UI Tingkatkan Kesadaran Pencegahan Gangguan dan Luka Kaki Pasien Diabetes
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) menggelar edukasi pencegahan gangguan dan luka kaki pada pasien diabetes di Puskesmas UPT Cimanggis, Depok.
Kegiatan ini merupakan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang ditujukan kepada penyandang diabetes yang bergabung sebagai anggota Prolanis.
Ketua pelaksana kegiatan dan staf pengajar FIK UI, Debie Dahlia mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat ini kerja sama FIK UI dan Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI.
Setiap tahun, lebih dari satu juta orang penyandang DM kehilangan salah satu kakinya akibat komplikasi diabetes. Artinya, setiap 30 detik, anggota kaki bagian bawah di suatu negara di dunia mengalami amputasi sebagai akibat dari diabetes.
Baca juga: FIK UI Terbaik di Indonesia versi EduRank 2023
“Besarnya permasalahan pasien diabetes, menjadi perhatian serius bagi instutusi pendidkan FIK UI yang memiliki komitmen untuk berkontribusi pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat kota Depok dalam pencegahan dan penanganan diabetes,” katanya, Kamis (25/1/2024).
Berdasarkan profil kesehatan Kota Depok tahun 2021, penyakit Diabetes Militus (DM) termasuk penyakit dengan kunjungan rawat jalan terbanyak dan menempati posisi pertama dari sepuluh besar penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di RS.
Yaitu sebesar 42.418 dengan jumlah kasus baru sebanyak 14.806. Angka ini jauh diatas penyakit tidak menular lainnya, yaitu hipertensi yang menempati peringkat ke 7 dengan jumlah kunjungan 22.432.
“Melihat tendensi kenaikan prevalensi diabetes baik secara global dan nasional, maka dapat dimengerti jika saat ini jumlah penyakit DM di Kota Depok meningkat, terutama disebabkan karena peningkatan kemakmuran kota Depok yang berdampak pada perubahana gaya hidup dan pola makan penduduknya,” ujarnya.
Tim yang terdiri dari pengajar dan mahasiswa keperawatan S1, S2 dan S3 FIK UI bersama tim Puskesmas UPT Cimanggis melakukan pemeriksaan kaki gratis kepada penyandang DM yang begabung sebagai anggota PROLANIS di Puskesmas tersebut.
Pemeriksaan kaki meliputi perubahan pada kulit, seperti kemerahan, bengkak, lecet, kapalan, perubahan warna dan penebalan kuku serta perubahan bentuk kaki juga menjadi pengamatan tim pengabdian masyarakat ini.
Baca juga: FIK UI Edukasi Pencegahan HIV dan Kesehatan Reproduksi kepada Remaja dengan Permainan Rama Shinta
“Anggota PROLANIS juga dinilai gangguan sensitifitas akibat kerusakan saraf melalui pemeriksaan monofilament dan juga dilakukan penilaian gangguan sirkulasi darah yang sering tejadi pada penyandang DM melalui pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI),” tambahnya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan hampir semua anggota PROLANIS mengalami masalah kaki seperti kekeringan pada kulit, perubahan warna dan penebalan kuku serta adanya kapalan. Bahkan ditemukan dua orang anggota PROLANIS yang telah mengalami gangguan sirkulasi darah yang ditunjukkan dengan nilai ABI kurang dari 0,9.
Peserta PROLANIS dan kader yang hadir pada kegiatan tersebut juga mendapatkan edukasi tentang mitos dan fakta tentang penyakit DM, serta edukasi tentang perawatan kaki agar terhindar dari luka kaki DM dan deteksi dini tanda-tanda resiko terjadinya luka kaki.
Peserta menyambut sangat antusias kegiatan ini karena sangat jarang sekali kegiatan pemeriksaan kaki seperti ini dilakukan.
“Pentingnya edukasi serta pemeriksaan sirkulasi darah dan juga sensitifitas sentuhan pada daerah kaki bagi penyandang DM, menjadi alasan tim Pengabdian Masyarakat melakukan kegiatan webinar khusus bagi perawat Puskesmas kota Depok. Perawat Puskesmas dianggap sebagai garda terdepan dalam pencegahan komplikasi lebih lanjut pada pasien DM,” katanya.
