AHY: Orang Tua Khawatir Anak-anak Sekolah di Tengah Pandemi Corona
Jum'at, 29 Mei 2020 - 19:31 WIB
JAKARTA - Rencana pembukaan sekolah pada 13 Juli 2020 sepertinya tidak akan berjalan mulus. Para orang tua khawatir akan keselamatan anaknya ketika beraktivitas di luar rumah.
(Baca juga: WNI di Luar Negeri Sembuh Covid-19 Naik Menjadi 484 Sembuh)
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan wacana kenormalan baru dan pembukaan sekolah menimbulkan dilema. Pembukaan sekolah tentu menandai aktivitas pendidikan seperti biasanya.
"Di sisi lain, kita menangkap kekhawatiran orang tua soal kesiapan sekolah menerima kembali anak-anak ditengah risiko tinggi terpapar Covid-19," ujarnya melalui akun twitter @AgusYudhoyono, Jumat (29/5/2020).
(Baca juga: Vaksin Corona Belum Ada, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan dan Tetap Produktif)
Kekhawatiran itu wajar karena penyebaran virus Sars Cov-II belum ada tanda akan mereda. AHY mengutip data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang menyebutkan sebanyak 5,5 persen pasien positif adalah anak-anak.
"Ini belum termasuk pasien (anak) dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan yang menurut WHO harunsya diumumkan. Padahal, transparansi data adalah acuan utama untuk memahami situasi ini," terangnya.
Pemerintah, menurutnya, perlu memberikan informasi yang lengkap dan transparan terkait penyebaran virus Sars Cov-II saat ini. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu juga mendesak pemerintah menjelaskan langkah-langkah konkret pencegahan risiko penyebaran virus yang lebih besar dalam menghadapi kenormalan baru, khususnya, pada anak-anak.
Beberapa organisasi profesi tenaga pendidik, seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), pun meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk tidak tergesa-gesa membuka sekolah di tengah pandemi Covid-19.
Semua menyuarakan keselamatan para guru dan siswa-siswi harus diutamakan. Baik PGRI maupun FSGI menyarankan tetap menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama penyebaran virus Sars Cov-II belum bisa diredam. Namun, Kemendikbud harus menyiapkan secara matang segala sesuatunya.
"Catatannya pemerintah menyiapkan model PJJ. Jangan semua diserahkan kepada guru. Kasihan gurunya mereka-reka," ujar Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi.
AHY sendiri menerangkan data, fakta, dan langkah nyata dari pemerintah itu penting untuk meyakinkan para orang tua. "Bahwa pemerintah hadir untuk memastikan keamanan dan kesehatan anak-anak saat kembali beraktivitas di luar rumah. Bebas dari ancaman Covid-19," pungkasnya.
(Baca juga: WNI di Luar Negeri Sembuh Covid-19 Naik Menjadi 484 Sembuh)
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan wacana kenormalan baru dan pembukaan sekolah menimbulkan dilema. Pembukaan sekolah tentu menandai aktivitas pendidikan seperti biasanya.
"Di sisi lain, kita menangkap kekhawatiran orang tua soal kesiapan sekolah menerima kembali anak-anak ditengah risiko tinggi terpapar Covid-19," ujarnya melalui akun twitter @AgusYudhoyono, Jumat (29/5/2020).
(Baca juga: Vaksin Corona Belum Ada, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan dan Tetap Produktif)
Kekhawatiran itu wajar karena penyebaran virus Sars Cov-II belum ada tanda akan mereda. AHY mengutip data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang menyebutkan sebanyak 5,5 persen pasien positif adalah anak-anak.
"Ini belum termasuk pasien (anak) dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan yang menurut WHO harunsya diumumkan. Padahal, transparansi data adalah acuan utama untuk memahami situasi ini," terangnya.
Pemerintah, menurutnya, perlu memberikan informasi yang lengkap dan transparan terkait penyebaran virus Sars Cov-II saat ini. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu juga mendesak pemerintah menjelaskan langkah-langkah konkret pencegahan risiko penyebaran virus yang lebih besar dalam menghadapi kenormalan baru, khususnya, pada anak-anak.
Beberapa organisasi profesi tenaga pendidik, seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), pun meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk tidak tergesa-gesa membuka sekolah di tengah pandemi Covid-19.
Semua menyuarakan keselamatan para guru dan siswa-siswi harus diutamakan. Baik PGRI maupun FSGI menyarankan tetap menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama penyebaran virus Sars Cov-II belum bisa diredam. Namun, Kemendikbud harus menyiapkan secara matang segala sesuatunya.
"Catatannya pemerintah menyiapkan model PJJ. Jangan semua diserahkan kepada guru. Kasihan gurunya mereka-reka," ujar Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi.
AHY sendiri menerangkan data, fakta, dan langkah nyata dari pemerintah itu penting untuk meyakinkan para orang tua. "Bahwa pemerintah hadir untuk memastikan keamanan dan kesehatan anak-anak saat kembali beraktivitas di luar rumah. Bebas dari ancaman Covid-19," pungkasnya.
(maf)
tulis komentar anda