Hari Musik Nasional, Mari Mengenal 4 Tokoh Pentingnya di Tanah Air
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari ini, Kamis 9 Maret diperingati sebagai Hari Musik Nasional . Tercatat ada empat tokoh musik nasional di Indonesia yang patut diketahui dan dikenang.
Penetapan Hari Musik Nasional pada awalnya bermula dari pemilihan tanggal lahir Wage Rudolf (WR) Supratman yang dinyatakan sejumlah pihak lahir pada 9 Maret 1903.
Kemudian oleh Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikeluarkanlah Keppres No 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional. Keppres tersebut menyatakan Hari Musik Nasional bukan hari libur nasional.
Isi Keppres tersebut menyebutkan, musik merupakan ekspresi budaya yang bersifat universal dan multidimensional yang merepresentasikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Musik juga memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional.
Baca juga: Diperingati 8 Maret, Begini Sejarah Perjalanan Hari Perempuan Internasional dari Masa ke Masa
Peringatan Hari Musik Nasional juga sekaligus sebagai bentuk upaya meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya-karya musik di Tanah Air, meningkatakan kepercayaan diri dan motivasi para insan musik, dan meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat musik Indonesia secara nasional hingga mancanegara.
Pada momen Hari Musik Nasional 2023 ini, mari kita mengenal dan mengenang empat tokoh musik nasional. Siapa saja mereka? Dikutip dari laman Direktorat SMP Kemendikbudristek, berikut ini ulasannya.
Wage Rudolf Supratman atau W.R Supratman adalah seorang tokoh komponis Indonesia yang sekaligus menciptakan lagu kebangsaan yakni "Indonesia Raya".
Melalui pena dan biolanya, W.R Supratman yang juga seorang guru dan wartawan ini turut berjuang mengangkat derajat bangsa ini.
Salah satu mahakaryanya adalah lagu kebangsaan Indonesia Raya yang pertama kali dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 saat Kongres Pemuda Kedua.
Hingga saat ini, karya ciptaan W. R. Supratman menjadi lagu kebangsaan Indonesia yang selalu dinyanyikan pada pelaksanaan upacara bendera.
Karya-karya terkenal lainnya dari W. R. Supratman seperti Di Timur Matahari, Ibu Kita Kartini, dan Di Timur Matahari.
Ismail Marzuki adalah salah satu komponis besar dan penyair Indonesia. Ia lahir di Kampung Kwitang, Jakarta, pada 11 Mei 1914. Bakat musiknya diturunkan dari sang ayah, Marzuki, yang merupakan seniman musik tradisional Arab.
Dari tahun 1944 sampai tahun 1948 merupakan periode yang istimewa dari komponis yang memulai debut musiknya di usia 17 tahun. Pada periode itu lagu-lagu yang diciptakan mencerminkan kecintaan Tanah Air, perjuangan, persatuan, kebangsaan, kepatriotan dan lain-lain dalam berbagai irama.
Beberapa karya terkenal lainnya yang diabadikan sebagai pusat seni di Jakarta yaitu Taman Ismail Marzuki ini seperti Rayuan Pulau Kelapa, Halo-Halo Bandung, Gugur Bunga di Taman Bakti, Indonesia Pusaka, dan masih banyak yang lainnya.
Baca juga: 10 Alasan Pendidikan Finlandia Terbaik Dunia, Salah Satunya Siswa Masuk Sekolah Lebih Siang
Kusbini lahir di desa bernama Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur pada 1 Januari 1910. Masa kecil yang dialami oleh Kusbini membuatnya prihatin terhadap nasib sesamanya.
Hingga akhirnya tokoh musik keroncong era 1930-1955 ini menemukan jalan yang cocok baginya untuk menuangkan semangat perjuangannya melalui dunia musik yang menang ia cintai sejak kecil.
Bersama dengan Ibu Sud, Kusbini mencipta lagu-lagu yang membangkitkan gairah, semangat dan kesadaran anak-anak Indonesia yang mencita-citakan kebebasan Tanah Air dan bangsanya.
Beberapa karya terkenalnya seperti Bagimu Negeri (1942), Bersatu (1942), Nyanyian Bunga (1944), Cinta Tanah Air ( 1945), Pembangunan (1945), dan lain-lain.
Mungkin nama Sarijah Bintang Sudibyo kurang akrab terdengar di telinga masyarakat. Sarijah adalah nama dari tokoh seni dan komponis wanita asal Indonesia yang lebih dikenal dengan nama Ibu Sud.
Wanita yang lahir pada 26 Maret 1908 di Sukabumi, Jawa Barat, ini memiliki pandangan yang dinamis terhadap pelestarian kebudayaan nasional.
Pengamatannya tajam dalam mengenal bakat seniman-seniman musik. Ibu Sud telah melahirkan beberapa karya hebat seperti Merah Putih (1928), Tanah Airku Tiada Kulupakan (1940), Menanam Jagung (1942), Berkibarlah Benderaku (1945), dan lainnya.