Kegiatan ini merupakan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang ditujukan kepada penyandang diabetes yang bergabung sebagai anggota Prolanis.
Ketua pelaksana kegiatan dan staf pengajar FIK UI, Debie Dahlia mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat ini kerja sama FIK UI dan Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI.
Setiap tahun, lebih dari satu juta orang penyandang DM kehilangan salah satu kakinya akibat komplikasi diabetes. Artinya, setiap 30 detik, anggota kaki bagian bawah di suatu negara di dunia mengalami amputasi sebagai akibat dari diabetes.
Baca juga: FIK UI Terbaik di Indonesia versi EduRank 2023
“Besarnya permasalahan pasien diabetes, menjadi perhatian serius bagi instutusi pendidkan FIK UI yang memiliki komitmen untuk berkontribusi pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat kota Depok dalam pencegahan dan penanganan diabetes,” katanya, Kamis (25/1/2024).
Berdasarkan profil kesehatan Kota Depok tahun 2021, penyakit Diabetes Militus (DM) termasuk penyakit dengan kunjungan rawat jalan terbanyak dan menempati posisi pertama dari sepuluh besar penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di RS.
Yaitu sebesar 42.418 dengan jumlah kasus baru sebanyak 14.806. Angka ini jauh diatas penyakit tidak menular lainnya, yaitu hipertensi yang menempati peringkat ke 7 dengan jumlah kunjungan 22.432.
“Melihat tendensi kenaikan prevalensi diabetes baik secara global dan nasional, maka dapat dimengerti jika saat ini jumlah penyakit DM di Kota Depok meningkat, terutama disebabkan karena peningkatan kemakmuran kota Depok yang berdampak pada perubahana gaya hidup dan pola makan penduduknya,” ujarnya.
Tim yang terdiri dari pengajar dan mahasiswa keperawatan S1, S2 dan S3 FIK UI bersama tim Puskesmas UPT Cimanggis melakukan pemeriksaan kaki gratis kepada penyandang DM yang begabung sebagai anggota PROLANIS di Puskesmas tersebut.
Pemeriksaan kaki meliputi perubahan pada kulit, seperti kemerahan, bengkak, lecet, kapalan, perubahan warna dan penebalan kuku serta perubahan bentuk kaki juga menjadi pengamatan tim pengabdian masyarakat ini.
Baca juga: FIK UI Edukasi Pencegahan HIV dan Kesehatan Reproduksi kepada Remaja dengan Permainan Rama Shinta
“Anggota PROLANIS juga dinilai gangguan sensitifitas akibat kerusakan saraf melalui pemeriksaan monofilament dan juga dilakukan penilaian gangguan sirkulasi darah yang sering tejadi pada penyandang DM melalui pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI),” tambahnya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan hampir semua anggota PROLANIS mengalami masalah kaki seperti kekeringan pada kulit, perubahan warna dan penebalan kuku serta adanya kapalan. Bahkan ditemukan dua orang anggota PROLANIS yang telah mengalami gangguan sirkulasi darah yang ditunjukkan dengan nilai ABI kurang dari 0,9.
Peserta PROLANIS dan kader yang hadir pada kegiatan tersebut juga mendapatkan edukasi tentang mitos dan fakta tentang penyakit DM, serta edukasi tentang perawatan kaki agar terhindar dari luka kaki DM dan deteksi dini tanda-tanda resiko terjadinya luka kaki.
Peserta menyambut sangat antusias kegiatan ini karena sangat jarang sekali kegiatan pemeriksaan kaki seperti ini dilakukan.
“Pentingnya edukasi serta pemeriksaan sirkulasi darah dan juga sensitifitas sentuhan pada daerah kaki bagi penyandang DM, menjadi alasan tim Pengabdian Masyarakat melakukan kegiatan webinar khusus bagi perawat Puskesmas kota Depok. Perawat Puskesmas dianggap sebagai garda terdepan dalam pencegahan komplikasi lebih lanjut pada pasien DM,” katanya.
(nnz)