Ini Cerita Wisudawan Terbaik Universitas Indonesia yang Masuk Jalur OSN
Minggu, 11 September 2022 - 16:17 WIB
"Oleh karena itu, kita harus membuat skala prioritas di seluruh aktivitas, baik yang sedang dijalani maupun yang direncanakan. Dengan skala prioritas, kita bisa berpikir dan menentukan mana yang benar-benar harus dijalani dan sesuai dengan goal kita,” tambahnya.
Menurut Novita, kuliah harus menjadi prioritas pertama. Setelah itu, baru ditentukan berapa magang, organisasi, lomba, dan kegiatan lain yang dapat diikuti sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Ini dilakukan agar mahasiswa tidak kewalahan dan dapat berkerja dengan baik. Tidak hanya itu, hal lain yang penting adalah untuk tetap rendah hati dan tidak pernah berhenti belajar. Dia pun tidak lupa untuk terus doa.
“Kapan pun merasa lelah selama berkuliah, saya selalu mengatakan ini pada diri sendiri: Ingatlah mengapa saya berada di sini. Kadang-kadang mungkin sulit, tetapi saya pasti bisa bertahan. Sama seperti bagaimana memulai, saya harus menyelesaikan perlombaan ini dengan baik,” kata Novita.
Keberhasilan Novita juga didukung oleh lingkungan. Dia pun berhasil menyelesaikan skripsi dengan baik hingga memperoleh nilai yang memuaskan.
“Saya percaya mendapatkan cumlaude hanyalah bonus karena inti dari belajar di universitas adalah membekali diri dengan keterampilan agar menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Perguruan tinggi hanya empat tahun dan waktu berlalu sangat cepat. Perjalanan sesungguhnya baru dimulai setelah kita lulus. Jadi, gunakan waktu untuk belajar dan melakukan hal-hal yang bermanfaat,” pesannya.
Rektor UI, Ari Kuncoro berpesan agar mahasiswa terus berusaha menggapai cita-cita. Usaha dan kerja keras diperlukan untuk mewujudkan impian. “Untuk mendapatkan berlian yang berkilau, perlu pressure. Pressure makes diamond,” kata rektor mengutip George Smith Patton, Jenderal Angkatan Darat lulusan sekolah militer West Point, New York, AS.
Lihat Juga: Pengmas FIA UI Tingkatkan Internalisasi Entrepreneurial Mindset di Kalangan Pelajar Jakarta
Menurut Novita, kuliah harus menjadi prioritas pertama. Setelah itu, baru ditentukan berapa magang, organisasi, lomba, dan kegiatan lain yang dapat diikuti sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Ini dilakukan agar mahasiswa tidak kewalahan dan dapat berkerja dengan baik. Tidak hanya itu, hal lain yang penting adalah untuk tetap rendah hati dan tidak pernah berhenti belajar. Dia pun tidak lupa untuk terus doa.
“Kapan pun merasa lelah selama berkuliah, saya selalu mengatakan ini pada diri sendiri: Ingatlah mengapa saya berada di sini. Kadang-kadang mungkin sulit, tetapi saya pasti bisa bertahan. Sama seperti bagaimana memulai, saya harus menyelesaikan perlombaan ini dengan baik,” kata Novita.
Keberhasilan Novita juga didukung oleh lingkungan. Dia pun berhasil menyelesaikan skripsi dengan baik hingga memperoleh nilai yang memuaskan.
“Saya percaya mendapatkan cumlaude hanyalah bonus karena inti dari belajar di universitas adalah membekali diri dengan keterampilan agar menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Perguruan tinggi hanya empat tahun dan waktu berlalu sangat cepat. Perjalanan sesungguhnya baru dimulai setelah kita lulus. Jadi, gunakan waktu untuk belajar dan melakukan hal-hal yang bermanfaat,” pesannya.
Rektor UI, Ari Kuncoro berpesan agar mahasiswa terus berusaha menggapai cita-cita. Usaha dan kerja keras diperlukan untuk mewujudkan impian. “Untuk mendapatkan berlian yang berkilau, perlu pressure. Pressure makes diamond,” kata rektor mengutip George Smith Patton, Jenderal Angkatan Darat lulusan sekolah militer West Point, New York, AS.
Lihat Juga: Pengmas FIA UI Tingkatkan Internalisasi Entrepreneurial Mindset di Kalangan Pelajar Jakarta
(mpw)
tulis komentar anda