Berkat Beasiswa Bidikmisi, Mahasiswa Program Profesi Ners ini Jadi Wisudawan Terbaik Unpad
loading...
A
A
A
Pasalnya, Ilmu Keperawatan sebenarnya bukan menjadi ketertarikannya. Akhirnya, masa kuliahnya lebih banyak dihabiskan dengan aktivitas kemahasiswaan. Rohman mulai serius di keperawatan saat menempuh studi Profesi.
Baca juga: Calon Mahasiswa, Ini Perbedaan Kampus A, B, dan C Unair
Ia pun tertarik mendalami studi bidang keperawatan komunitas dan keperawatan jiwa. Pada keperawatan komunitas, bidang ini mendorong perawat lebih komprehensif, yaitu bisa mengetahui masalah kesehatan dari hulu hingga akhir.
“Jadi di komunitas, perawat tidak hanya menangani pasien di rumah sakit, tetapi menangani juga penyebabnya di tingkat stakeholder. Masalahnya tidak hanya di fisik, tetapi juga di pelayanannya juga,” jelasnya.
Sementara minatnya terhadap keperawatan jiwa didasarkan bahwa saat ini isu kesehatan mental sangat populer digaungkan. Rohman mengatakan, hal ini tidak lepas dari tingginya penggunaan media sosial. Sayangnya, belum semua masyarakat atau pengguna media sosial paham tentang isu kesehatan mental.
Selama menjalani studi, Rohman berhasil menghasilkan empat publikasi ilmiah di jurnal terindeks Sinta dan Scopus sebagai penulis pertama, serta 11 publikasi sebagai penulis anggota di jurnal terindeks Scopus dan Sinta.
Saat ini, Rohman sudah diterima sebagai mahasiswa baru Program Magister Keperawatan tahun akademik 2023/2024.
Ke depan, ia ingin terus melanjutkan studi hingga ke jenjang Doktor dan mewujudkan cita-citanya sebagai seorang dosen. Rohman mengakui, keberhasilannya dalam menempuh studi di Unpad tidak lepas dari peran kedua orang tuanya.
Apalagi, sejak SMA hingga kuliah, ia jarang bertemu orang tua karena harus tinggal di asrama.
“Terima kasih banyak, ternyata support itu tidak hanya datang dari face to face. Saya yakin saya bisa ada di posisi ini karena berkat doa kedua orang tua,” pungkasnya.
Baca juga: Calon Mahasiswa, Ini Perbedaan Kampus A, B, dan C Unair
Ia pun tertarik mendalami studi bidang keperawatan komunitas dan keperawatan jiwa. Pada keperawatan komunitas, bidang ini mendorong perawat lebih komprehensif, yaitu bisa mengetahui masalah kesehatan dari hulu hingga akhir.
“Jadi di komunitas, perawat tidak hanya menangani pasien di rumah sakit, tetapi menangani juga penyebabnya di tingkat stakeholder. Masalahnya tidak hanya di fisik, tetapi juga di pelayanannya juga,” jelasnya.
Sementara minatnya terhadap keperawatan jiwa didasarkan bahwa saat ini isu kesehatan mental sangat populer digaungkan. Rohman mengatakan, hal ini tidak lepas dari tingginya penggunaan media sosial. Sayangnya, belum semua masyarakat atau pengguna media sosial paham tentang isu kesehatan mental.
Selama menjalani studi, Rohman berhasil menghasilkan empat publikasi ilmiah di jurnal terindeks Sinta dan Scopus sebagai penulis pertama, serta 11 publikasi sebagai penulis anggota di jurnal terindeks Scopus dan Sinta.
Saat ini, Rohman sudah diterima sebagai mahasiswa baru Program Magister Keperawatan tahun akademik 2023/2024.
Ke depan, ia ingin terus melanjutkan studi hingga ke jenjang Doktor dan mewujudkan cita-citanya sebagai seorang dosen. Rohman mengakui, keberhasilannya dalam menempuh studi di Unpad tidak lepas dari peran kedua orang tuanya.
Apalagi, sejak SMA hingga kuliah, ia jarang bertemu orang tua karena harus tinggal di asrama.
“Terima kasih banyak, ternyata support itu tidak hanya datang dari face to face. Saya yakin saya bisa ada di posisi ini karena berkat doa kedua orang tua,” pungkasnya.
(nnz)