Transisi Jakarta Kota Global, Dosen UMN Bikin Karya Instalasi dari Plastik Daur Ulang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Multimedia Nusantara (UMN) berhasil membuat karya instalasi dari limbah plastik bertajuk Plasti(c)ity Tree untuk mengkampanyekan gerakan mencintai lingkungan. Inovasi ini memiliki simbolisasi transisi Jakarta dari Ibu Kota Indonesia menuju kota ekonomi global.
Karya instalasi ini dibuat bekerja sama dengan Matra Studio sebagai biro arsitek perencana, Mortier sebagai produsen pengubah plastik jadi material LDPE dan Yayasan WINGS Peduli yang menyumbang plastik dari bahan baku Wings Group.
Dosen arsitektur UMN, Rizki Tridamayanti Siregar menuturkan karya instalasi itu dibuat sebagai bentuk pengabdian civitas akademi UMN kepada masyarakat yang resah melihat banyaknya limbah plastik.
"Kolaborasi ini terwujud dari kesamaan nilai yang kami miliki, dan kelestarian lingkungan menjadi salah satu landasan kami untuk berkarya dan memberikan inspirasi untuk semua masyarakat,” ujar Rizki Siregar yang juga alumnus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu, dalam keterangan resmi, Rabu (20/9/2023).
Baca juga: Dapat Gelar Summa Cumlaude, Berikut Profil Novita Gemalasari Lulusan S3 Kedokteran UI
Instalasi Plasti(c)ity Tree ternyata memiliki filosofi mendalam. Plasti(c)ity Tree adalah simbolisasi transisi Jakarta dari ibu kota Indonesia menuju kota ekonomi global.
Seperti sebuah pohon yang terus bertumbuh, Jakarta akan terus berkembang dan harus beradaptasi menghadapi tantangan di masa depan. Kemampuan beradaptasi ini, jadi metafora plasticity atau plastisitas, yaitu kemampuan suatu material untuk mengalami perubahan bentuk tanpa mengalami kerusakan.
"Penerapannya diaplikasikan pada bentuk instalasi yang menyerupai bentuk pohon dengan menggunakan geometri yang dinamis," katanya.
Karya instalasi itu dipamerkan di Jakarta Architecture Festival (JAF) 2023 pada tanggal 17 hingga 30 September, berlokasi di lobi Autograph Tower, Thamrin Nine, Jakarta. Pameran Jakarta Architectural Festival ini digelar oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta dan terbuka untuk umum secara gratis.
Masyarakat bisa mengunjungi Jakarta Architectural Festival ini dari Senin-Jumat pukul 11.00 WIB-20.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 09.00 WIB-20.00 WIB.
Dikatakan Rizki yang juga Anggota Kelompok Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (KPALH) Gandawesi ini, permasalahan limbah plastik di tanah air harus menjadi perhatian bersama karena berdampak pada kerusakan lingkungan.
Baca juga: Lulusan Program RPL Unesa Diharapkan Jadi Lokomotif Perubahan Menuju Desa Mandiri
"Saya harap ini menjadi inspirasi bagi semua kalangan, khususnya mahasiswa arsitektur agar nanti turut mendesain rancangan yang ramah lingkungan. Sebab, kita tahu perubahan iklim menjadi sorotan global dan salah satunya disumbang karena banyaknya sampah plastik yang turut mencemari lingkungan," katanya.
Dia memastikan, karya instalasi 'Plasti(c)ity Tree' merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) UMN. Karya itu diharapkan bisa memotivasi mahasiswa, praktisi dan masyarakat umum untuk peka terhadap lingkungan di sekitarnya.
"Ini termasuk program PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) UMN dalam bentuk kampanye lingkungan hidup. Semoga ini bisa memotivasi mahasiswa dan alumni UMN untuk terus berkarya dengan kreatif, berkualitas dan peka terhadap lingkungan," tegasnya.
Karya instalasi 'Plasti(c)ity Tree' itu dibuat dari 200 kilogram plastik kemasan bahan baku produk WINGS Group. Karya ini menjadikan limbah plastik memiliki nilai tambah dengan bentuk seni yang bisa dipajang dalam memperindah kota atau ruang publik.
