Ini Cara Mencegah dan Mengendalikan Penyebaran Malaria dari Guru Besar Esa Unggul

Selasa, 25 April 2023 - 21:24 WIB
loading...
A A A

Sejarah Penemuan Malaria

Melansir beberapa sumber Prof. Maksum menjelaskan bahwa Malaria atau penyakit yang menyerupai malaria sebetulnya sudah ada sejak lebih dari 4.000 tahun silam. Namun dalam perkembangan dunia medis modern, malaria dikenal sejak tahun 1753, dan baru ditemukan adanya parasit dalam darah oleh Alphonse Laxeran pada tahun 1880, sebagai penyebab penyakit malaria.

Pada tahun 1883, Marchiafava mengembangkan teknik pewarnaan sel, menggunakan zat warna metilen biru untuk mempelajari morfologi parasit ini secara mikroskopis.

Sedangkan siklus hidup plasmodium di dalam tubuh nyamuk dipelajari oleh Ross dan Binagmi pada tahun 1898 dan pada tahun 1900 berdasarkan hasil penelitiannya Patrick Manson menemukan bahwa nyamuk merupakan serangga yang dapat menularkan parasit sebagai vektornya.

Pada 1890, Giovanni Batista Grassi dan Raimondo Feletti, dua peneliti Italia yang pertama kali memberi nama dua parasit penyebab malaria pada manusia, yaitu Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae.

"Kemudian pada tahun 1897, ilmuwan Amerika bernama William H. Welch memberi nama parasit penyebab malaria tertiana sebagai Plasmodium falciparum. Dan pada 1922, John William Watson Stephens menemukan spesies parasit malaria lainnya, yaitu Plasmodium ovale,” urainya.

Patofisiologi Malaria

Menjawab pertanyaan tentang patofisiologi penyakit malaria, Prof. Maksum menjelaskan bahwa pentingnya untuk memahami siklus hidup parasit Plasmodium malaria yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. betina.

Ada 5 jenis spesies Plasmodium yang dapat menimbulkan penyakit malaria pada manusia, yakni Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium knowlesi. Dua spesies diantaranya yakni Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax merupakan spesies yang dominan.

Melansir laman https://www.cdc.gov/dpdx/malaria/index.html Prof. Maksum menguraikan bahwa pada prinsipnya siklus hidup parasit malaria melibatkan dua inang yaitu nyamuk dan manusia sebagai inangnya. Selama mengisap darah, nyamuk Anopheles spp. betina yang terinfeksi menginokulasi sporozoit ke manusia.

Sporozoit ini kemudian menginfeksi sel hati manusia dan matang menjadi skizon, yang pecah dan melepaskan merozoit. Sel parasit merozoit ini dapat dorman (hipnozoit) dapat bertahan di sel hati dan dapat menyebabkan kekambuhan dalam berminggu-minggu, atau bahkan bertahun-tahun kemudian.

Setelah replikasi awal ini di hati (skizogoni ekso-eritrositik), parasit menjalani multiplikasi aseksual dalam eritrosit (skizogoni eritrositik).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2407 seconds (0.1#10.140)