Atdikbud Apresiasi Semangat Guru di Australia Barat Ajarkan Bahasa Indonesia

Selasa, 21 Maret 2023 - 21:08 WIB
loading...
Atdikbud Apresiasi Semangat...
Diskusi antara Atdikbud KBRI Canberra bersama guru-guru yang tergabung dalam Western Australia Indonesia Language Teacher Association (WILTA), Senin (20/3/2023). Foto/Dok/Atdikbud
A A A
PERTH - Pemerintah Australia tengah gencar mempromosikan peningkatan Asian Literacy bagi siswa di sekolah-sekolah Australia. Siswa Australia dikenalkan dengan bahasa dan budaya dari negara-negara Asia.

Bahkan, pemerintah federal Australia merekomendasikan empat bahasa utama Asia untuk dipelajari di sekolah, yaitu bahasa China, Jepang, Korea dan Indonesia. Hal ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan untuk membangkitkan kembali kejayaan bahasa Indonesia di Australia.



Hal tersebut terungkap dalam diskusi antara Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra bersama guru-guru yang tergabung dalam Western Australia Indonesia Language Teacher Association (WILTA) pada Senin (20/3/2023).

Acara yang berlangsung di Hotel Comfort Inn & Suites Goodearth Perth ini diikuti oleh para pengajar bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia Barat yang terdaftar sebagai anggota WILTA.

Dalam paparannya, Atdikbud Mukhamad Najib menyampaikan adanya kesenjangan antara penawaran dan permintaan dalam bahasa Indonesia. Ada sekolah di Australia yang memiliki guru bahasa Indonesia, tapi tidak memiliki murid yang cukup sehingga kelas bahasa Indonesia harus ditutup.



Sebaliknya, ada juga sekolah yang memiliki cukup murid yang ingin belajar bahasa Indonesia, tapi kesulitan memperoleh guru, sehingga siswa diminta belajar bahasa asing lainnya.

Menurut Najib, menjayakan kembali bahasa Indonesia di Australia dapat dimulai dengan menyelesaikan persoalan kesenjangan penawaran dan permintaan.

“Untuk menciptakan permintaan, kita lakukan promosi intensif kepada siswa, kepala sekolah dan orang tua. Kita kenalkan mereka dengan Indonesia agar mereka tertarik dan mau belajar bahasa Indonesia. Sementara untuk menjawab persoalan kurangnya penawaran, kami akan mengundang guru dari Indonesia untuk mengisi kekosongan guru bahasa di sekolah-sekolah Australia,” jelas Najib.

Saat ini Najib mengaku sudah berkomunikasi dengan Badan Bahasa Kemendikbudristek dan pimpinan universitas di Indonesia yang memiliki program studi Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) agar dapat mengirimkan guru bantu ke Australia. Nantinya guru bantu bisa disebar ke sekolah-sekolah di Australia yang membutuhkan.

“Peluang untuk mengirimkan guru bantu sangat terbuka, beberapa universitas di Indonesia setuju untuk mengirim mahasiswa yang sedang praktek mengajar untuk menjadi guru bantu di Australia. Badan Bahasa Kemendikbud juga siap mendukung pengiriman guru maupun peningkatan kapasitas guru di Australia. Kita perlu bicarakan bagaimana teknis selanjutnya agar bisa berjalan dengan baik,” jelas Najib.

Dalam kesempatan tersebut Atdikbud Najib juga memberi apresiasi yang tinggi kepada guru-guru di Australia Barat yang selalu bersemangat dalam mengajar dan mempromosikan bahasa Indonesia.

“Atas nama pemerintah Indonesia, kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas dukungan bapak ibu guru yang terus menerus dalam mengajar dan mempromosikan bahasa Indonesia. Percayalah, apa yang bapak ibu lakukan hari ini, yaitu mengajarkan bahasa Indonesia kepada siswa Australia, sangatlah bernilai untuk masa depan kedua negara,” tutup Najib.

Para guru di Australia Barat sangat bersemangat dalam mengikuti diskusi dan memberi masukan guna menjayakan kembali bahasa Indonesia di Australia.

Mantan presiden WILTA, Karen Bailey, mengatakan program kampus mengajar yang selama ini ada di Indonesia dapat diperluas dengan mengajar di sekolah Australia.

Sementara guru lainnya, Hara, mengusulkan agar pemerintah bisa memberi kesempatan kepada guru dan kepala sekolah untuk berkunjung ke Indonesia. Hal ini akan membuka wawasan mereka dan pada akhirnya mereka akan mempromosikan bahasa Indonesia di sekolahnya.

Sementara presiden WILTA, Danielle Horne, menyatakan sangat senang dengan pertemuan ini karena dapat mengumpulkan kembali semangat untuk menguatkan pelajaran bahasa Indonesia di Australia, khususnya di Australia Barat.

Menurut Danielle, promosi perlu dilakukan bersama untuk meningkatkan daya tarik siswa. Pemberian penghargaan kepada siswa yang telah mempelajari bahasa Indonesia juga dianggap penting untuk memberikan motivasi dan insentif bagi mereka yang mau belajar bahasa Indonesia.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2300 seconds (0.1#10.140)