Lepas 88 Wisudawan, Ini Wejangan Rektor Universitas Jember
Sabtu, 11 September 2021 - 16:29 WIB
“Saya berusaha mencari beasiswa non Bidikmisi dan alhamdulillah bisa dapat beasiswa jangka pendek, dan itu sangat membantu selama menyelesaikan proses pendidikan saya di kampus Tegalboto,” imbuhnya. Tidak cukup dengan beasiswa saja, untuk mendukung perkuliahannya, sejak semester 5 Medina mulai terlibat dalam beberapa penelitian dosen. Bahkan salah satu penelitian yang dia ikuti dilanjutkan hingga menjadi skripsi.
“Jadi waktu itu saya membantu penelitian dosen sekaligus belajar bagaimana melaksanakan sebuah penelitian. Alhamdulillah saya sangat terbantu sekali dalam proses penyelesaian skripsi dengan biaya yang relatif lebih murah,” jelas gadis kelahiran Sorong, Provinsi Papua Barat ini.
Melakukan penelitian di tengah pandemi Covid-19 tentu tidak mudah bagi Medina. Terlebih lagi jumlah mahasiswa yang bisa melakukan penelitian pun dibatasi untuk meminimalkan resiko terpapar Covid-19. “Karena praktikum di laboratorium ini berbeda dengan perkuliahan yang bisa dilakukan secara online. Penelitian di laboratorium Fakultas Farmasi tidak bisa leluasa, bahkan sempat terhenti beberapa kali, sehingga mempengaruhi penelitian dosen dan skripsi saya,” lanjut Medina.
Jika Medina menjadi lulusan terbaik dari Fakultas Farmasi, maka wisudawan dari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Alfi Khusniatin, S.Pd., menjadi peraih IPK tertinggi di jenjang sarjana dalam wisuda kali ini. Gadis asal Banyuwangi ini meraih IPK 3,93 setelah menjalani kuliah selama 3 tahun 10 bulan dan 15 hari. Sementara itu Ahmad Fahmi Hafidz, A.Md., mencetak IPK 3,86 setelah kuliah selama 2 tahun11 bulan 23 hari di Program Diploma 3 Akuntansi FEB sehingga berhak menjadi yang terbaik di jenjang diploma.
“Jadi waktu itu saya membantu penelitian dosen sekaligus belajar bagaimana melaksanakan sebuah penelitian. Alhamdulillah saya sangat terbantu sekali dalam proses penyelesaian skripsi dengan biaya yang relatif lebih murah,” jelas gadis kelahiran Sorong, Provinsi Papua Barat ini.
Melakukan penelitian di tengah pandemi Covid-19 tentu tidak mudah bagi Medina. Terlebih lagi jumlah mahasiswa yang bisa melakukan penelitian pun dibatasi untuk meminimalkan resiko terpapar Covid-19. “Karena praktikum di laboratorium ini berbeda dengan perkuliahan yang bisa dilakukan secara online. Penelitian di laboratorium Fakultas Farmasi tidak bisa leluasa, bahkan sempat terhenti beberapa kali, sehingga mempengaruhi penelitian dosen dan skripsi saya,” lanjut Medina.
Jika Medina menjadi lulusan terbaik dari Fakultas Farmasi, maka wisudawan dari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Alfi Khusniatin, S.Pd., menjadi peraih IPK tertinggi di jenjang sarjana dalam wisuda kali ini. Gadis asal Banyuwangi ini meraih IPK 3,93 setelah menjalani kuliah selama 3 tahun 10 bulan dan 15 hari. Sementara itu Ahmad Fahmi Hafidz, A.Md., mencetak IPK 3,86 setelah kuliah selama 2 tahun11 bulan 23 hari di Program Diploma 3 Akuntansi FEB sehingga berhak menjadi yang terbaik di jenjang diploma.
(mpw)
tulis komentar anda