Rizki dan Matra Studio juga pernah berhasil memenangkan sayembara desain kawasan Bundaran Maruga yang diadakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) tahun 2022. Rizki mengaku, dalam karyanya selalu berusaha memasukkan aspek-aspek ramah lingkungan.
Karya instalasi ini dibuat bekerja sama dengan Matra Studio sebagai biro arsitek perencana, Mortier sebagai produsen pengubah plastik jadi material LDPE dan Yayasan WINGS Peduli yang menyumbang plastik dari bahan baku Wings Group.
Dosen arsitektur UMN, Rizki Tridamayanti Siregar menuturkan karya instalasi itu dibuat sebagai bentuk pengabdian civitas akademi UMN kepada masyarakat yang resah melihat banyaknya limbah plastik.
"Kolaborasi ini terwujud dari kesamaan nilai yang kami miliki, dan kelestarian lingkungan menjadi salah satu landasan kami untuk berkarya dan memberikan inspirasi untuk semua masyarakat,” ujar Rizki Siregar yang juga alumnus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu, dalam keterangan resmi, Rabu (20/9/2023).
Baca juga: Dapat Gelar Summa Cumlaude, Berikut Profil Novita Gemalasari Lulusan S3 Kedokteran UI
Instalasi Plasti(c)ity Tree ternyata memiliki filosofi mendalam. Plasti(c)ity Tree adalah simbolisasi transisi Jakarta dari ibu kota Indonesia menuju kota ekonomi global.
Seperti sebuah pohon yang terus bertumbuh, Jakarta akan terus berkembang dan harus beradaptasi menghadapi tantangan di masa depan. Kemampuan beradaptasi ini, jadi metafora plasticity atau plastisitas, yaitu kemampuan suatu material untuk mengalami perubahan bentuk tanpa mengalami kerusakan.
"Penerapannya diaplikasikan pada bentuk instalasi yang menyerupai bentuk pohon dengan menggunakan geometri yang dinamis," katanya.
Karya instalasi itu dipamerkan di Jakarta Architecture Festival (JAF) 2023 pada tanggal 17 hingga 30 September, berlokasi di lobi Autograph Tower, Thamrin Nine, Jakarta. Pameran Jakarta Architectural Festival ini digelar oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta dan terbuka untuk umum secara gratis.
Masyarakat bisa mengunjungi Jakarta Architectural Festival ini dari Senin-Jumat pukul 11.00 WIB-20.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 09.00 WIB-20.00 WIB.
Dikatakan Rizki yang juga Anggota Kelompok Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (KPALH) Gandawesi ini, permasalahan limbah plastik di tanah air harus menjadi perhatian bersama karena berdampak pada kerusakan lingkungan.
Baca juga: Lulusan Program RPL Unesa Diharapkan Jadi Lokomotif Perubahan Menuju Desa Mandiri
"Saya harap ini menjadi inspirasi bagi semua kalangan, khususnya mahasiswa arsitektur agar nanti turut mendesain rancangan yang ramah lingkungan. Sebab, kita tahu perubahan iklim menjadi sorotan global dan salah satunya disumbang karena banyaknya sampah plastik yang turut mencemari lingkungan," katanya.
Dia memastikan, karya instalasi 'Plasti(c)ity Tree' merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) UMN. Karya itu diharapkan bisa memotivasi mahasiswa, praktisi dan masyarakat umum untuk peka terhadap lingkungan di sekitarnya.
"Ini termasuk program PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) UMN dalam bentuk kampanye lingkungan hidup. Semoga ini bisa memotivasi mahasiswa dan alumni UMN untuk terus berkarya dengan kreatif, berkualitas dan peka terhadap lingkungan," tegasnya.
Karya instalasi 'Plasti(c)ity Tree' itu dibuat dari 200 kilogram plastik kemasan bahan baku produk WINGS Group. Karya ini menjadikan limbah plastik memiliki nilai tambah dengan bentuk seni yang bisa dipajang dalam memperindah kota atau ruang publik.
Rizki dan Matra Studio juga pernah berhasil memenangkan sayembara desain kawasan Bundaran Maruga yang diadakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) tahun 2022. Rizki mengaku, dalam karyanya selalu berusaha memasukkan aspek-aspek ramah lingkungan.
(nnz)