Profil Rektor UI ke-10 yang Berlatar Belakang Militer, Brigjen TNI (Purn) Prof. Dr. Nugroho Notosusanto
Kamis, 21 Juli 2022 - 15:19 WIB
Sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nugroho mencetuskan sistem penerimaan mahasiswa tanpa tes. Kurikulum 1975 dinilainya terlalu sarat materi. Ia mengadakan kurikulum inti dan pilihan, kemudian pembagian jurusan di SMA : IPS, IPA, dan Bahasa tidak digunakan lagi. Guna mendukung wajib belajar, Nugroho mengadakan program orangtua asuh. Nugroho juga dinilai banyak pihak turut mengembangkan ilmu humaniora di Indonesia.
Nugroho juga dikenal sebagai penulis produktif dan karyanya tersebar di berbagai media massa. Ia telah menulis 30 buku dan brosur, di antaranya Pemberontakan Peta Blitar 14 Februari, (1968), The Coup Attemp of the September 30 Movement in Indonesia (1968, bersama Ismail Saleh) dan The Battle of Surabaya (1970). Karya fiksinya, antara lain, Tiga Kota (1959), dan Hijau Tanahku Hijau Bajuku (1961).
Nugroho juga masih sempat menerjemahkan : Kisah Perang Salib di Eropa (1968, dari Dwight D. Eisenhower, Crusade in Europe), Kisah daripada Bahasa (1971, dari Mario Pei, The Story of Language), dan Mengerti Sejarah (1975, dari Louis Gottschalk, Understanding History: A Primer of Historical Method).
Salah satu buku Nugroho yang berjudul Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara (1981), sempat mengundang kritik beberapa ahli sejarah, dan dinyatakan sebagai "pamflet". Mantan redaktur majalah Gelora, Kompas, Tjerita, Mahasiswa, dan Persepsi, ini berusaha membaca 1.000 halaman dalam seminggu. Nugroho meninggal dunia 3 Juni 1985, ia meninggalkan seorang isteri, Irma Sawitri, dan tiga orang anak.
Baca juga: Kuliah Umum di UI, Ramos-Horta Ingin Wujudkan Kerja Sama Bidang Pendidikan dan SDM
Riwayat Karier
1. Badan Keamanan Rakyat
2. Tentara Pelajar Brigade 17
3. TNI (1945-1951)
4. Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan Fakultas Sastra UI (1963-1964)
Nugroho juga dikenal sebagai penulis produktif dan karyanya tersebar di berbagai media massa. Ia telah menulis 30 buku dan brosur, di antaranya Pemberontakan Peta Blitar 14 Februari, (1968), The Coup Attemp of the September 30 Movement in Indonesia (1968, bersama Ismail Saleh) dan The Battle of Surabaya (1970). Karya fiksinya, antara lain, Tiga Kota (1959), dan Hijau Tanahku Hijau Bajuku (1961).
Nugroho juga masih sempat menerjemahkan : Kisah Perang Salib di Eropa (1968, dari Dwight D. Eisenhower, Crusade in Europe), Kisah daripada Bahasa (1971, dari Mario Pei, The Story of Language), dan Mengerti Sejarah (1975, dari Louis Gottschalk, Understanding History: A Primer of Historical Method).
Salah satu buku Nugroho yang berjudul Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara (1981), sempat mengundang kritik beberapa ahli sejarah, dan dinyatakan sebagai "pamflet". Mantan redaktur majalah Gelora, Kompas, Tjerita, Mahasiswa, dan Persepsi, ini berusaha membaca 1.000 halaman dalam seminggu. Nugroho meninggal dunia 3 Juni 1985, ia meninggalkan seorang isteri, Irma Sawitri, dan tiga orang anak.
Baca juga: Kuliah Umum di UI, Ramos-Horta Ingin Wujudkan Kerja Sama Bidang Pendidikan dan SDM
Riwayat Karier
1. Badan Keamanan Rakyat
2. Tentara Pelajar Brigade 17
3. TNI (1945-1951)
4. Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan Fakultas Sastra UI (1963-1964)
Lihat Juga :
tulis komentar anda