Ingin Tembus CPNS dan Beasiswa? Ini Resep dari Dewan Eksekutif BAN-PT
Rabu, 06 Oktober 2021 - 01:05 WIB
Akreditasi memanglah seperti sebuah ujian bagi kampus. Akan tetapi, yang dinilai dari akreditasi bukanlah kemampuan intelektual semata. Melainkan, bagaimana kualitas kampus tersebut dapat bermanfaat di tengah masyarakat.
“Artinya, kita juga menilai, bagaimana kontribusi kampus kepada masyarakat dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Jadi tidak hanya mempertimbangkan mahasiswa IPK nya berapa, tapi juga setelah lulus mereka bekerja dimana, bekerja jadi apa, dan bagaimana ide dan inovasi di kampus bisa berperan bagi masyarakat, itu semua dinilai,” lanjut Fauzy.
Agar mempermudah kepada masyarakat, Dr. Junaidi, M.Hum selaku Rektor Universitas Lancang Kuning dan ketua panitia kegiatan, memberikan contoh yang sederhana yaitu penggunaan teknologi terintegrasi berupa sistem akademik berbasis cloud (Siakadcloud) yang bisa didapatkan di internet.
Dengan sistem, Junaidi mencontohkan bahwa ketika dosen dan mahasiswa melakukan perkuliahan online lewat Zoom, maka kehadiran sekaligus nilainya dalam perkuliahan akan tercatat secara otomatis di rapor mahasiswa maupun di Pangkalan Data Pemerintah. Formulir-formulir penilaian akreditasi juga dapat dibuat secara otomatis berbasis aktivitas civitas akademika yang sudah dilakukan lewat sistem.
“Sehingga kami di Universitas Lancang Kuning, bisa fokus dengan aktivitas mengajar, aktivitas pengabdian kepada masyarakat karena administrasinya kita serahkan saja kepada sistem akademik berbasis cloud. Lagipula, kalau dosen dan mahasiswa masih sibuk nulis-nulis administrasi, dan ini memang biasa terjadi di Indonesia, kapan kita akan kerjanya untuk meningkatkan kualitas?,” tegas Junaidi.
“Artinya, kita juga menilai, bagaimana kontribusi kampus kepada masyarakat dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Jadi tidak hanya mempertimbangkan mahasiswa IPK nya berapa, tapi juga setelah lulus mereka bekerja dimana, bekerja jadi apa, dan bagaimana ide dan inovasi di kampus bisa berperan bagi masyarakat, itu semua dinilai,” lanjut Fauzy.
Agar mempermudah kepada masyarakat, Dr. Junaidi, M.Hum selaku Rektor Universitas Lancang Kuning dan ketua panitia kegiatan, memberikan contoh yang sederhana yaitu penggunaan teknologi terintegrasi berupa sistem akademik berbasis cloud (Siakadcloud) yang bisa didapatkan di internet.
Dengan sistem, Junaidi mencontohkan bahwa ketika dosen dan mahasiswa melakukan perkuliahan online lewat Zoom, maka kehadiran sekaligus nilainya dalam perkuliahan akan tercatat secara otomatis di rapor mahasiswa maupun di Pangkalan Data Pemerintah. Formulir-formulir penilaian akreditasi juga dapat dibuat secara otomatis berbasis aktivitas civitas akademika yang sudah dilakukan lewat sistem.
“Sehingga kami di Universitas Lancang Kuning, bisa fokus dengan aktivitas mengajar, aktivitas pengabdian kepada masyarakat karena administrasinya kita serahkan saja kepada sistem akademik berbasis cloud. Lagipula, kalau dosen dan mahasiswa masih sibuk nulis-nulis administrasi, dan ini memang biasa terjadi di Indonesia, kapan kita akan kerjanya untuk meningkatkan kualitas?,” tegas Junaidi.
(mpw)
tulis komentar anda