Makara Art Center UI Dorong Pengembangan Seni dan Budaya Adat di Garut
Jum'at, 18 Maret 2022 - 20:35 WIB
Pada sesi sarasehan kebudayaan, Dr. Ari Prasetiyo M.Si dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI bersama tokoh budaya Garut, Asep Santana, membawakan materi tentang manajemen pementasan seni dan budaya.
Pras, panggilan akrab Dr. Ari Prasetiyo M.Si menjelaskan bahwa seni tradisi selain saat dipentaskan harus indah secara performanya, penting juga harus diperhatikan sisi lain manfaatnya sebagai sarana pembentukan karakter, seperti seni tradisi mampu melatih pelakunya memiliki sifat kepemimpinan, kepercayaan diri, dan rasa saling menghormati kepada sesama.
Ada pun sesi workshop fotografi diisi oleh Gunawan Wicaksono, pewarta foto Majalah Tempo, yang juga alumnus Universitas Indonesia. Gunawan dalam kesempatan tersebut membawakan materi terkait fungsi fotografi yang berguna untuk sarana mempromosikan seni dan budaya guna memajukan dunia pariwisata.
Ada berbagai seni tradisi yang dipentaskan dalam kegiatan ini di antaranya tarawangsa, dang ding, debus, pencaksilat Garut, dan lain-lain. Melibatkan ratusan seniman tradisional dari puluhan padepokan seni dan lembaga adat Garut.
Saat memberikan sambutan, Kang Jiwan, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG) menyatakan bahwa ada ratusan sanggar seni tradisional di Garut masih eksis hingga saat ini. Merekaa bertahan hidup ala kadarnya.
“Kami merasa bersyukur MAC UI hadir dan mendukung pengembangan seni tradisi yang ada di Garut. Saya yakin teman-teman adat yang selama ini bergerak sendirian merasa bangga dan besar hati dengan dukungan MAC UI ini, Semoga dukungan ini bisa berlanjut agar aseni tradisi dan adat di Garut dapat berkembang dan eksis sehingga bermanfaat bagi umat,” lanjut kang Jiwan.
Menanggapi pernyataan kang Jiwan, Zastrouw menyatakan, pihaknya akan berupaya menjadikan komunitas adat Garut sebagai laboratorium kebudayaan MAC dan mendorong pengembangan seni budaya adat yang sudah dilakukan oleh para penggerak kebudayaan di Garut.
“Kami akan mengajak mahasiswa UI untuk belajar di sini dan mendorong para akademisi UI melakukan penelitiaan dan kajian di sini,” kata zastrouw yang diamini Dr. Ari Prasetyo, dosen FIB UI yang turut mengikuti kegiatan ini.
Pras, panggilan akrab Dr. Ari Prasetiyo M.Si menjelaskan bahwa seni tradisi selain saat dipentaskan harus indah secara performanya, penting juga harus diperhatikan sisi lain manfaatnya sebagai sarana pembentukan karakter, seperti seni tradisi mampu melatih pelakunya memiliki sifat kepemimpinan, kepercayaan diri, dan rasa saling menghormati kepada sesama.
Ada pun sesi workshop fotografi diisi oleh Gunawan Wicaksono, pewarta foto Majalah Tempo, yang juga alumnus Universitas Indonesia. Gunawan dalam kesempatan tersebut membawakan materi terkait fungsi fotografi yang berguna untuk sarana mempromosikan seni dan budaya guna memajukan dunia pariwisata.
Ada berbagai seni tradisi yang dipentaskan dalam kegiatan ini di antaranya tarawangsa, dang ding, debus, pencaksilat Garut, dan lain-lain. Melibatkan ratusan seniman tradisional dari puluhan padepokan seni dan lembaga adat Garut.
Saat memberikan sambutan, Kang Jiwan, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG) menyatakan bahwa ada ratusan sanggar seni tradisional di Garut masih eksis hingga saat ini. Merekaa bertahan hidup ala kadarnya.
“Kami merasa bersyukur MAC UI hadir dan mendukung pengembangan seni tradisi yang ada di Garut. Saya yakin teman-teman adat yang selama ini bergerak sendirian merasa bangga dan besar hati dengan dukungan MAC UI ini, Semoga dukungan ini bisa berlanjut agar aseni tradisi dan adat di Garut dapat berkembang dan eksis sehingga bermanfaat bagi umat,” lanjut kang Jiwan.
Menanggapi pernyataan kang Jiwan, Zastrouw menyatakan, pihaknya akan berupaya menjadikan komunitas adat Garut sebagai laboratorium kebudayaan MAC dan mendorong pengembangan seni budaya adat yang sudah dilakukan oleh para penggerak kebudayaan di Garut.
“Kami akan mengajak mahasiswa UI untuk belajar di sini dan mendorong para akademisi UI melakukan penelitiaan dan kajian di sini,” kata zastrouw yang diamini Dr. Ari Prasetyo, dosen FIB UI yang turut mengikuti kegiatan ini.
(mpw)
tulis komentar anda