Gagas Listrik dari Sampah, Mahasiswa IPB University Juarai Kompetisi Nasional
Rabu, 22 September 2021 - 14:50 WIB
Truk sampah akan mengangkut sebanyak 2,5 ton sampah dari mesin sesuai dengan kapasitas angkut truk sampah. Sebelum memasuki PLTSa, tambahnya, sampah akan dipindai dan ditimbang untuk memastikan kesesuaian jumlah sampah yang masuk.
Truk yang membawa sampah kering akan memasukkan sampah ke sistem gasifikasi untuk langsung dibakar. Sedangkan sampah yang basah akan diolah terlebih dahulu untuk mengurangi jumlah airnya.
"Selain mengolah sampah dengan proses gasifikasi, PLTSa juga mengolah gas metan hasil timbunan sampah untuk dijadikan listrik. Air lindi yang dihasilkan dari penimbunan sampah akan diolah terlebih dahulu agar tidak mencemari tanah, air tanah, air sungai, lahan pertanian, dan udara di sekitar fasilitas Trust In Trash," kata Tiara.
Dari gagasannya yang cemerlang tersebut, Tim Kujang tak hanya mendapat juara. Mereka juga dianugerahi penghargaan khusus pada kemampuan analisis teknologi dan bisnis yang tahan dan berimbang.
Kesuksesan tersebut tentu tidak lepas dari usaha Dr Feryanto, dosen IPB University dalam mendampingi selama mengikuti kompetisi. Selain itu, Tim Kujang juga mendapat bimbingan dari dosen-dosen lain yang memiliki kepakaran dalam bidang ilmu manajemen operasi seperti Dr Eko Ruddy Cahyadi, Nisa Zahra, serta Ani Nur Aisyah. Dosen pendamping dan pembina memiliki peran yang sangat penting dalam memberi saran, pandangan, serta arahan.
"Ide yang digagas oleh Tim Kujang (Syalma, Fahmi dan Tiara) untuk menyumbangkan ide kreatif agar pengelolaan sampah sebagai sumber energi bersih dan terjangkau bisa diwujudkan untuk mendukung percepatan pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs),” ujar Dr Feryanto sebagai dosen pendamping dan juga dosen di Departemen Agribisnis- Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Truk yang membawa sampah kering akan memasukkan sampah ke sistem gasifikasi untuk langsung dibakar. Sedangkan sampah yang basah akan diolah terlebih dahulu untuk mengurangi jumlah airnya.
"Selain mengolah sampah dengan proses gasifikasi, PLTSa juga mengolah gas metan hasil timbunan sampah untuk dijadikan listrik. Air lindi yang dihasilkan dari penimbunan sampah akan diolah terlebih dahulu agar tidak mencemari tanah, air tanah, air sungai, lahan pertanian, dan udara di sekitar fasilitas Trust In Trash," kata Tiara.
Dari gagasannya yang cemerlang tersebut, Tim Kujang tak hanya mendapat juara. Mereka juga dianugerahi penghargaan khusus pada kemampuan analisis teknologi dan bisnis yang tahan dan berimbang.
Kesuksesan tersebut tentu tidak lepas dari usaha Dr Feryanto, dosen IPB University dalam mendampingi selama mengikuti kompetisi. Selain itu, Tim Kujang juga mendapat bimbingan dari dosen-dosen lain yang memiliki kepakaran dalam bidang ilmu manajemen operasi seperti Dr Eko Ruddy Cahyadi, Nisa Zahra, serta Ani Nur Aisyah. Dosen pendamping dan pembina memiliki peran yang sangat penting dalam memberi saran, pandangan, serta arahan.
"Ide yang digagas oleh Tim Kujang (Syalma, Fahmi dan Tiara) untuk menyumbangkan ide kreatif agar pengelolaan sampah sebagai sumber energi bersih dan terjangkau bisa diwujudkan untuk mendukung percepatan pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs),” ujar Dr Feryanto sebagai dosen pendamping dan juga dosen di Departemen Agribisnis- Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
(zik)
tulis komentar anda