Buka Kembali Sekolah Dinilai Bisa Kurangi Kekerasan Anak

Selasa, 04 Agustus 2020 - 14:42 WIB
loading...
Buka Kembali Sekolah Dinilai Bisa Kurangi Kekerasan Anak
Kegiatan PJJ di masa pandemi COVID-19 ternyata ikut memunculkan masalah lain, terutama yang dialami anak-anak. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kegiatan pendidikan jarak jauh (PJJ) di masa pandemi COVID-19 ternyata ikut memunculkan masalah lain, terutama yang dialami anak-anak. Sebagian dari mereka merasakan tindakan kekerasan fisik maupun verbal hingga perundungan di dunia maya.

Mengamati kondisi tersebut, anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq menilai beragam faktor yang bisa memicu terjadinya kekerasan maupun perundungan terhadap anak. Salah satunya, kejenuhan yang dirasakan orang tua karena harus berbagi waktu dan pikiran untuk mendampingi dan mengajari anak selama kegiatan belajar dari rumah.

“Kasus di dapil (daerah pemilihan) saya di Majalengka, misalnya, ada sekitar 14 kasus kekerasan seksual terjadi yang di antaranya dilakukan oleh orang terdekatnya seperti ayah, kakak, atau anggota keluarga lainnya,” beber Maman kepada SINDOnews, Senin (3/8/2020) malam. (Baca juga: Dede Yusuf: Kegiatan Sekolah Seharusnya Bisa Dibuka Secara Bertahap )

Politikus PKB itu menilai pemerintah perlu membuat strategi khusus dalam menangani masalah tersebut. Menurutnya, salah satu solusi yaitu membuka kembali kegiatan belajar mengajar sekolah secara bertahap.

“Saya rasa perlu dibuka sekolah, pesantren-pesantren, paling tidak dalam seminggu ada jadwal masuk sekolah 2-3 hari. Tetapi pemerintah harus memberikan atensi lebih kuat agar tatap muka diatur, pembelajaran tidak berkerumun dan sebagainya,” terangnya. (Baca juga: Tanpa Kontak Fisik, Perundungan Tetap Bisa Terjadi )

Ia yakin dengan pembukaan sekolah akan berdampak untuk menekan kasus kekerasan terhadap anak, termasuk juga perempuan. Sebab, dari beberapa informasi atau masukan dari orang tua yang sudah mulai jenuh atau capek karena anak-anaknya di rumah sehingga tidak kondusif.

“Kalau tidak dibuka secara bertahap, saya rasa angka kekerasan, perundungan akan semakin meningkat. Sekolah itu kan bukan hanya sekedar transfer knowledge atau transfer ilmu, tetapi ada aspek psikologi, sosiologi, bagaimana anak berinteraksi,” tukasnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1832 seconds (0.1#10.140)