Binus University Kukuhkan Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik Terapan

Rabu, 22 Maret 2023 - 01:25 WIB
loading...
Binus University Kukuhkan Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik Terapan
Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Linguistik Terapan Binus University Prof. Dr. Dra. Clara Herlina Karjo. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Binus University mengukuhkan Dosen Faculty of Humanities Binus University, Prof. Dr. Dra. Clara Herlina Karjo sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Linguistik Terapan. Ia adalah Guru Besar tetap yang ke-19 yang dikukuhkan Binus University.

Rektor Binus University Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo menyampaikan, Prof Clara merupakan akademisi yang memiliki banyak karya dan pencapaian namun tetap bersahaja.

Di Binus University, tutur Prof Harjanto, Ilmu Linguistik akan semakin menarik karena sudah memiliki profesor yang ahli dalam bidang tersebut.

"Semoga akan semakin berkembang dan mendukung roadmap Binus ke depannya untuk riset-riset dalam bidang tersebut," katanya, melalui siaran pers, Rabu (22/3/2023).

Prof Clara memiliki memiliki kepakaran dalam topik riset translation, e-learning, digital discourse, sociolinguistics, dan applied linguistics.

Baca juga: 6 Jurusan Favorit Telkom University, Mana Pilihanmu?

20 tahun berkarier sebagai dosen ditempuhnya hingga diangkat menjadi guru besar. Selain mengemban jabatan akademis sebagai guru besar, Prof. Clara tercatat sebagai Subject Content Specialist di Binus University.

Diangkat Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Linguistik Terapan, iamengemukakan pentingnya teknologi dalam Linguistik Terapan.

Dalam pidato orasi ilmiah yang berjudul “Affordances of Technology in the Study and Practice of Applied Linguistics”, Prof. Clara menggagas bahwa Linguistik Terapan adalah bidang studi yang dapat menjembatani kesenjangan antara teori linguistik dan masalah terkait bahasa di dunia nyata.

Dia membagi penerapan Linguistik Terapan dalam 3 cakupan, yaitu penggunaan teknologi dalam pengajaran bahasa, penggunaan teknologi dalam pembelajaran bahasa, dan penggunaan teknologi penelitian terkait bahasa.

Penggunaan teknologi dalam bidang pengajaran bahasa telah menjadi semakin penting, terutama selama pandemi Covid-19 ketika e-learning menjadi solusi yang harus diadopsi oleh banyak institusi pendidikan.

“Meskipun beberapa praktisi Linguistik Terapan mungkin merasa tidak nyaman, penggunaannya teknologi tidak dapat dihindari dalam semua praktek dan studi Linguistik Terapan.

Penggunaan teknologi membantu meningkatkan pengalaman belajar siswa dengan menawarkan interaksi yang lebih personal dan penggunaan multimedia”, tutur Prof. Clara.

Dalam hal pembelajaran bahasa, teknologi komputer telah terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari generasi mahasiswa, yang dikenal sebagai "digital natives", yang sudah akrab dengan teknologi komputer sejak lahir.

Dampak dari teknologi komputer dapat dijelaskan menggunakan tiga metafora yang membentuk cara siswa memandang teknologi dalam pembelajaran mereka: Komputer sebagai tutor, cepat komputer sebagai alat, dan komputer sebagai media.

Dia menambahkan, teknologi juga telah memungkinkan pengembangan penelitian baru dan inovatif, seperti linguistik corpus, analisis wacana digital, dan terjemahan mesin.

Baca juga: Bagaimana Cara Memilih Prodi di SNBT 2023? Ini Panduannya

Dalam praktiknya, teknologi membantu mempercepat dan memudahkan analisis data, meningkatkan akurasi hasil, dan memungkinkan pengumpulan data dalam jumlah besar dengan cepat.

Teknologi juga berperan dalam penelitian terkait bahasa yang seringkali bersinggungan dengan disiplin ilmu lain, seperti pada penelitian linguistik forensik yang merupakan bentuk penelitian berbasis bahasa yang berkaitan dengan masalah hukum.

Prof. Clara menilai Binus University telah sejak lama mengembangkan solusi digital sebagai bagian dari implementasi Linguistik Terapan ini, seperti BinusMaya dan aplikasi Beelingua untuk meningkatkan proses pendidikan dan memfasilitasi akses pendidikan bagi calon siswa yang memiliki akses terbatas.

Dia pun menyarankan, “Untuk menghasilkan dampak yang lebih besar, penelitian Linguistik Terapan harus dilakukan secara kolaboratif dengan disiplin ilmu lain," katanya.

Binus juga telah mendirikan Research Interest Groups (RIG) untuk memfasilitasi penelitian kolaboratif antara dosen dari beberapa departemen yang berbeda.

"Selain itu, fasilitas pusat penelitian untuk studi humaniora yang menyediakan infrastruktur teknologi penelitian agar lebih mudah diakses dan tersedia secara luas," tandasnya.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2115 seconds (0.1#10.140)