Dinilai Urgen, Sejumlah Kalangan Dorong Pembahasan RUU Pendidikan Kedokteran

Senin, 29 November 2021 - 09:23 WIB
I DO NU/Mahasiswi Nahdliyin di Universitas Indonesia mendorong pemerintah dan DPR RI untuk membahas RUU Pendidikan Kedokteran. Foto/Ist
JAKARTA - Indonesia Development Outlook – Nahdlatul Ulama (I DO NU)/Mahasiswi Nahdliyin di Universitas Indonesia mendorong pemerintah dan DPR RI untuk membahas RUU Pendidikan Kedokteran. Hal itu mengingat RUU tersebut sangat urgent dan relevan untuk dikaji ulang terkait dengan pandemi Covid-19 saat ini.

Kepala Pesantren Mahasiswi Al Hikam Depok, dr. Syifa menyebutkan ada beberapa isu yang urgent, antara lain penyesuaian kurikulum terhadap perkembangan teknologi, peningkatan kualitas SDM, dan standardisasi institusi pendidikan kedokteran yang berdampak pada lulusan kedokteran di Indonesia.





dr. Syifa menambahkan, isu lain yang juga perlu diperhatikan adalah mengenai cost untuk menyelesaikan pendidikan kedokteran yang berdampak terhadap jumlah tenaga kesehatan dan pemerataan tenaga kesehatan di Indonesia.

"Diharapkan kebijakan tersebut dapat dibangun sebagai kebijakan yang berbasis ilmiah sehingga menjadi optimal bagi terbentuknya sistem kesehatan nasional," kata dia dalam webinar bertajuk “Mengkaji RUU Pendidikan Kedokteran,” Minggu (28/11/2021).

Ketua bidang pendidikan PB IDI, dr. Titi Savitri Prihatiningsih, M. Med. Ed., Ph.D., menyoroti meningkatnya masalah dalam bidang kesehatan, salah satunya ialah maldistribusi kondisi kurangnya tenaga dokter, perawat, dan bidan di beberapa negara di dunia.



Titi yang juga merupakan President SEARAME (South East Asia Regional Association for Medical Education) menyampaikan bahwa distribusi dokter umum dan spesialis di Indonesia masih terkonsentrasi di kota-kota besar provinsi utama, berbanding pada banyaknya jumlah fakultas-fakultas kedokteran yang ada di setiap provinsi.

Meski Indonesia telah mencanangkan Universal Health Coverage dengan BPJS, apabila dokter setempat tidak tersedia, maka akses pelayanan juga tidak akan ada.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More