Kisah Althaf, Mahasiswa Disabilitas Ini Raih Gelar Magister di UI
Selasa, 01 Maret 2022 - 18:15 WIB
Dosen Pembimbing Zuliani Dalimunthe mengaku baru menyadari kalau Althaf adalah mahasiswa berkebutuhan khusus. Dia mengaku membutuhkan waktu untuk saling menyesuaikan gaya komunikasi masing-masing.
Untungnya, Althaf adalah mahasiswa yang tangguh sehingga proses bimbingan dapat berjalan lancar. Meskipun begitu, dirinya tetap menerapkan standar baku untuk sebuah penelitian.
"Alhamdulillah, Althaf meresponsnya secara positif. Saya pujikan hal yang baik buat Althaf dan saya yakin Althaf bisa meraih apa yang dicita-citakan," kata Zuliani, Selasa (1/3/2022).
Gaya komunikasi Althaf memang sedikit berbeda dari mahasiswa lain. Selama proses perkuliahan, Althaf memanfaatkan fitur chat untuk berkomunikasi. Ia membuat materi presentasi dan menjawab pertanyaan dosen melalui pesan singkat, sementara teman-temannya melakukan presentasi materi.
Begitu pula saat ia menjalani sidang tesis. Althaf menjawab pertanyaan dosen penguji melalui fitur chat dan Zuliani membantu menjelaskan metode penelitian yang digunakan.
Menurut Dwi Nastiti Danarsari, salah seorang penguji dalam sidang tesis, Althaf menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dalam menjelaskan dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan sehingga ia dapat lulus dengan baik.
"Selamat Althaf atas kelulusannya, semoga sukses selalu dan tetap menginspirasi," katanya.
Dalam pendidikan inklusif, pengajar memiliki tanggung jawab penuh terhadap mereka yang berkebutuhan khusus. Namun, pendidikan inklusif juga tidak akan berhasil tanpa dukungan dan partisipasi orang tua dan masyarakat.
Edi Sumarwanto, orang tua Althaf, menyatakan dukungan penuh atas pendidikan anaknya. "Saya melihat FEB UI luar biasa telah menjadi tempat belajar bagi semua orang. Tidak ada diskriminasi meskipun anak kami berkebutuhan khusus," kata Edi.
Bagi Althaf, butuh perjuangan panjang untuk menyelesaikan perkuliahannya, terlebih karena pendidikan sebelumnya dari non-ekonomi. Berkat dukungan teman-teman dan para dosen, Althaf berhasil menyelesaikan pendidikannya dalam tiga semester.
Untungnya, Althaf adalah mahasiswa yang tangguh sehingga proses bimbingan dapat berjalan lancar. Meskipun begitu, dirinya tetap menerapkan standar baku untuk sebuah penelitian.
"Alhamdulillah, Althaf meresponsnya secara positif. Saya pujikan hal yang baik buat Althaf dan saya yakin Althaf bisa meraih apa yang dicita-citakan," kata Zuliani, Selasa (1/3/2022).
Gaya komunikasi Althaf memang sedikit berbeda dari mahasiswa lain. Selama proses perkuliahan, Althaf memanfaatkan fitur chat untuk berkomunikasi. Ia membuat materi presentasi dan menjawab pertanyaan dosen melalui pesan singkat, sementara teman-temannya melakukan presentasi materi.
Begitu pula saat ia menjalani sidang tesis. Althaf menjawab pertanyaan dosen penguji melalui fitur chat dan Zuliani membantu menjelaskan metode penelitian yang digunakan.
Menurut Dwi Nastiti Danarsari, salah seorang penguji dalam sidang tesis, Althaf menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dalam menjelaskan dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan sehingga ia dapat lulus dengan baik.
"Selamat Althaf atas kelulusannya, semoga sukses selalu dan tetap menginspirasi," katanya.
Dalam pendidikan inklusif, pengajar memiliki tanggung jawab penuh terhadap mereka yang berkebutuhan khusus. Namun, pendidikan inklusif juga tidak akan berhasil tanpa dukungan dan partisipasi orang tua dan masyarakat.
Edi Sumarwanto, orang tua Althaf, menyatakan dukungan penuh atas pendidikan anaknya. "Saya melihat FEB UI luar biasa telah menjadi tempat belajar bagi semua orang. Tidak ada diskriminasi meskipun anak kami berkebutuhan khusus," kata Edi.
Bagi Althaf, butuh perjuangan panjang untuk menyelesaikan perkuliahannya, terlebih karena pendidikan sebelumnya dari non-ekonomi. Berkat dukungan teman-teman dan para dosen, Althaf berhasil menyelesaikan pendidikannya dalam tiga semester.
tulis komentar anda