Kisah Arifin, Anak Korban Tsunami Aceh yang Tembus Prodi HI UGM dan Ingin Jadi Diplomat
loading...
A
A
A
Sejak SD hingga SMP ia selalu masuk tiga besar di sekolah dan di jenjang SMA selalu meraih ranking 1 dan mendapatkan beasiswa pendidikan.
Sederet prestasi di tingkat nasional pernah diraih Arifin seperti juara 1 kompetisi Bahasa Inggris Jenius Competition 2022, juara 1 lomba esai FPCI UGM 2022, dan juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris yang digelar PT. Bima Competition.
Keinginan berkuliah semakin menguat karena dorongan dari guru di sekolahnya MAN 1 Banda Aceh. Arifin jatuh hati ke Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai tempat lanjut studi.
“Sejak SMP memang pengin kuliah di UGM. Kata orang-orang, kalau ada potensi lebih baik kuliah di luar Aceh, jadi saya semakin mantap pilih UGM karena 12 tahun kan sudah habiskan belajar di Aceh,” ungkapnya.
Ia pun meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dengan pilihan di UGM. Gayung bersambut, orang tuanya memberikan restu dengan syarat harus mencari beasiswa karena tidak mampu jika membiayai secara mandiri.
Baca juga: Naik Motor dari Nias ke Jakarta Bertemu Presiden, Ini yang Diperjuangkan Joni Warsito
“Saat tahun diterima masuk UGM, waktu itu saya bahagia sekaligus sedih karena masih mikir apa nanti bisa kuliah sampai selesai karena terkendala biaya,”ucapnya.
Kini impian Arifin kian nyata. Cita-citanya menjadi seorang diplomat selangkah lebih dekat. Ia berhasil diterima masuk Universitas Gadjah Mada melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) 2023 di Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL.
Diterima kuliah di UGM menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Arifin. Selain tanpa tes, ia pun menjadi penerima UKT Pendidikan Unggul bersubsidi 100% (UKT 0) dari UGM sehingga dibebaskan dari biaya kuliah hingga 8 semester.
Selain itu, Arifin juga menjadi kandidat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dari pemerintah.
“Anaknya sejak dulu memang pengin kuliah di Jogja. Kami senang anak bisa diterima masuk UGM gratis,” ungkap Afrianti .
Afrianti mengatakan saat itu ia dan suami cukup lega karena putranya bisa meraih apa yang telah lama diimpikan. Namun, mereka pun terkejut ketika mengetahui Arifin hanya dibebaskan dari biaya kuliah saja. Sementara biaya hidup selama kuliah masih harus mengupayakan sendiri.
Sederet prestasi di tingkat nasional pernah diraih Arifin seperti juara 1 kompetisi Bahasa Inggris Jenius Competition 2022, juara 1 lomba esai FPCI UGM 2022, dan juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris yang digelar PT. Bima Competition.
Keinginan berkuliah semakin menguat karena dorongan dari guru di sekolahnya MAN 1 Banda Aceh. Arifin jatuh hati ke Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai tempat lanjut studi.
“Sejak SMP memang pengin kuliah di UGM. Kata orang-orang, kalau ada potensi lebih baik kuliah di luar Aceh, jadi saya semakin mantap pilih UGM karena 12 tahun kan sudah habiskan belajar di Aceh,” ungkapnya.
Ia pun meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dengan pilihan di UGM. Gayung bersambut, orang tuanya memberikan restu dengan syarat harus mencari beasiswa karena tidak mampu jika membiayai secara mandiri.
Baca juga: Naik Motor dari Nias ke Jakarta Bertemu Presiden, Ini yang Diperjuangkan Joni Warsito
“Saat tahun diterima masuk UGM, waktu itu saya bahagia sekaligus sedih karena masih mikir apa nanti bisa kuliah sampai selesai karena terkendala biaya,”ucapnya.
Masuk Prodi HI UGM melalui Jalur SNBP 2023
Kini impian Arifin kian nyata. Cita-citanya menjadi seorang diplomat selangkah lebih dekat. Ia berhasil diterima masuk Universitas Gadjah Mada melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) 2023 di Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL.
Diterima kuliah di UGM menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Arifin. Selain tanpa tes, ia pun menjadi penerima UKT Pendidikan Unggul bersubsidi 100% (UKT 0) dari UGM sehingga dibebaskan dari biaya kuliah hingga 8 semester.
Selain itu, Arifin juga menjadi kandidat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dari pemerintah.
Doa Orang Tua: Kuliah Lancar dan Jadi Orang Sukses
Kegembiraan turut dirasakan oleh Mukhlis dan Afrianti tatkala mengetahui putra sulungnya berhasil diterima masuk UGM tanpa tes. Mereka cukup tahu bagaimana kuatnya keinginan anaknya untuk bisa merasakan bangku perkuliahan.“Anaknya sejak dulu memang pengin kuliah di Jogja. Kami senang anak bisa diterima masuk UGM gratis,” ungkap Afrianti .
Afrianti mengatakan saat itu ia dan suami cukup lega karena putranya bisa meraih apa yang telah lama diimpikan. Namun, mereka pun terkejut ketika mengetahui Arifin hanya dibebaskan dari biaya kuliah saja. Sementara biaya hidup selama kuliah masih harus mengupayakan sendiri.