Sampoerna Academy Gelar HEARTs Workshop Edukasi Interaktif bagi Anak Indonesia
Senin, 01 November 2021 - 23:04 WIB
JAKARTA - Sekolah interkultural dan pionir STEAM di Indonesia, Sampoerna Academy menegaskan komitmennya untuk selalu memberikan pendidikan terbaik di Indonesia demi mendorong lahirnya generasi masa depan yang mampu bersaing secara global serta berempati tinggi terhadap isu sosial dan keberlanjutan.
Melalui program “Healing Earth Through Arts (HEARTs) yang merupakan bagian dari peringatan United Nations Day yang jatuh pada Oktober, Sampoerna Academy berkolaborasi dengan komunitas Rumah Main STrEAM mengadakan kegiatan edukasi interaktif yang menyenangkan bagi anak-anak dalam memanfaatkan barang bekas menjadi karya seni dengan menggunakan pendekatan Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics (STEAM).
Maharsi Palupining Rini, S. S, National Principal of Sampoerna Academy Surabaya mengungkapkan misi Sampoerna Academy untuk selalu memberikan pendidikan terbaik di Indonesia sejalan dengan salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDG) yaitu memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.
“Sebagai institusi pendidikan, penting sekali bagi kami untuk terus mendukung program TPB dengan mendorong lahirnya generasi masa depan yang kritis, mampu bersaing, serta memiliki cita-cita menciptakan dunia lebih baik lagi. Tahun ini merefleksikan situasi saat ini, program UN Week lebih dari sekedar perayaan tetapi juga menitikberatkan akan kesadaran sosial dan empati para siswa dan generasi muda pada isu-isu keberlanjutan dan perubahan iklim sejak usia dini,” ungkapnya di Jakarta.
Hal senada juga diungkapkan oleh Yuni Widiastuti, Founder & Inisiator Komunitas Ibu Rumah Main STrEAM. Menurutnya, melalui kesempatan bermain yang baru saja dilakukan bersama, pihaknya semakin sadar dan optimis bahwa peran orang tua serta masyarakat begitu berharga dalam mendampingi keterampilan abad 21 anak-anaknya.
"Saat ini disrupsi sedang terjadi, salah satunya yaitu adanya disrupsi dalam perubahan iklim dan lingkungan bumi kita. Apakah akan ada bumi kedua untuk kita? Tentu pertanyaan ini hanya dapat dijawab oleh anak-anak kita saat mereka kelak sudah dewasa,” katanya.
Melalui program “Healing Earth Through Arts (HEARTs) yang merupakan bagian dari peringatan United Nations Day yang jatuh pada Oktober, Sampoerna Academy berkolaborasi dengan komunitas Rumah Main STrEAM mengadakan kegiatan edukasi interaktif yang menyenangkan bagi anak-anak dalam memanfaatkan barang bekas menjadi karya seni dengan menggunakan pendekatan Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics (STEAM).
Maharsi Palupining Rini, S. S, National Principal of Sampoerna Academy Surabaya mengungkapkan misi Sampoerna Academy untuk selalu memberikan pendidikan terbaik di Indonesia sejalan dengan salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDG) yaitu memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.
“Sebagai institusi pendidikan, penting sekali bagi kami untuk terus mendukung program TPB dengan mendorong lahirnya generasi masa depan yang kritis, mampu bersaing, serta memiliki cita-cita menciptakan dunia lebih baik lagi. Tahun ini merefleksikan situasi saat ini, program UN Week lebih dari sekedar perayaan tetapi juga menitikberatkan akan kesadaran sosial dan empati para siswa dan generasi muda pada isu-isu keberlanjutan dan perubahan iklim sejak usia dini,” ungkapnya di Jakarta.
Hal senada juga diungkapkan oleh Yuni Widiastuti, Founder & Inisiator Komunitas Ibu Rumah Main STrEAM. Menurutnya, melalui kesempatan bermain yang baru saja dilakukan bersama, pihaknya semakin sadar dan optimis bahwa peran orang tua serta masyarakat begitu berharga dalam mendampingi keterampilan abad 21 anak-anaknya.
"Saat ini disrupsi sedang terjadi, salah satunya yaitu adanya disrupsi dalam perubahan iklim dan lingkungan bumi kita. Apakah akan ada bumi kedua untuk kita? Tentu pertanyaan ini hanya dapat dijawab oleh anak-anak kita saat mereka kelak sudah dewasa,” katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda