Good Doctor-LSPR Kolaborasi Program Edukasi Kesehatan Generasi Muda
Sabtu, 30 Oktober 2021 - 17:17 WIB
"Dengan bermitra dengan LSPR, semakin banyak kaum muda yang dapat mengakses aplikasi kami dan bersama-sama, kami berkomitmen untuk menyediakan informasi kesehatan yang terpercaya yang dapat meningkatkan literasi digital dan memperkuat pemikiran dari kaum muda. Pemberdayaan kaum muda akan mendorong mereka untuk membuat keputusan yang lebih tepat tentang kesehatan mereka untuk jangka panjang.”
Rektor LSPR Communication & Business Institute Dr. Andre Ikhsano menyebutkan, LSPR juga memiliki semangat yang sama. “Kami sadar betul kesehatan adalah investasi penting untuk negara. Karena itu sebagai institusi pendidikan kami harus terlibat aktif dalam meningkatkan literasi kesehatan generasi muda. Kolaborasi ini adalah salah satu cara efektif untuk mewujudkannya.” terang dia.
Pada Oktober ini, bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kesehatan Mental Sedunia, topik webinar yang diangkat adalah “Kesehatan Mental untuk Semua: Mari Kita Wujudkan!”, yang diakui oleh Kementerian Kesehatan sebagai topik kesehatan yang penting untuk disampaikan kepada kaum muda, terkait meningkatnya prevalensi masalah kesehatan mental terutama di masa pandemi ini.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan adanya lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami masalah mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami depresi. Saat ini, prevalensinya di Indonesia meningkat tajam, yaitu 1 dari 5 orang atau 20% dari populasi berisiko mengalami masalah kesehatan mental. Artinya masalah kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak muda.
Menurut Jenyffer, M.Psi, Psikolog Klinis, situasi pandemi Covid-19 membuat milenial sangat rentan mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan ansietas. Situasi pandemi membuat mereka sering kali merasa diabaikan, terbatasnya ruang untuk mengekspresikan diri dan bersosialisasi.
“Adapun yang dapat dilakukan anak muda agar kuat mental selama pandemi menurut Jennyfer adalah: melihat rasa cemas sebagai alat bantu untuk mengambil tindakan agar tetap bisa berkembang dalam situasi sulit, temukan cara baru untuk berinteraksi dengan teman, fokus pada diri sendiri agar bisa menemukan cara produktif untuk bertahan di masa pandemi,” jelasnya.
Rektor LSPR Communication & Business Institute Dr. Andre Ikhsano menyebutkan, LSPR juga memiliki semangat yang sama. “Kami sadar betul kesehatan adalah investasi penting untuk negara. Karena itu sebagai institusi pendidikan kami harus terlibat aktif dalam meningkatkan literasi kesehatan generasi muda. Kolaborasi ini adalah salah satu cara efektif untuk mewujudkannya.” terang dia.
Pada Oktober ini, bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kesehatan Mental Sedunia, topik webinar yang diangkat adalah “Kesehatan Mental untuk Semua: Mari Kita Wujudkan!”, yang diakui oleh Kementerian Kesehatan sebagai topik kesehatan yang penting untuk disampaikan kepada kaum muda, terkait meningkatnya prevalensi masalah kesehatan mental terutama di masa pandemi ini.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan adanya lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami masalah mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami depresi. Saat ini, prevalensinya di Indonesia meningkat tajam, yaitu 1 dari 5 orang atau 20% dari populasi berisiko mengalami masalah kesehatan mental. Artinya masalah kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak muda.
Menurut Jenyffer, M.Psi, Psikolog Klinis, situasi pandemi Covid-19 membuat milenial sangat rentan mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan ansietas. Situasi pandemi membuat mereka sering kali merasa diabaikan, terbatasnya ruang untuk mengekspresikan diri dan bersosialisasi.
“Adapun yang dapat dilakukan anak muda agar kuat mental selama pandemi menurut Jennyfer adalah: melihat rasa cemas sebagai alat bantu untuk mengambil tindakan agar tetap bisa berkembang dalam situasi sulit, temukan cara baru untuk berinteraksi dengan teman, fokus pada diri sendiri agar bisa menemukan cara produktif untuk bertahan di masa pandemi,” jelasnya.
(mpw)
tulis komentar anda