatakan keberadaan Aliansi akademisi komunikasi untuk pengendalian tembakau ini merupakan satu-satunya lembaga di Indonesia yang konsen terkait kebijakan pengendalian tembako untuk anak-anak dan remaja.
"Biasanya perhatian pengendalian tembakau itu lebih mendapatkan perhatian kalangan kedokteran atau kesehatan, ekonomi, dan hukum. Tapi kami melihat betapa pentingnya ilmu komunikasi masuk dalam upaya pengendalian tembakau.” Kata Frida Kusumastuti.
“Kami akan mengupayakan konstribusi komunikasi di setiap isu pengendalian tembakau.” Jelas Frida, yang juga dosen Prodi Ilmu Komunikasi UMM.
AAKPT berdiri tanggal 31 Mei 2021, bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day) beranggotakan para akademisi Komunikasi dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia yang peduli pada isu pengendalian tembakau. Sekaligus, ini merupakan salah satu wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi terkait dengan Pengabdian Kepada Masyarakat.
(mpw)
tulis komentar anda