Sangat Minim, Ketua LSF: Film Ramah Anak Perlu Ditingkatkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Sensor Film (LSF) berharap agar film yang ramah anak yang tayang di bioskop semakin ditingkatkan. LSF mencatat pada 2019 film yang ramah anak hanya ada 10-14 %
Ketua LSF RI Rommy Fibri Hardiyanto mengatakan, film dapat memberi dampak positif dan menjadi tuntunan bagi anak. Oleh karena itu perlu disadari bahwa film yang diproduksi dan ditonton sudah selayaknya memberikan ruang yang cukup bagi anak dan juga ramah bagi anak. (Baca juga: KPAI Soroti Kondisi Psikologi Anak Saat Pandemi )
Rommy menuturkan, menurut data LSF pada 2019 film nasional yang diproduksi dan dipertunjukkan di bioskop ada 250 film. Kemudian untk film impor sejumlah 314 judul film. "Dan perlu diketahui bahwa untuk film yang dikategorikan semua umur artinya hangat, ramah dan dapat ditonton oleh anak-anak itu hanya berkisar 10-14 %,” katanya saat membuka Webinar Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri Upaya dan Strategi Pemajuan Film Anak di Indonesia, Kamis (23/7).
Apalagi di masa pandemic seperti ini, dimana anak belajar dari rumah dan memiliki banyak waktu di depan computer, katanya, maka perlu menjadi kekhawatiran bersama bahwa jumlah film ramah dan hangat bagi anak di platform digital pasti jauh lebih sedikit persentasenya. (Baca juga: Keluarga Peserta Didik Tak Mampu, KPAI Dorong Internet Gratis untuk PJJ )
"Ini perlu menjadikan keprihatinan kita bersama sekaligus juga memberi kita kewaspadaan agar kita semua dapat memberikan literasi kepada masyarakat untuk bagaimana menonton film dengan baik dan benar. Khususnya dapat memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usia,” tuturnya.
Rommy pun berharap, melalui webinar yang diadakan LSF ini maka akan dapat memberi gambaran agar semua pihak bisa menjaga anak-anak dari tontonan dari film yang kurang hangat atau kurang ramah. Kedepannya pun dia berharap agar produksi film anak dapat meningkat dari tahun sebelumnya. Khususnya dari 2019 yang hanya 10-14%. (Baca juga: Penuhi Hak Anak, Kemkominfo: Orang Tua Harus Manfaatkan Teknologi Digital )
“Harapan inilah yang dicanangkan LSF sehingga para produsen, para pelaku industry perfilman itu juga memberikan perhatian kepada film-film anak dan dapat mewarnai bisokop, televisi dan juga teknologi informatika kita dengan film ramah anak,” tutupnya.
Diskusi dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional ini juga diisi oleh beberapa narasumber yakni, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak, Anggota Komisi III DPR Dede Indra Permana, Ketua Komisi III LSF Naswardi, Rektor Universitas YARSI Fasli Jalal dan Artis/Produser Film Wulan Guritno.
Ketua LSF RI Rommy Fibri Hardiyanto mengatakan, film dapat memberi dampak positif dan menjadi tuntunan bagi anak. Oleh karena itu perlu disadari bahwa film yang diproduksi dan ditonton sudah selayaknya memberikan ruang yang cukup bagi anak dan juga ramah bagi anak. (Baca juga: KPAI Soroti Kondisi Psikologi Anak Saat Pandemi )
Rommy menuturkan, menurut data LSF pada 2019 film nasional yang diproduksi dan dipertunjukkan di bioskop ada 250 film. Kemudian untk film impor sejumlah 314 judul film. "Dan perlu diketahui bahwa untuk film yang dikategorikan semua umur artinya hangat, ramah dan dapat ditonton oleh anak-anak itu hanya berkisar 10-14 %,” katanya saat membuka Webinar Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri Upaya dan Strategi Pemajuan Film Anak di Indonesia, Kamis (23/7).
Apalagi di masa pandemic seperti ini, dimana anak belajar dari rumah dan memiliki banyak waktu di depan computer, katanya, maka perlu menjadi kekhawatiran bersama bahwa jumlah film ramah dan hangat bagi anak di platform digital pasti jauh lebih sedikit persentasenya. (Baca juga: Keluarga Peserta Didik Tak Mampu, KPAI Dorong Internet Gratis untuk PJJ )
"Ini perlu menjadikan keprihatinan kita bersama sekaligus juga memberi kita kewaspadaan agar kita semua dapat memberikan literasi kepada masyarakat untuk bagaimana menonton film dengan baik dan benar. Khususnya dapat memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usia,” tuturnya.
Rommy pun berharap, melalui webinar yang diadakan LSF ini maka akan dapat memberi gambaran agar semua pihak bisa menjaga anak-anak dari tontonan dari film yang kurang hangat atau kurang ramah. Kedepannya pun dia berharap agar produksi film anak dapat meningkat dari tahun sebelumnya. Khususnya dari 2019 yang hanya 10-14%. (Baca juga: Penuhi Hak Anak, Kemkominfo: Orang Tua Harus Manfaatkan Teknologi Digital )
“Harapan inilah yang dicanangkan LSF sehingga para produsen, para pelaku industry perfilman itu juga memberikan perhatian kepada film-film anak dan dapat mewarnai bisokop, televisi dan juga teknologi informatika kita dengan film ramah anak,” tutupnya.
Diskusi dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional ini juga diisi oleh beberapa narasumber yakni, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak, Anggota Komisi III DPR Dede Indra Permana, Ketua Komisi III LSF Naswardi, Rektor Universitas YARSI Fasli Jalal dan Artis/Produser Film Wulan Guritno.
(mpw)