DPPM UI Luncurkan 318 Kegiatan Bantu Pemulihan Pasca Pandemi
Selasa, 16 Agustus 2022 - 08:41 WIB
Kemudian sebanyak 30 persen difokuskan pada masalah kesehatan dan sisanya terkait dengan keberlangsungan kehidupan bumi. Pemanfaatan teknologi menjadi penting dalam ratusan program pengmas untuk melibatkan masyarakat yang ada di daerah tujuan pengmas.
Baca juga: Peneliti ITB: Belajar sambil Bermain Paling Cocok untuk Mendidik Generasi Z
“Teknologi informatika yang digunakan seperti pada saat kita membuat program masyarakat kita melibatkan masyarakat di dalam perencanaan penyelesaian masalah mereka karena tidak mungkin bisa terlaksana dengan baik. Dan masyarakat terlibat secara utuh jika mereka tidak dilibatkan di dalam perencanaan awal identifikasi masalah yang mereka mungkin merasakan atau mungkin mereka belum merasakan dan kita hadir di sana untuk membuat itu merupakan kondisi masalah kesehatan yang ataupun masalah ekonomi,” katanya.
Agar program berjalan baik dan dirasakan masyarakat, ada banyak dosen pengabdi dan mahasiswa serta alumni yang terlibat. Agus menyebut, ada 550 dosen dan 600 mahasiswa serta alumni yang terlibat dalam program pengmas 2022.
“Kita melibatkan alumni untuk bisa melakukan monitoring dan evaluasi pada saat kegiatan dilaksanakan. Tujuannya kita ingin melihat apakah sudah terjadi perubahan pada masyarakatnya dengan melakukan kegiatan evaluasi menggunakan teknologi daring. Kita pun bersyukur Alhamdulillah dengan pandemi ini kita dibuka kaca mata bahwa teknologi pertemuan itu bisa sama efektif melalui daring,” ungkapnya.
Program yang dilakukan sebagian besarnya adalah yang telah berjalan. Artinya, program tersebut harus berkelanjutan sehingga hasilnya bisa benar dirasakan masyarakat. “Ini adalah program berkelanjutan karena kita tidak mau hit and run,” pungkasnya.
Baca juga: Peneliti ITB: Belajar sambil Bermain Paling Cocok untuk Mendidik Generasi Z
“Teknologi informatika yang digunakan seperti pada saat kita membuat program masyarakat kita melibatkan masyarakat di dalam perencanaan penyelesaian masalah mereka karena tidak mungkin bisa terlaksana dengan baik. Dan masyarakat terlibat secara utuh jika mereka tidak dilibatkan di dalam perencanaan awal identifikasi masalah yang mereka mungkin merasakan atau mungkin mereka belum merasakan dan kita hadir di sana untuk membuat itu merupakan kondisi masalah kesehatan yang ataupun masalah ekonomi,” katanya.
Agar program berjalan baik dan dirasakan masyarakat, ada banyak dosen pengabdi dan mahasiswa serta alumni yang terlibat. Agus menyebut, ada 550 dosen dan 600 mahasiswa serta alumni yang terlibat dalam program pengmas 2022.
“Kita melibatkan alumni untuk bisa melakukan monitoring dan evaluasi pada saat kegiatan dilaksanakan. Tujuannya kita ingin melihat apakah sudah terjadi perubahan pada masyarakatnya dengan melakukan kegiatan evaluasi menggunakan teknologi daring. Kita pun bersyukur Alhamdulillah dengan pandemi ini kita dibuka kaca mata bahwa teknologi pertemuan itu bisa sama efektif melalui daring,” ungkapnya.
Program yang dilakukan sebagian besarnya adalah yang telah berjalan. Artinya, program tersebut harus berkelanjutan sehingga hasilnya bisa benar dirasakan masyarakat. “Ini adalah program berkelanjutan karena kita tidak mau hit and run,” pungkasnya.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda