Kisah Guru Mubarok, Dengan Pembelajaran Menyenangkan Ajak Siswa Menjadi Penemu
Rabu, 17 Agustus 2022 - 08:05 WIB
JAKARTA - Guru IPA SMP Negeri 23 Semarang, Jawa Tengah, Mubarok menjadi salah satu tenaga pendidik pada program Jateng PINTAR. Melalui pembelajaran yang menyenangkan, Mubarok memiliki misi mendorong siswanya memahami mata pelajaran IPA dengan cara yang menarik.
Jawa Tengah merupakan wilayah strategi yang diapit oleh Jawa Timur dan Jawa Barat. Provinsi dengan jumlah penduduk terpadat ketiga di Pulau Jawa ini menyimpan potensi sumber daya alam, ekonomi, dan sosial yang perlu dikelola dengan baik.
Berangkat dari hal ini, Tanoto Foundation tergerak untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui program Jateng PINTAR. Program ini dijalankan guna membentuk kebiasaan baik serta dalam rangka penataan sistem pengelolaan pendidikan yang sehat. Program ini diharapkan bisa menciptakan dampak yang lebih besar bagi kemajuan kualitas pendidikan di Indonesia.
Baca juga: 5 Manfaat Ikut Paskibraka, Disiplin hingga Tumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air
Menurut Mubarok, pembentukan karakter siswa adalah prioritas utama. Adaptif dan mudah bersosialisasi merupakan kemampuan dasar yang diperlukan agar dapat menciptakan karakter siswa yang sadar akan kolaborasi.
Hal itu tercetus dalam pikirannya setelah melihat dampak pembelajaran jarak jauh yang seharusnya menciptakan rindu antar siswa-siswi, justru kenyataannya semakin menjauhkan hubungan.
Mubarok menyaksikan sendiri siswa-siswinya sibuk memainkan gawai masing-masing. Tak ada suasana cair, berisik nan seru khas remaja. Pandemi benar- benar membuat situasi yang tak biasa bagi pendidikan di Indonesia.
Kondisi ini membuatnya resah. Berangkat dari itu, tuntutan mengejar materi dari kurikulum bukan lagi menjadi prioritas utama. Sebaliknya, pembelajaran yang ringan dan menyenangkan akhirnya dipilih untuk mengawali pertemuan yang dingin tersebut.
Mubarok kemudian menginisiasi adanya permainan dan kegiatan menyanyi bersama untuk menghangatkan suasana. Tekadnya telah bulat. Walaupun diharuskan menjaga jarak fisik, namun kedekatan sosial tak boleh ikut renggang.
Jawa Tengah merupakan wilayah strategi yang diapit oleh Jawa Timur dan Jawa Barat. Provinsi dengan jumlah penduduk terpadat ketiga di Pulau Jawa ini menyimpan potensi sumber daya alam, ekonomi, dan sosial yang perlu dikelola dengan baik.
Berangkat dari hal ini, Tanoto Foundation tergerak untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui program Jateng PINTAR. Program ini dijalankan guna membentuk kebiasaan baik serta dalam rangka penataan sistem pengelolaan pendidikan yang sehat. Program ini diharapkan bisa menciptakan dampak yang lebih besar bagi kemajuan kualitas pendidikan di Indonesia.
Baca juga: 5 Manfaat Ikut Paskibraka, Disiplin hingga Tumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air
Menurut Mubarok, pembentukan karakter siswa adalah prioritas utama. Adaptif dan mudah bersosialisasi merupakan kemampuan dasar yang diperlukan agar dapat menciptakan karakter siswa yang sadar akan kolaborasi.
Hal itu tercetus dalam pikirannya setelah melihat dampak pembelajaran jarak jauh yang seharusnya menciptakan rindu antar siswa-siswi, justru kenyataannya semakin menjauhkan hubungan.
Mubarok menyaksikan sendiri siswa-siswinya sibuk memainkan gawai masing-masing. Tak ada suasana cair, berisik nan seru khas remaja. Pandemi benar- benar membuat situasi yang tak biasa bagi pendidikan di Indonesia.
Kondisi ini membuatnya resah. Berangkat dari itu, tuntutan mengejar materi dari kurikulum bukan lagi menjadi prioritas utama. Sebaliknya, pembelajaran yang ringan dan menyenangkan akhirnya dipilih untuk mengawali pertemuan yang dingin tersebut.
Mubarok kemudian menginisiasi adanya permainan dan kegiatan menyanyi bersama untuk menghangatkan suasana. Tekadnya telah bulat. Walaupun diharuskan menjaga jarak fisik, namun kedekatan sosial tak boleh ikut renggang.
tulis komentar anda