Era New Normal, Pendidikan Jarak Jauh Tetap Jadi Prioritas
Senin, 08 Juni 2020 - 08:25 WIB
Evy menambahkan, aktivitas dan tugas pembelajaran pada sistem pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan bervariasi disesuaikan dengan minat siswa, serta akses atau fasilitas belajar di rumah. Pembelajaran jarak jauh ini hadir untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna tanpa harus membebani guru dan siswa dalam menyelesaikan kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.
Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan (Kemenkes, Erna Mulati mengatakan Kemenkes bersama Kemendikbud akan membuat protokol kesehatan dalam pelaksanaan pembelajaran di era kenormalan baru. Protokol kesehatan di sekolah saat ini sedang disusun dan akan dibahas bersama beberapa pihak terkait pada pekan depan.
“Protokol kesehatan ini nanti bicara secara rinci. Tentunya protokol ini difokuskan pada wilayah zona hijau, tidak terkait dengan zona merah dan kuning,” terang Erna.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyadari kesehatan dan keselamatan hidup dari para peserta didik menjadi faktor utama dalam penyelenggaraan pendidikan di tengah pandemi. Namun, dirinya meminta pembukaan kembali sekolah juga disesuaikan dengan tingkat penyebaran serta kemampuan pemerintah dalam mengelola bidang pendidikan di era kenormalan baru.
“Jangan sampai anak-anak mengejar supaya bisa bertemu teman-temannya justru membuat korban tambah banyak. Saya kira itu harus diperhitungkan semua,” papar pria yang akrab dipanggil Kak Seto.
Semua kebijakan yang ditetapkan pemerintah hendaknya menghargai hak dari keluarga seperti anak-anak dan juga orang tua. Jika masih ada ketakutan, termasuk di daerah zona hijau, sebaiknya pembukaan sekolah perlu dipertimbangkan kembali.
Terkait pendidikan jarak jauh, Kak Seto menyarankan agar modul-modul pembelajaran yang disiapkan pemerintah harus tetap disosialisasikan kepada masyarakat, khususnya menyangkut standar kompetensi yang harus dicapai dan juga kelulusan.
“Orang tua harus dilibatkan sehingga ada komunikasi dengan para guru. Hal ini akan membuat anak jauh lebih nyaman belajar di rumah,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rosyidi menilai pelaksanaan pendidikan selama masa Covid-19 seharusnya menjadi momentum untuk melakukan transformasi pendidikan.
“Bagi guru, situasi saat ini hendaknya menjadi kesempatan untuk melakukan transformasi pendidikan melalui kebiasaan-kebiasaan baru dalam pendidikan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya,” ujarnya.
Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan (Kemenkes, Erna Mulati mengatakan Kemenkes bersama Kemendikbud akan membuat protokol kesehatan dalam pelaksanaan pembelajaran di era kenormalan baru. Protokol kesehatan di sekolah saat ini sedang disusun dan akan dibahas bersama beberapa pihak terkait pada pekan depan.
“Protokol kesehatan ini nanti bicara secara rinci. Tentunya protokol ini difokuskan pada wilayah zona hijau, tidak terkait dengan zona merah dan kuning,” terang Erna.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyadari kesehatan dan keselamatan hidup dari para peserta didik menjadi faktor utama dalam penyelenggaraan pendidikan di tengah pandemi. Namun, dirinya meminta pembukaan kembali sekolah juga disesuaikan dengan tingkat penyebaran serta kemampuan pemerintah dalam mengelola bidang pendidikan di era kenormalan baru.
“Jangan sampai anak-anak mengejar supaya bisa bertemu teman-temannya justru membuat korban tambah banyak. Saya kira itu harus diperhitungkan semua,” papar pria yang akrab dipanggil Kak Seto.
Semua kebijakan yang ditetapkan pemerintah hendaknya menghargai hak dari keluarga seperti anak-anak dan juga orang tua. Jika masih ada ketakutan, termasuk di daerah zona hijau, sebaiknya pembukaan sekolah perlu dipertimbangkan kembali.
Terkait pendidikan jarak jauh, Kak Seto menyarankan agar modul-modul pembelajaran yang disiapkan pemerintah harus tetap disosialisasikan kepada masyarakat, khususnya menyangkut standar kompetensi yang harus dicapai dan juga kelulusan.
“Orang tua harus dilibatkan sehingga ada komunikasi dengan para guru. Hal ini akan membuat anak jauh lebih nyaman belajar di rumah,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rosyidi menilai pelaksanaan pendidikan selama masa Covid-19 seharusnya menjadi momentum untuk melakukan transformasi pendidikan.
“Bagi guru, situasi saat ini hendaknya menjadi kesempatan untuk melakukan transformasi pendidikan melalui kebiasaan-kebiasaan baru dalam pendidikan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya,” ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda