Benarkah Obat Sirup Sebabkan Gagal Ginjal pada Anak, Ini Penjelasan Dosen UNS
Kamis, 20 Oktober 2022 - 18:13 WIB
Menanggapi kasus ini, Kementerian Kesehatan memberikan edaran kepada seluruh kepala dinas kesehatan di Indonesia, direktur rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan, serta organisasi profesi kesehatan untuk turut serta mengambil tindakan.
Himbauan ini menjadi tantangan tersendiri bagi profesi Apoteker. Apoteker sebagai profesi kesehatan rujukan masyarakat terkait tentang obat diharapkan dapat memberikan solusi ketika ada pasien anak sakit, sementara itu obat dalam sediaan sirup dihindari.
Dalam kasus ini bukan zat aktif obatnya yang bermasalah melainkan zat pelarutnya sehingga modifikasi bentuk sediaan obat dapat menjadi alternatif penanganan kondisi sakit yang membutuhkan obat.
“Untuk itu masyaratak diharapkan agar selalu berkonsultasi dengan dokter dan atau apoteker dalam memberikan obat pada anak-anak,” imbuhnya.
Untuk mencegah kepanikan dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap kasus ini, seluruh tenaga kesehatan dapat berperan serta untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Informasi apa saja yang perlu masyarakat ketahui antara lain mengenali gejala gagal ginjal akut pada anak seperti penurunan volume/frekuensi urin atau tidak ada urin, dengan atau tanpa demam, sementara waktu tidak memberikan obat sirup pada anak-anak, dan mengutamakan penanganan demam ringan tanpa obat seperti melakukan kompres air hangat, intake cukup yang cairan.
Yang tidak kalah penting juga perlu dilakukan adalah menerapkan pola hidup sehat dan menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya untuk mencegah sakit agar tidak perlu mengonsumsi obat. Semoga misteri kasus ini segera terpecahkan dan dapat dilakukan penanganan yang tepat untuk mencegah semakin banyaknya anak-anak yang menjadi korban.
Lihat Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Kunjungi NTT, Ajak Masyarakat Kawal Penggunaan Internet pada Anak
Himbauan ini menjadi tantangan tersendiri bagi profesi Apoteker. Apoteker sebagai profesi kesehatan rujukan masyarakat terkait tentang obat diharapkan dapat memberikan solusi ketika ada pasien anak sakit, sementara itu obat dalam sediaan sirup dihindari.
Dalam kasus ini bukan zat aktif obatnya yang bermasalah melainkan zat pelarutnya sehingga modifikasi bentuk sediaan obat dapat menjadi alternatif penanganan kondisi sakit yang membutuhkan obat.
“Untuk itu masyaratak diharapkan agar selalu berkonsultasi dengan dokter dan atau apoteker dalam memberikan obat pada anak-anak,” imbuhnya.
Untuk mencegah kepanikan dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap kasus ini, seluruh tenaga kesehatan dapat berperan serta untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Informasi apa saja yang perlu masyarakat ketahui antara lain mengenali gejala gagal ginjal akut pada anak seperti penurunan volume/frekuensi urin atau tidak ada urin, dengan atau tanpa demam, sementara waktu tidak memberikan obat sirup pada anak-anak, dan mengutamakan penanganan demam ringan tanpa obat seperti melakukan kompres air hangat, intake cukup yang cairan.
Yang tidak kalah penting juga perlu dilakukan adalah menerapkan pola hidup sehat dan menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya untuk mencegah sakit agar tidak perlu mengonsumsi obat. Semoga misteri kasus ini segera terpecahkan dan dapat dilakukan penanganan yang tepat untuk mencegah semakin banyaknya anak-anak yang menjadi korban.
Lihat Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Kunjungi NTT, Ajak Masyarakat Kawal Penggunaan Internet pada Anak
(mpw)
tulis komentar anda