Pemerintah Bidik SMK Menjadi Bengkel Elektrifikasi Kendaraan
loading...
A
A
A
SOLO - Pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik guna mendukung transisi energi bersih untuk mencapai target net zero emission (NZE) tahun 2060. Elektrifikasi kendaraan dimasifkan sebagai upaya menekan impor bahan bakar minyak (BBM) dan beralih menggunakan energi baru terbarukan .
“Masyarakat sangat antusias, kami melakukan sosialisasi ke berbagai kota dan pendaftarnya juga banyak,” kata Direktur Konversi Energi Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Gigih Udi Utomo di sela-sela acara Festival Motor Listrik di Kota Solo, Minggu (3/12/2023).
Baca juga: Survei: Prospek Kerja Bagus Jadi Alasan Utama SMK Makin Diminati Masyarakat
Sampai November 2023, lanjutnya, terdapat sekitar 7.000 pendaftar. Elektrifikasi kendaraan nantinya akan dikerjakan bengkel mitra dan sejauh ini jumlahnya ada 12. Bengkel mitra bisa berekspansi sehingga jumlahnya akan lebih banyak. Pada tahun 2023, target konversi sebanyak 50.000 dengan pemberian subsidi Rp7 juta.
Dikatakannya, untuk satu sepeda motor membutuhkan biaya konversi bervariasi antarbengkel, namun paling tinggi Rp17 juta. Pada tahun 2024, pihaknya akan melatih sekolah SMK dan bengkel lokal yang diharapkan bisa menjadi bengkel baru elektrifikasi kendaraan.
SRM Niaga PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jateng dan DIY Dian Herizal mengatakan, pihaknya sangat pendukung penggunaan kendaraan listrik melalui dukungan fasilitas dan sarana. PLN telah banyak membangun infrastruktur, terutama di daerah strategis, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dan berbagai macam sarana lainnya.
Baca juga: Pemerintah Dorong Industri Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
“Ini merupakan support kami 100 persen kepada perubahan ekosistem dan harapannya masyarakat terbiasa, tidak takut lagi menggunakan motor listrik,” kata Dian Herizal.
Dikatakannya, pengisian motor listrik dapat dilakukan di rumah biasa. Pada dasarnya, masyarakat ngecas 80 persen di rumah.
Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana mengatakan, saat ini tengah berlangsung fenomena perubahan iklim yang berdampak terhadap lingkungan. Pihaknya menyambut baik kegiatan Festival Motor Listrik sebagai komitmen menuju penurunan emisi serta pemakaian kendaraan ramah lingkungan.
Dikatakannya, populasi kendaraan listrik di Jawa Tengah hingga November 2023 sebanyak 3.478 unit. Terdiri atas 598 kendaraan roda empat, dan 2.910 kendaraan roda 2.
“Dari tahun atau bulan ke bulan ada peningkatan yang signifikan. Masyarakat kita mulai mengenal dan menggunakan,” ucapnya.
“Masyarakat sangat antusias, kami melakukan sosialisasi ke berbagai kota dan pendaftarnya juga banyak,” kata Direktur Konversi Energi Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Gigih Udi Utomo di sela-sela acara Festival Motor Listrik di Kota Solo, Minggu (3/12/2023).
Baca juga: Survei: Prospek Kerja Bagus Jadi Alasan Utama SMK Makin Diminati Masyarakat
Sampai November 2023, lanjutnya, terdapat sekitar 7.000 pendaftar. Elektrifikasi kendaraan nantinya akan dikerjakan bengkel mitra dan sejauh ini jumlahnya ada 12. Bengkel mitra bisa berekspansi sehingga jumlahnya akan lebih banyak. Pada tahun 2023, target konversi sebanyak 50.000 dengan pemberian subsidi Rp7 juta.
Dikatakannya, untuk satu sepeda motor membutuhkan biaya konversi bervariasi antarbengkel, namun paling tinggi Rp17 juta. Pada tahun 2024, pihaknya akan melatih sekolah SMK dan bengkel lokal yang diharapkan bisa menjadi bengkel baru elektrifikasi kendaraan.
SRM Niaga PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jateng dan DIY Dian Herizal mengatakan, pihaknya sangat pendukung penggunaan kendaraan listrik melalui dukungan fasilitas dan sarana. PLN telah banyak membangun infrastruktur, terutama di daerah strategis, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dan berbagai macam sarana lainnya.
Baca juga: Pemerintah Dorong Industri Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
“Ini merupakan support kami 100 persen kepada perubahan ekosistem dan harapannya masyarakat terbiasa, tidak takut lagi menggunakan motor listrik,” kata Dian Herizal.
Dikatakannya, pengisian motor listrik dapat dilakukan di rumah biasa. Pada dasarnya, masyarakat ngecas 80 persen di rumah.
Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana mengatakan, saat ini tengah berlangsung fenomena perubahan iklim yang berdampak terhadap lingkungan. Pihaknya menyambut baik kegiatan Festival Motor Listrik sebagai komitmen menuju penurunan emisi serta pemakaian kendaraan ramah lingkungan.
Dikatakannya, populasi kendaraan listrik di Jawa Tengah hingga November 2023 sebanyak 3.478 unit. Terdiri atas 598 kendaraan roda empat, dan 2.910 kendaraan roda 2.
“Dari tahun atau bulan ke bulan ada peningkatan yang signifikan. Masyarakat kita mulai mengenal dan menggunakan,” ucapnya.
(nnz)