Mahasiswa Universitas Paramadina Bangun Optimisme Anak Kaum Marjinal di Depok
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina menggelar kegiatan Pemberdayaan kepada Masyarakat (PKM) di Sekolah Masjid Terminal (Master) Depok, Jawa Barat. Kegiatan ini menjadi salah satu upaya bentuk kehadiran perguruan tinggi di tengah masyarakat.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan mahasiswa Universitas Paramadina ini diikuti oleh Mohamad Reza Pahlevi, Maria Fatima Bona, Febri Indria Suryanti, Gunawan Widisono, Fatimah, Pratiwi Dwi Hapsari, Devani Sari dan Muaidin.
Mohamad Reza Pahlevi selaku ketua kelompok menjelaskan, kegiatan menjadi salah satu peran nyata sivitas akademika dalam mewujudkan tridharma perguruan tinggi dengan hadir langsung di tengah masyarakat untuk merumuskan masalah serta memberi solusi.
Baca juga: Pengabdian Masyarakat Dosen UHAMKA Edukasi Anak dan PMI di Malaysia
Lebih jauh, Reza menjelaskan, kegiatan yang dikemas berupa talkshow yang mengusung “Masa Depan Gen-Z, Mau Jadi Apa?” bertujuan untuk membuka wawasan bagi siswa kelas XII Sekolah Master Indonesia menentukan tujuannya setelah lulus.
“Kami hadir di Sekolah Master untuk memberi wawasan dan masukan untuk adik-adik bahwa mereka mempunyai banyak peluang setelah lulus. Mereka bisa mempersiapkan dari sekarang,” ujar Reza.
Sebagaimana diketahui, Sekolah Master Indonesia merupakan sekolah alternatif yang diperuntukkan bagi anak kaum marjinal yang kesulitan memperoleh akses pendidikan, seperti anak jalanan, anak terlantar, anak disabilitas dan anak yang berhadapan dengan hukum.
Sekolah ini tidak seperti sekolah pada umumnya yang didirikan oleh pemerintah. Bangunan berbentuk letter U tersebut terdiri dari tumpukan kontainer yang tersusun rapi sebagai ruang kelas dengan cat berwarna-warni pada bagian luar. Bangunan yang terlihat mencolok dari pemilihan warna terletak persis di belakang Terminal Depok, Jawa Barat.
Baca juga: Unik! Sampah Mi Instan Diubah Jadi Bahan Bakar Bernilai Cuan
Reza menuturkan, kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan sasaran siswa kelas XII ini memberi wawasan baru dan rasa optimisme masa depan G-Z, sehingga talkshow membahas seputar langkah harus diambil siswa Sekolah Master Indonesia setelah lulus sekolah.
Mulai dari memberi edukasi seputar peluang kerja di era digital, dunia kampus dan strategi mendapat beasiswa dalam dan luar negeri, memperluas jaringan hingga memanfaatkan peluang dan kesempatan. Kegiatan talkshow ini diikuti oleh 50 siswa kelas XII Sekolah Master dan para guru.
Pada kesempatan sama, Kepala Sekolah Master, Sri Lestari mengapresiasi kegiatan pemberdayaan masyarakat mahasiswa Universitas Paramadina yang kemas dalam talkshow. Sri berharap kegiatan tersebut terus berlanjut dan berharap mahasiswa Universitas Paramadina terlibat menjadi volunteer di Sekolah Master Indonesia guna memberi motivasi bagi para siswa.
“Kegiatan ini membuka wawasan siswa untuk langkah selanjutnya setelah lulus. Jadi kegiatan ini buat pencerahan bagi adik-adik di Sekolah Master, apalagi workshop ini diadakan oleh pihak luar sehingga mereka tidak bosan,” ucapnya.
Sementara terkait kegiatan pemberdayaan tersebut ditutup dengan pemberian sertifikat dan piagam sekolah serta sertifikat dan model workshop kepada peserta dan pihak sekolah yang diterima langsung oleh Kepala Sekolah Master, Sri Lestari dan para guru serta peserta.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan mahasiswa Universitas Paramadina ini diikuti oleh Mohamad Reza Pahlevi, Maria Fatima Bona, Febri Indria Suryanti, Gunawan Widisono, Fatimah, Pratiwi Dwi Hapsari, Devani Sari dan Muaidin.
Mohamad Reza Pahlevi selaku ketua kelompok menjelaskan, kegiatan menjadi salah satu peran nyata sivitas akademika dalam mewujudkan tridharma perguruan tinggi dengan hadir langsung di tengah masyarakat untuk merumuskan masalah serta memberi solusi.
Baca juga: Pengabdian Masyarakat Dosen UHAMKA Edukasi Anak dan PMI di Malaysia
Lebih jauh, Reza menjelaskan, kegiatan yang dikemas berupa talkshow yang mengusung “Masa Depan Gen-Z, Mau Jadi Apa?” bertujuan untuk membuka wawasan bagi siswa kelas XII Sekolah Master Indonesia menentukan tujuannya setelah lulus.
“Kami hadir di Sekolah Master untuk memberi wawasan dan masukan untuk adik-adik bahwa mereka mempunyai banyak peluang setelah lulus. Mereka bisa mempersiapkan dari sekarang,” ujar Reza.
Sebagaimana diketahui, Sekolah Master Indonesia merupakan sekolah alternatif yang diperuntukkan bagi anak kaum marjinal yang kesulitan memperoleh akses pendidikan, seperti anak jalanan, anak terlantar, anak disabilitas dan anak yang berhadapan dengan hukum.
Sekolah ini tidak seperti sekolah pada umumnya yang didirikan oleh pemerintah. Bangunan berbentuk letter U tersebut terdiri dari tumpukan kontainer yang tersusun rapi sebagai ruang kelas dengan cat berwarna-warni pada bagian luar. Bangunan yang terlihat mencolok dari pemilihan warna terletak persis di belakang Terminal Depok, Jawa Barat.
Baca juga: Unik! Sampah Mi Instan Diubah Jadi Bahan Bakar Bernilai Cuan
Reza menuturkan, kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan sasaran siswa kelas XII ini memberi wawasan baru dan rasa optimisme masa depan G-Z, sehingga talkshow membahas seputar langkah harus diambil siswa Sekolah Master Indonesia setelah lulus sekolah.
Mulai dari memberi edukasi seputar peluang kerja di era digital, dunia kampus dan strategi mendapat beasiswa dalam dan luar negeri, memperluas jaringan hingga memanfaatkan peluang dan kesempatan. Kegiatan talkshow ini diikuti oleh 50 siswa kelas XII Sekolah Master dan para guru.
Pada kesempatan sama, Kepala Sekolah Master, Sri Lestari mengapresiasi kegiatan pemberdayaan masyarakat mahasiswa Universitas Paramadina yang kemas dalam talkshow. Sri berharap kegiatan tersebut terus berlanjut dan berharap mahasiswa Universitas Paramadina terlibat menjadi volunteer di Sekolah Master Indonesia guna memberi motivasi bagi para siswa.
“Kegiatan ini membuka wawasan siswa untuk langkah selanjutnya setelah lulus. Jadi kegiatan ini buat pencerahan bagi adik-adik di Sekolah Master, apalagi workshop ini diadakan oleh pihak luar sehingga mereka tidak bosan,” ucapnya.
Sementara terkait kegiatan pemberdayaan tersebut ditutup dengan pemberian sertifikat dan piagam sekolah serta sertifikat dan model workshop kepada peserta dan pihak sekolah yang diterima langsung oleh Kepala Sekolah Master, Sri Lestari dan para guru serta peserta.
(nnz)