Ciptakan Alat Deteksi Stres Atlet E-Sport, Mahasiswa Unair Sabet Juara Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Universitas Airlangga (Unair) kembali harum di kancah internasional. Tujuh mahasiswanya sukses menyabet dua penghargaan yakni Gold Medal dan Best Award kategori Sport, Games, and Leisure di ajang Arau International Creativity Expo (ACE EXPO 2023) di Universiti Malaysia Perlis (UniMAP)
Di UniMAP, 7 mahasiswa Unair menggagas inovasi alat deteksi stress pada E-Sport. Kegiatan itu berkolaborasi dengan World Invention Intellectual Property Association (WIIPA), Jumat-Minggu (18-20/08/2023).
Tim Unair terdiri dari Sirojuddin Kholil Muhammad, Aisy Al Fawwaz, Revita Novianti, Fatima Hasya Puspa Kasih, Fikri Maulana Aziz, Indah Febriani, dan Tsabita Arinal Haq. Ketujuhnya merupakan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair yang berhasil menyisihkan kurang lebih 750 peserta dan 144 tim dari 35 negara.
Ketua tim mahasiswa Unair, Sirojuddin Kholil Muhammad menjelaskan tahapan lomba dimulai dari pengumpulan abstrak, prototype, administrasi hingga seleksi karya. Berkaitan dengan gagasan dan inovasi yang dibawa timnya bermula dari keresahan tim atas ketergantungan akses Electronic sport (E-Sport) yang populer belakangan ini.
Menurutnya, E-sport yang dapat terakses melalui gadget ini mampu menimbulkan tekanan atau stress pada atletnya. Termasuk tekanan psikologis, sponsor, dan tim.
“Atlet E-Sport rentan mengalami stress saat permainan berlangsung. Penyebabnya ialah pressure dari permainan sehingga atlet E-sport rawan terkena gangguan mental,"ujar Kholil dalam keterangannya, Selasa (29/8/2023).
Untuk mengatasi hal itu, tim berinovasi menciptakan alat bantu pendeteksi stress, dengan menginterpretasi perubahan atau anomali fitur Heart Rate Variability secara periodik untuk mengukur tingkat stress pada atlet E-Sport. Melalui alat ini, pihaknya berharap para pemain E-Sport lebih aware terhadap kesehatan mental.
Di samping kebermanfaatan itu, tim FST Unair juga turut mendukung ketercapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3 dan 4 yang berorientasi pada peningkatan kesehatan mental dan kesejahteraan sehingga mampu mengurangi resiko dan meningkatkan kesadaran kesehatan mental.
Selanjutnya, mengenai pendanaan, Indah Febriani menekankan teman sejawat Unair yang ingin terlibat kompetisi luar negeri, untuk tidak ragu dalam memulai. Pasalnya, kampus tak segan memberikan bantuan, selagi programnya dapat dipertanggung-jawabkan.
“Dana awal kompetisi yang kami gunakan ini dana pribadi. Namun, kami mengajukan dana reimbursement ke pihak kampus internal yakni (FST) dan Pusat Pengelolaan Dana dan Sosial (Puspas) Unair. Selain itu, pihak eksternal yakni (member of ASTRA yaitu United Tractor). Meski tidak 100% terdanai tetapi alhamdulillah uang tersebut cukup sebagai pengganti biaya transportasi dan penginapan di sana,’’ papar Indah.
Ia juga mengingatkan bahwa kuliah adalah masa untuk memulai dan berani melangkah. Lagi pula melibatkan diri dalam ajang kompetisi luar negeri mendapat dua bonus. Pertama, bisa jalan-jalan. Kedua, bisa bertemu tokoh keren yang banyak berbagi pelajaran berharga.
Lihat Juga: Orasi Ilmiah Hendy Setiono di Uniska: Gastrodiplomasi Jadi Strategi Kenalkan Kuliner Nusantara
Di UniMAP, 7 mahasiswa Unair menggagas inovasi alat deteksi stress pada E-Sport. Kegiatan itu berkolaborasi dengan World Invention Intellectual Property Association (WIIPA), Jumat-Minggu (18-20/08/2023).
Tim Unair terdiri dari Sirojuddin Kholil Muhammad, Aisy Al Fawwaz, Revita Novianti, Fatima Hasya Puspa Kasih, Fikri Maulana Aziz, Indah Febriani, dan Tsabita Arinal Haq. Ketujuhnya merupakan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair yang berhasil menyisihkan kurang lebih 750 peserta dan 144 tim dari 35 negara.
Ketua tim mahasiswa Unair, Sirojuddin Kholil Muhammad menjelaskan tahapan lomba dimulai dari pengumpulan abstrak, prototype, administrasi hingga seleksi karya. Berkaitan dengan gagasan dan inovasi yang dibawa timnya bermula dari keresahan tim atas ketergantungan akses Electronic sport (E-Sport) yang populer belakangan ini.
Menurutnya, E-sport yang dapat terakses melalui gadget ini mampu menimbulkan tekanan atau stress pada atletnya. Termasuk tekanan psikologis, sponsor, dan tim.
“Atlet E-Sport rentan mengalami stress saat permainan berlangsung. Penyebabnya ialah pressure dari permainan sehingga atlet E-sport rawan terkena gangguan mental,"ujar Kholil dalam keterangannya, Selasa (29/8/2023).
Untuk mengatasi hal itu, tim berinovasi menciptakan alat bantu pendeteksi stress, dengan menginterpretasi perubahan atau anomali fitur Heart Rate Variability secara periodik untuk mengukur tingkat stress pada atlet E-Sport. Melalui alat ini, pihaknya berharap para pemain E-Sport lebih aware terhadap kesehatan mental.
Di samping kebermanfaatan itu, tim FST Unair juga turut mendukung ketercapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3 dan 4 yang berorientasi pada peningkatan kesehatan mental dan kesejahteraan sehingga mampu mengurangi resiko dan meningkatkan kesadaran kesehatan mental.
Selanjutnya, mengenai pendanaan, Indah Febriani menekankan teman sejawat Unair yang ingin terlibat kompetisi luar negeri, untuk tidak ragu dalam memulai. Pasalnya, kampus tak segan memberikan bantuan, selagi programnya dapat dipertanggung-jawabkan.
“Dana awal kompetisi yang kami gunakan ini dana pribadi. Namun, kami mengajukan dana reimbursement ke pihak kampus internal yakni (FST) dan Pusat Pengelolaan Dana dan Sosial (Puspas) Unair. Selain itu, pihak eksternal yakni (member of ASTRA yaitu United Tractor). Meski tidak 100% terdanai tetapi alhamdulillah uang tersebut cukup sebagai pengganti biaya transportasi dan penginapan di sana,’’ papar Indah.
Ia juga mengingatkan bahwa kuliah adalah masa untuk memulai dan berani melangkah. Lagi pula melibatkan diri dalam ajang kompetisi luar negeri mendapat dua bonus. Pertama, bisa jalan-jalan. Kedua, bisa bertemu tokoh keren yang banyak berbagi pelajaran berharga.
Lihat Juga: Orasi Ilmiah Hendy Setiono di Uniska: Gastrodiplomasi Jadi Strategi Kenalkan Kuliner Nusantara
(wyn)