Rektor Dorong Lulusan Universitas Jember Berwirausaha
Sabtu, 09 Oktober 2021 - 16:13 WIB
Namun siapa sangka, keberhasilan Devita dalam menyelesaikan pendidikan rupanya menyimpan sekelumit kisah menarik. Keinginannya menjadi seorang tenaga kesehatan muncul sejak ia mengetahui nenek yang telah membesarkannya sejak kecil meninggal karena penyakit tekanan darah terlalu tinggi. “Itulah sebabnya saya sangat ingin menjadi tenaga kesehatan agar saya memahami banyak tentang berbagai penyakit dan berharap tidak ada kejadian yang seperti itu lagi di keluarga saya,” ujarnya saat diwawancarai tim Humas Universitas Jember secara terpisah.
Besar dari keluarga petani yang sederhana tidak membuatnya putus asa untuk melanjutkan pendidikan. Walau hasil bertani orang tuanya hanya cukup untuk dimakan, Devita tetap ingin melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan. Oleh karena itu, Devita sangat berharap dapat diterima dalam program beasiswa Bidikmisi. “Walaupun harus bersaing dengan banyak peserta untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi, namun saya tetap berusaha mencobanya. Tetapi sebelum mendaftar ke Universitas Jember saya menjelaskan kepada orangtua apabila tidak mendapatkan Bidikmisi maka masih ada kemungkinan mendapatkan Uang Kuliah Tunggal terendah. Alhamdulillah ternyata lolos seleksi Bidikmisi,” jelas Devita.
Kuliah di kota yang jauh dari orang tua rupanya tidaklah semudah yang Devita bayangkan. Diawal perkuliahan pada semester satu, sering kali dia menangis karena merasa kesepian jauh dari orang tuanya. Namun hal itu tidak bertahan begitu lama. Kesibukannya di beberapa organisasi kampus membuatnya tidak lagi merasa kesepian. “Saya ikut kegiatan banyak di kampus mulai dari Unit Kegiatan Mahasiswa musik, olahraga, sosial dan beragam kegiatan lainnya. Dari situ saya mendapatkan banyak teman entah itu senior atau teman seangkatan,” lanjut Devita.
Tidak mudah bagi Devita untuk bertahan di tengah keterbatasan. Uang beasiswa yang dia dapatkan rupanya tidak bisa mencukupi untuk kebutuhan selama di Jember. Namun putri pertama pasangan Kirmanto dan Warsini ini rupanya berpegang teguh pada pesan kedua orang tuanya untuk selalu semangat dalam berjuang. “Saya selalu ingat pesan orangtua saya, jangan kalah dengan keadaan karena jika kita berusaha dan berdoa maka insyaallah kita bisa mengubah keadaan, caranya membuktikan bahwa kita bisa menjadi yang terbaik,” tuturnya.
Devita kini mensyukuri pencapaian yang telah dia raih. Kendati belum berhak menyandang gelar ners rupanya Devita sudah banyak memberikan manfaat bagi para tetangga sekitarnya. “Alhamdullillah setelah saya lulus Fakultas Keperawatan, banyak tetangga di Magetan yang datang ke rumah untuk sekedar meminta tensi atau berkonsultasi terkait kesehatannya,” pungkasnya.
Dalam wisuda kali ini terdapat 898 lulusan dari jenjang doktoral, magister, sarjana dan diploma yang mengikuti upacara wisuda periode I tahun akademik 2021/2022. Lulusan Program Studi Agrobisnis Fakultas Pertanian, Dina Roffida Haqqi Daqianus, SP., menjadi peraih IPK tertinggi di jenjang sarjana dalam wisuda kali ini. Gadis asli Jember ini meraih IPK 3,96 setelah menjalani kuliah selama 3 tahun 11 bulan dan 26 hari.
Besar dari keluarga petani yang sederhana tidak membuatnya putus asa untuk melanjutkan pendidikan. Walau hasil bertani orang tuanya hanya cukup untuk dimakan, Devita tetap ingin melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan. Oleh karena itu, Devita sangat berharap dapat diterima dalam program beasiswa Bidikmisi. “Walaupun harus bersaing dengan banyak peserta untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi, namun saya tetap berusaha mencobanya. Tetapi sebelum mendaftar ke Universitas Jember saya menjelaskan kepada orangtua apabila tidak mendapatkan Bidikmisi maka masih ada kemungkinan mendapatkan Uang Kuliah Tunggal terendah. Alhamdulillah ternyata lolos seleksi Bidikmisi,” jelas Devita.
Kuliah di kota yang jauh dari orang tua rupanya tidaklah semudah yang Devita bayangkan. Diawal perkuliahan pada semester satu, sering kali dia menangis karena merasa kesepian jauh dari orang tuanya. Namun hal itu tidak bertahan begitu lama. Kesibukannya di beberapa organisasi kampus membuatnya tidak lagi merasa kesepian. “Saya ikut kegiatan banyak di kampus mulai dari Unit Kegiatan Mahasiswa musik, olahraga, sosial dan beragam kegiatan lainnya. Dari situ saya mendapatkan banyak teman entah itu senior atau teman seangkatan,” lanjut Devita.
Tidak mudah bagi Devita untuk bertahan di tengah keterbatasan. Uang beasiswa yang dia dapatkan rupanya tidak bisa mencukupi untuk kebutuhan selama di Jember. Namun putri pertama pasangan Kirmanto dan Warsini ini rupanya berpegang teguh pada pesan kedua orang tuanya untuk selalu semangat dalam berjuang. “Saya selalu ingat pesan orangtua saya, jangan kalah dengan keadaan karena jika kita berusaha dan berdoa maka insyaallah kita bisa mengubah keadaan, caranya membuktikan bahwa kita bisa menjadi yang terbaik,” tuturnya.
Devita kini mensyukuri pencapaian yang telah dia raih. Kendati belum berhak menyandang gelar ners rupanya Devita sudah banyak memberikan manfaat bagi para tetangga sekitarnya. “Alhamdullillah setelah saya lulus Fakultas Keperawatan, banyak tetangga di Magetan yang datang ke rumah untuk sekedar meminta tensi atau berkonsultasi terkait kesehatannya,” pungkasnya.
Dalam wisuda kali ini terdapat 898 lulusan dari jenjang doktoral, magister, sarjana dan diploma yang mengikuti upacara wisuda periode I tahun akademik 2021/2022. Lulusan Program Studi Agrobisnis Fakultas Pertanian, Dina Roffida Haqqi Daqianus, SP., menjadi peraih IPK tertinggi di jenjang sarjana dalam wisuda kali ini. Gadis asli Jember ini meraih IPK 3,96 setelah menjalani kuliah selama 3 tahun 11 bulan dan 26 hari.
(mpw)
tulis komentar anda