7 Cara Hidup Hemat untuk Mahasiswa dari Dosen Unesa
loading...
A
A
A
Sebaiknya, mahasiswa membuat rencana pengeluaran bulanan. Ini bisa dirancang mulai dari apa saja yang dibutuhkan dan berapa budget yang harus dikeluarkan dalam satu bulannya.
Selain itu juga perlu membuat semacam batasan maksimal budget yang perlu dikeluarkan. Secara tidak langsung ini akan membiasakan mahasiswa dalam mencari cara bagaimana mendapatkan barang sesuai kebutuhan dengan modal yang secukupnya.
Rencana yang dibuat harus dievaluasi di akhir bulan atau saat menyusun rencana pengeluaran bulan berikutnya. Jika off dari target berupa pengeluaran di atas batas maksimal misalnya bisa dicarikan apa penyebabnya dan bisa dibenahi pada rencana bulan berikutnya.
3. Gunakan uang tunai
Ternyata ada perbedaan respons psikologis antara belanja menggunakan uang tunai dengan nontunai. Kalau nontunai, orang tak merasa sudah menghabiskan banyak uang. Sementara pakai tunai, kehilangan uang akan lebih terasa dan bikin sesak, apalagi saat berbelanja dengan nominal yang agar besar.
Baca juga: Rekrutmen SIPSS Polri 2023 Dibuka Hari Ini, Lulusan dari Jurusan Apa yang Dibutuhkan?
Menurut Khoirul, penggunaan uang tunai akan memberikan signifikansi yang tinggi dalam menekan pengeluaran keuangan. Ketika mahasiswa terbiasa berbelanja menggunakan uang tunai, maka tidak ada keinginan besar untuk membeli barang lainnya.
Sedangkan ketika menggunakan uang non-tunai, ada dorongan untuk membeli barang dalam jumlah porsi yang besar dan kekurangan uang tidak terlalu terasa.
4. Gaya hidup sederhana
Memang tidak ada yang melarang mahasiswa untuk bergaya, tetapi sebaiknya bergaya itu harus sesuai dengan isi kantong. Gaya hidup yang tak sesuai isi kantong sering menyebabkan kegagalan finansial seseorang.
Karena itu, mindset gaya hidup perlu diubah. Gaya hidup tak perlu mahal dan branded, yang penting nyaman digunakan dan memiliki fungsi sesuai kebutuhan.
Selain itu juga perlu membuat semacam batasan maksimal budget yang perlu dikeluarkan. Secara tidak langsung ini akan membiasakan mahasiswa dalam mencari cara bagaimana mendapatkan barang sesuai kebutuhan dengan modal yang secukupnya.
Rencana yang dibuat harus dievaluasi di akhir bulan atau saat menyusun rencana pengeluaran bulan berikutnya. Jika off dari target berupa pengeluaran di atas batas maksimal misalnya bisa dicarikan apa penyebabnya dan bisa dibenahi pada rencana bulan berikutnya.
3. Gunakan uang tunai
Ternyata ada perbedaan respons psikologis antara belanja menggunakan uang tunai dengan nontunai. Kalau nontunai, orang tak merasa sudah menghabiskan banyak uang. Sementara pakai tunai, kehilangan uang akan lebih terasa dan bikin sesak, apalagi saat berbelanja dengan nominal yang agar besar.
Baca juga: Rekrutmen SIPSS Polri 2023 Dibuka Hari Ini, Lulusan dari Jurusan Apa yang Dibutuhkan?
Menurut Khoirul, penggunaan uang tunai akan memberikan signifikansi yang tinggi dalam menekan pengeluaran keuangan. Ketika mahasiswa terbiasa berbelanja menggunakan uang tunai, maka tidak ada keinginan besar untuk membeli barang lainnya.
Sedangkan ketika menggunakan uang non-tunai, ada dorongan untuk membeli barang dalam jumlah porsi yang besar dan kekurangan uang tidak terlalu terasa.
4. Gaya hidup sederhana
Memang tidak ada yang melarang mahasiswa untuk bergaya, tetapi sebaiknya bergaya itu harus sesuai dengan isi kantong. Gaya hidup yang tak sesuai isi kantong sering menyebabkan kegagalan finansial seseorang.
Karena itu, mindset gaya hidup perlu diubah. Gaya hidup tak perlu mahal dan branded, yang penting nyaman digunakan dan memiliki fungsi sesuai kebutuhan.