Cerita 2 Wisudawan Anak Buruh yang Lulus Cumlaude dan Langsung Direkrut Perusahaan Tambang
Kamis, 11 Agustus 2022 - 15:32 WIB
"Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini. Bisa sekolah hingga lulus D3. Ini sangat berharga bagi kami, di tengah teman-teman sebaya kami yang sangat jarang bisa kuliah. Selama ini saya sangat ingin kuliah, tapi terhalang ekonomi dan faktor lainnya," kata Difo.
Sigit berharap, ilmu yang telah didapat ini bisa diaplikasikan di dunia kerja. Langkah mereka mengambil pendidikan D3 bisa menjadi inspirasi bagi teman temannya, bahwa keterbatasan ekonomi mestinya tidak menjadi penghalang untuk meraih cita-cita.
Sementara itu, Direktur in Charge HCL, SRGS, SHE PT. Pamapersada Nusantara (Pama) Ari Sutrisno mengatakan, beasiswa keduanya berasal dari program corporate social responsibility (CSR) perusahaan. CSR diberikan sebagai bentuk kepedulian PT Pama kepada masyarakat di lingkungan sekitar tambang.
"Mereka bukan karyawan, tapi masyarakat di sekitar tambang. Di mana mereka punya prestasi yang baik, punya keinginan kuliah tapi tidak mampu. Harapan dia menjadi leader di wilayahnya. Nanti setelah lulus, mereka kembali ke daerah asalnya. Ilmu yang didapat diharapkan bisa diterapkan di sana," kata dia.
Diakuinya, tingkat pendidikan masyarakat di sekitar tambang masih tergolong rendah. Sehingga tingkat keterimaan lulusan di perusahaannya hanya 0,1 persen. Akan tetapi, karena faktor ekonomi mereka tidak mampu kuliah, padahal banyak yang mampu secara kualitas.
"Sehingga kami membuat program beasiswa. Kami ingin komponen pekerja lokal lebih tinggi. Tahun ini, kuota beasiswa akan tambah menjadi 4 orang," imbuh dia.
Sementara itu, Direktur Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung Asep Rohman berkeyakinan mereka mampu berkarya di dunia kerja. Kurikulum vokasi yang selama ini didapat, optimistis bisa diterapkan di dunia kerja.
"Kami sudah siapkan mereka, mulai saat kami susun kurikulum, kami libatkan industri. Kami datangkan pelaku industri di saat pembelajaran. Kami juga akan evaluasi kurikulum baru. Ketika industri berubah, kami juga cepat lakukan perubahan," imbuh dia.
Sigit berharap, ilmu yang telah didapat ini bisa diaplikasikan di dunia kerja. Langkah mereka mengambil pendidikan D3 bisa menjadi inspirasi bagi teman temannya, bahwa keterbatasan ekonomi mestinya tidak menjadi penghalang untuk meraih cita-cita.
Sementara itu, Direktur in Charge HCL, SRGS, SHE PT. Pamapersada Nusantara (Pama) Ari Sutrisno mengatakan, beasiswa keduanya berasal dari program corporate social responsibility (CSR) perusahaan. CSR diberikan sebagai bentuk kepedulian PT Pama kepada masyarakat di lingkungan sekitar tambang.
"Mereka bukan karyawan, tapi masyarakat di sekitar tambang. Di mana mereka punya prestasi yang baik, punya keinginan kuliah tapi tidak mampu. Harapan dia menjadi leader di wilayahnya. Nanti setelah lulus, mereka kembali ke daerah asalnya. Ilmu yang didapat diharapkan bisa diterapkan di sana," kata dia.
Diakuinya, tingkat pendidikan masyarakat di sekitar tambang masih tergolong rendah. Sehingga tingkat keterimaan lulusan di perusahaannya hanya 0,1 persen. Akan tetapi, karena faktor ekonomi mereka tidak mampu kuliah, padahal banyak yang mampu secara kualitas.
"Sehingga kami membuat program beasiswa. Kami ingin komponen pekerja lokal lebih tinggi. Tahun ini, kuota beasiswa akan tambah menjadi 4 orang," imbuh dia.
Sementara itu, Direktur Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung Asep Rohman berkeyakinan mereka mampu berkarya di dunia kerja. Kurikulum vokasi yang selama ini didapat, optimistis bisa diterapkan di dunia kerja.
"Kami sudah siapkan mereka, mulai saat kami susun kurikulum, kami libatkan industri. Kami datangkan pelaku industri di saat pembelajaran. Kami juga akan evaluasi kurikulum baru. Ketika industri berubah, kami juga cepat lakukan perubahan," imbuh dia.
(mpw)
tulis komentar anda