Kurikulum Merdeka Dukung Kebebasan Siswa untuk Berkreasi dan Belajar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbudristek merancang Kurikulum Merdeka untuk memberikan fleksibilitas dan dukungan untuk pembelajaran berkualitas. Siswa pun mempunyai kebebasan untuk berkreasi dan belajar.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sugiyo mengatakan, sekolah yang dipimpinnya telah menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah selama dua semester ini.
Dia mengatakan, melalui Kurikulum Merdeka sekolah memberikan kebebasan untuk berkarya dan belajar bagi peserta didik. Hal ini, katanya, yang membedakan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya.
"Dari sisi anak, diberikan peluang luas dalam materi tertentu untuk bisa memecahkan persoalan yang dikedepankan dengan lebih luas," kata Sugiyo pada Festival Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek, dikutip Kamis (18/5/2023).
Baca juga: Sambangi PB PGRI, Gubernur DKI Minta Guru Tingkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia
Dia mengungkapkan, tantangan terberatnya ada pada guru. Sebab guru harus mampu menguasai dalam tataran pelaksanan penyelesaian materi itu jauh lebih luas.
Sebab, setiap anak didorong untuk bisa menelaah atau mencermati materi itu dari semua sisi. Sementara konsep itu harus dianggap benar walaupun caranya berbeda jika memang target hasil akhirnya memang ditemukan siswa.
Oleh karena itu, kebebasan berkarya dan belajar anak tidak dibatasi. Kadang materi yang harus dilakukan tatap muka oleh guru hanya berupa evaluasi, enilaian, masukan sementara pemecahan masalahnya justru dilakukan fleksibel di luar kelas.
Dia mengatakan, karya yang dihasilkan siswa pun berkembang sesuai dari sisi personal atau kemampuan masing-masing. Tidak dibatasi, ujarnya, supaya siswa bisa tumbuh dan berkembang sesuai bakat dan kemampuannya.
Menurutnya, guru pun tidak boleh membatasi bahkan harus mendorong apapun yang diminati dan diinginkan siswa untuk berkembang seoptimal mungkin.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sugiyo mengatakan, sekolah yang dipimpinnya telah menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah selama dua semester ini.
Dia mengatakan, melalui Kurikulum Merdeka sekolah memberikan kebebasan untuk berkarya dan belajar bagi peserta didik. Hal ini, katanya, yang membedakan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya.
"Dari sisi anak, diberikan peluang luas dalam materi tertentu untuk bisa memecahkan persoalan yang dikedepankan dengan lebih luas," kata Sugiyo pada Festival Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek, dikutip Kamis (18/5/2023).
Baca juga: Sambangi PB PGRI, Gubernur DKI Minta Guru Tingkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia
Dia mengungkapkan, tantangan terberatnya ada pada guru. Sebab guru harus mampu menguasai dalam tataran pelaksanan penyelesaian materi itu jauh lebih luas.
Sebab, setiap anak didorong untuk bisa menelaah atau mencermati materi itu dari semua sisi. Sementara konsep itu harus dianggap benar walaupun caranya berbeda jika memang target hasil akhirnya memang ditemukan siswa.
Oleh karena itu, kebebasan berkarya dan belajar anak tidak dibatasi. Kadang materi yang harus dilakukan tatap muka oleh guru hanya berupa evaluasi, enilaian, masukan sementara pemecahan masalahnya justru dilakukan fleksibel di luar kelas.
Dia mengatakan, karya yang dihasilkan siswa pun berkembang sesuai dari sisi personal atau kemampuan masing-masing. Tidak dibatasi, ujarnya, supaya siswa bisa tumbuh dan berkembang sesuai bakat dan kemampuannya.
Menurutnya, guru pun tidak boleh membatasi bahkan harus mendorong apapun yang diminati dan diinginkan siswa untuk berkembang seoptimal mungkin.