Peneliti UGM Kembangkan Perangkat Deteksi Dini Stunting
Sabtu, 25 Desember 2021 - 14:14 WIB
Banyak alat ukur panjang badan yang digunakan dibuat sendiri secara swadaya oleh masyarakat dan belum teruji validitasnya. Pada masa pandemi, kondisi ini semakin parah karena banyak posyandu harus ditutup untuk mencegah penularan sehingga sejumlah kader posyandu harus mendatangi rumah-rumah balita untuk melakukan pengukuran.
GAMA-KiDS sendiri pertama kali dikembangkan pada tahun 2019 dan diteliti lebih lanjut pada tahun 2020 dan 2021 melalui pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dan diuji coba pada Posyandu di Yogyakarta dan Aceh.
Sebelum diberikan kepada kader Posyandu, tim peneliti terlebih dahulu melakukan expert judgement, suatu tahapan penelitian dengan melakukan wawancara pada beberapa pakar di bidang antropometri dan pengembangan media promosi kesehatan.
Alat ini memiliki karakteristik portable, aman, dan ramah anak. Ia terdiri dari tikar panjang badan dengan panjang 100 cm dan ketelitian 0,1 cm serta desain yang menarik bagi anak.
“Desain alat juga dipastikan tidak terdapat ujung yang tajam sehingga aman bagi anak. Selain itu, terdapat cakram ukur status gizi yang didesain khusus untuk anak usia 0-24 bulan,” papar Siti.
Pengembangan GAMA-KiDS masih dilakukan hingga saat ini, termasuk melalui uji coba di berbagai Posyandu di Indonesia serta pengembangan desain alat dengan bantuan tim peneliti di lingkungan Universitas Gadjah Mada.
Perangkat ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting. Di saat berbagai Posyandu kesulitan dalam memperoleh alat ukur panjang badan yang valid, GAMA-KiDS dapat menjadi salah satu solusi, tidak hanya membantu kader mengukur panjang badan, namun juga memudahkan kader Posyandu melakukan deteksi dini stunting.
“Harapannya GAMA-KiDS dapat dikembangkan lebih lanjut dan menjadi produk unggulan tidak hanya di Universitas Gadjah Mada, namun juga Indonesia,” ucapnya.
Lihat Juga: Pendidikan Basuki Hadimuljono, Ketua Umum PP Kagama 2024 yang Dijuluki Bapak Pembangunan
GAMA-KiDS sendiri pertama kali dikembangkan pada tahun 2019 dan diteliti lebih lanjut pada tahun 2020 dan 2021 melalui pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dan diuji coba pada Posyandu di Yogyakarta dan Aceh.
Sebelum diberikan kepada kader Posyandu, tim peneliti terlebih dahulu melakukan expert judgement, suatu tahapan penelitian dengan melakukan wawancara pada beberapa pakar di bidang antropometri dan pengembangan media promosi kesehatan.
Alat ini memiliki karakteristik portable, aman, dan ramah anak. Ia terdiri dari tikar panjang badan dengan panjang 100 cm dan ketelitian 0,1 cm serta desain yang menarik bagi anak.
“Desain alat juga dipastikan tidak terdapat ujung yang tajam sehingga aman bagi anak. Selain itu, terdapat cakram ukur status gizi yang didesain khusus untuk anak usia 0-24 bulan,” papar Siti.
Pengembangan GAMA-KiDS masih dilakukan hingga saat ini, termasuk melalui uji coba di berbagai Posyandu di Indonesia serta pengembangan desain alat dengan bantuan tim peneliti di lingkungan Universitas Gadjah Mada.
Perangkat ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting. Di saat berbagai Posyandu kesulitan dalam memperoleh alat ukur panjang badan yang valid, GAMA-KiDS dapat menjadi salah satu solusi, tidak hanya membantu kader mengukur panjang badan, namun juga memudahkan kader Posyandu melakukan deteksi dini stunting.
“Harapannya GAMA-KiDS dapat dikembangkan lebih lanjut dan menjadi produk unggulan tidak hanya di Universitas Gadjah Mada, namun juga Indonesia,” ucapnya.
Lihat Juga: Pendidikan Basuki Hadimuljono, Ketua Umum PP Kagama 2024 yang Dijuluki Bapak Pembangunan
(mpw)
tulis komentar anda