Lihat Juga: Siap Seru-seruan di Dahsyatnya Weekend Bareng Lyla hingga Lesti Kejora di Taman Elektrik Tangerang!
Penetapan Hari Musik Nasional pada awalnya bermula dari pemilihan tanggal lahir Wage Rudolf (WR) Supratman yang dinyatakan sejumlah pihak lahir pada 9 Maret 1903.
Kemudian oleh Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikeluarkanlah Keppres No 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional. Keppres tersebut menyatakan Hari Musik Nasional bukan hari libur nasional.
Isi Keppres tersebut menyebutkan, musik merupakan ekspresi budaya yang bersifat universal dan multidimensional yang merepresentasikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Musik juga memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional.
Baca juga: Diperingati 8 Maret, Begini Sejarah Perjalanan Hari Perempuan Internasional dari Masa ke Masa
Peringatan Hari Musik Nasional juga sekaligus sebagai bentuk upaya meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya-karya musik di Tanah Air, meningkatakan kepercayaan diri dan motivasi para insan musik, dan meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat musik Indonesia secara nasional hingga mancanegara.
Pada momen Hari Musik Nasional 2023 ini, mari kita mengenal dan mengenang empat tokoh musik nasional. Siapa saja mereka? Dikutip dari laman Direktorat SMP Kemendikbudristek, berikut ini ulasannya.
1. Wage Rudolf Supratman
Wage Rudolf Supratman atau W.R Supratman adalah seorang tokoh komponis Indonesia yang sekaligus menciptakan lagu kebangsaan yakni "Indonesia Raya".
Melalui pena dan biolanya, W.R Supratman yang juga seorang guru dan wartawan ini turut berjuang mengangkat derajat bangsa ini.
Salah satu mahakaryanya adalah lagu kebangsaan Indonesia Raya yang pertama kali dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 saat Kongres Pemuda Kedua.
Hingga saat ini, karya ciptaan W. R. Supratman menjadi lagu kebangsaan Indonesia yang selalu dinyanyikan pada pelaksanaan upacara bendera.
Karya-karya terkenal lainnya dari W. R. Supratman seperti Di Timur Matahari, Ibu Kita Kartini, dan Di Timur Matahari.
2. Ismail Marzuki
Ismail Marzuki adalah salah satu komponis besar dan penyair Indonesia. Ia lahir di Kampung Kwitang, Jakarta, pada 11 Mei 1914. Bakat musiknya diturunkan dari sang ayah, Marzuki, yang merupakan seniman musik tradisional Arab.
Dari tahun 1944 sampai tahun 1948 merupakan periode yang istimewa dari komponis yang memulai debut musiknya di usia 17 tahun. Pada periode itu lagu-lagu yang diciptakan mencerminkan kecintaan Tanah Air, perjuangan, persatuan, kebangsaan, kepatriotan dan lain-lain dalam berbagai irama.
Beberapa karya terkenal lainnya yang diabadikan sebagai pusat seni di Jakarta yaitu Taman Ismail Marzuki ini seperti Rayuan Pulau Kelapa, Halo-Halo Bandung, Gugur Bunga di Taman Bakti, Indonesia Pusaka, dan masih banyak yang lainnya.
Baca juga: 10 Alasan Pendidikan Finlandia Terbaik Dunia, Salah Satunya Siswa Masuk Sekolah Lebih Siang
3. Kusbini
Kusbini lahir di desa bernama Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur pada 1 Januari 1910. Masa kecil yang dialami oleh Kusbini membuatnya prihatin terhadap nasib sesamanya.
Hingga akhirnya tokoh musik keroncong era 1930-1955 ini menemukan jalan yang cocok baginya untuk menuangkan semangat perjuangannya melalui dunia musik yang menang ia cintai sejak kecil.
Bersama dengan Ibu Sud, Kusbini mencipta lagu-lagu yang membangkitkan gairah, semangat dan kesadaran anak-anak Indonesia yang mencita-citakan kebebasan Tanah Air dan bangsanya.
Beberapa karya terkenalnya seperti Bagimu Negeri (1942), Bersatu (1942), Nyanyian Bunga (1944), Cinta Tanah Air ( 1945), Pembangunan (1945), dan lain-lain.
4. Ibu Sud
Mungkin nama Sarijah Bintang Sudibyo kurang akrab terdengar di telinga masyarakat. Sarijah adalah nama dari tokoh seni dan komponis wanita asal Indonesia yang lebih dikenal dengan nama Ibu Sud.
Wanita yang lahir pada 26 Maret 1908 di Sukabumi, Jawa Barat, ini memiliki pandangan yang dinamis terhadap pelestarian kebudayaan nasional.
Pengamatannya tajam dalam mengenal bakat seniman-seniman musik. Ibu Sud telah melahirkan beberapa karya hebat seperti Merah Putih (1928), Tanah Airku Tiada Kulupakan (1940), Menanam Jagung (1942), Berkibarlah Benderaku (1945), dan lainnya.
Lihat Juga: Siap Seru-seruan di Dahsyatnya Weekend Bareng Lyla hingga Lesti Kejora di Taman Elektrik Tangerang!
(nnz)