Mahasiswa ITS Gagas Aplikasi Layanan Konsultasi Kesehatan Mental
Sabtu, 30 April 2022 - 07:35 WIB
Baca juga: Buruan Daftar! Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2022 Terakhir Besok
“Sistem kami membagi kelompok tersebut menjadi tiga, yaitu gangguan kesehatan jiwa risiko rendah, sedang, dan berat,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, pada aplikasi MELON terdapat pula fitur Let’s Get It yang berisi berbagai subfitur yang dapat dimanfaatkan sesuai minat pengguna. Yaitu, MELON Healing yang di dalamnya terdapat berbagai video meditasi, MELON Literature yang berisi artikel terkait kesehatan mental, dan MELON Music.
“Harapannya dengan fitur ini dapat meringankan gangguan mental yang diderita pengguna,” tutur mahasiswa Departemen Statistika ini.
Fitur lainnya adalah adanya chatbot yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi secara interaktif. Pengguna dapat bercerita dengan aman mengenai kondisinya kemudian fitur chatbot akan merespon dan memberikan rekomendasi yang berbeda-beda tergantung kondisi pengguna.
“Selain itu, kami berencana untuk mengintegrasikan aplikasi MELON dengan psikolog serta medical center dari berbagai universitas,” ujarnya.
Anggota lainnya dari tim ini adalah empat mahasiswa yang juga berasal dari Departemen Statistika. Terdiri dari Andrea Ernest, Aulia Kharis Rakhmasari, Dede Yusuf P Kuntaritas, dan Lilik Setyaningsih.
Ke depan, tim ini berharap agar rancangan aplikasi MELON ini segera terealisasi, sehingga dapat digunakan oleh para mahasiswa yang membutuhkan. Selain itu, diharapkan mahasiswa menjadi lebih terbuka terkait kesehatan mentalnya.
Melalui inovasi berjudul MELON (Mental Online Assistant): An Artificial Intelligence Application to Assist Indonesian College Student in Reducing Mental Health Problem, Miftah dan tim berhasil meraih medali emas dalam ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2022 kategori Social Science and Technology, belum lama ini.
Lihat Juga: Dampak Negatif Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Paling Besar Dialami Generasi Muda
“Sistem kami membagi kelompok tersebut menjadi tiga, yaitu gangguan kesehatan jiwa risiko rendah, sedang, dan berat,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, pada aplikasi MELON terdapat pula fitur Let’s Get It yang berisi berbagai subfitur yang dapat dimanfaatkan sesuai minat pengguna. Yaitu, MELON Healing yang di dalamnya terdapat berbagai video meditasi, MELON Literature yang berisi artikel terkait kesehatan mental, dan MELON Music.
“Harapannya dengan fitur ini dapat meringankan gangguan mental yang diderita pengguna,” tutur mahasiswa Departemen Statistika ini.
Fitur lainnya adalah adanya chatbot yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi secara interaktif. Pengguna dapat bercerita dengan aman mengenai kondisinya kemudian fitur chatbot akan merespon dan memberikan rekomendasi yang berbeda-beda tergantung kondisi pengguna.
“Selain itu, kami berencana untuk mengintegrasikan aplikasi MELON dengan psikolog serta medical center dari berbagai universitas,” ujarnya.
Anggota lainnya dari tim ini adalah empat mahasiswa yang juga berasal dari Departemen Statistika. Terdiri dari Andrea Ernest, Aulia Kharis Rakhmasari, Dede Yusuf P Kuntaritas, dan Lilik Setyaningsih.
Ke depan, tim ini berharap agar rancangan aplikasi MELON ini segera terealisasi, sehingga dapat digunakan oleh para mahasiswa yang membutuhkan. Selain itu, diharapkan mahasiswa menjadi lebih terbuka terkait kesehatan mentalnya.
Melalui inovasi berjudul MELON (Mental Online Assistant): An Artificial Intelligence Application to Assist Indonesian College Student in Reducing Mental Health Problem, Miftah dan tim berhasil meraih medali emas dalam ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2022 kategori Social Science and Technology, belum lama ini.
Lihat Juga: Dampak Negatif Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Paling Besar Dialami Generasi Muda
(nz)
tulis komentar anda