Canggih, Unair Buat Charging Station untuk Kendaraan Listrik
loading...
A
A
A
DENPASAR - Universitas Airlangga (Unair) mengembangkan charging station untuk kendaraan listrik . Inovasi untuk mendukung ekosistem energi bersih dan berkelanjutan ini dinamakan Bangga EVCS.
Bangga EVCS atau Barata-Airlangga Electric Vehicle Charging Station adalah produk dari hasil pengembangan dari kerja sama antara Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair dengan PT Barata Indonesia dengan skema Matching Fund 2023.
Perwakilan tim, Samuel, mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas Airlangga (Unair) menjelaskan, charging station ini dapat digunakan untuk kendaraan listrik jenis AC.
Baca juga: Tulibot, Kacamata Pintar Mahasiswa PENS untuk Disabilitas Rungu
Saat ini Bangga EVCS sudah dipakai di kampus Unair sebagai pengisi daya kendaraan listrik yang dibawa para dosen dan mahasiswa secara gratis.
Alat pengisi daya hasil buatan mahasiswa Unair ini memiliki banyak fitur. Seperti fitur tracking location charging station, lalu detail informasi charging station, scan QR code verifikasi, riwayat pengisian daya, Bluetooth, dan monitoring status. Melalui fitur-fitur tersebut, pengguna akan lebih mudah memahami dan memantau penggunaan charging station Bangga.
"Kami kembangkan aplikasi sehingga charging station ini untuk bisa dibeli atau disewakan kembali. Jadi siapa saja bisa berkontribusi dengan Bangga EVCS ini," katanya saat ditemui di pameran Business Matching Produk Dalam Negeri 2024 di Denpasar, Bali, Rabu (6/3/2024).
Baca juga: Inovasi Perguruan Tinggi dan Vokasi untuk Mendukung Kemandirian Produk Dalam Negeri
Alat pengisi daya ini cocok digunakan untuk industri karena dilengkapi dengan mobile application yang memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi energi, juga mengetahui status dan lokasi charging station terdekat.
Sebagai inovasi perguruan tinggi, alat pengisi daya ini memiliki sejumlah keunggulan. Samuel menjelaskan, alat pengisi daya ini memiliki tingkat kandungan dalam negeri lebih dari 40 persen.
Kemudian teknologi yang dimiliki dalam negeri atau salah satu karya anak bangsa yang patut dibanggakan. Lalu ada technical support dan spare part yang sudah tersedia di pasar Indonesia dan kemudahan akses dan jaminan keamanan transaksi.
Samuel menjelaskan, alat pengisi daya kendaraan listrik ini digarap oleh mahasiswa Unair lintas jurusan. Ada yang dari jurusan Teknik Elektro, Teknik Industri, hingga Teknologi Sains Data.
Ide awal pembuatan alat pengisi daya ini dimulai dari tantangan dosen kepada mahasiswa FTTM yang melihat ada ceruk pasar alat pengisi daya kendaraan listrik buatan lokal.
"Awalnya di semester 3 kami ditantang dosen kami untuk membuat charging station. Lalu kami buat prototipenya kemudian kami kembangkan lebih lanjut bersama PT Barata untuk bisa dipasarkan ke masyarakat," ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini tim sedang proses pitching atau mencari investor-investor untuk bisa mengembangkan dan ekspansi produk lebih lanjut.
Dia berharap, alat pengisi daya kendaraan listrik ini bisa berkembang lebih baik lagi sehingga bisa bersaing dengan produk buatan luar negeri lainnya.
Bangga EVCS atau Barata-Airlangga Electric Vehicle Charging Station adalah produk dari hasil pengembangan dari kerja sama antara Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair dengan PT Barata Indonesia dengan skema Matching Fund 2023.
Perwakilan tim, Samuel, mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas Airlangga (Unair) menjelaskan, charging station ini dapat digunakan untuk kendaraan listrik jenis AC.
Baca juga: Tulibot, Kacamata Pintar Mahasiswa PENS untuk Disabilitas Rungu
Saat ini Bangga EVCS sudah dipakai di kampus Unair sebagai pengisi daya kendaraan listrik yang dibawa para dosen dan mahasiswa secara gratis.
Alat pengisi daya hasil buatan mahasiswa Unair ini memiliki banyak fitur. Seperti fitur tracking location charging station, lalu detail informasi charging station, scan QR code verifikasi, riwayat pengisian daya, Bluetooth, dan monitoring status. Melalui fitur-fitur tersebut, pengguna akan lebih mudah memahami dan memantau penggunaan charging station Bangga.
"Kami kembangkan aplikasi sehingga charging station ini untuk bisa dibeli atau disewakan kembali. Jadi siapa saja bisa berkontribusi dengan Bangga EVCS ini," katanya saat ditemui di pameran Business Matching Produk Dalam Negeri 2024 di Denpasar, Bali, Rabu (6/3/2024).
Baca juga: Inovasi Perguruan Tinggi dan Vokasi untuk Mendukung Kemandirian Produk Dalam Negeri
Alat pengisi daya ini cocok digunakan untuk industri karena dilengkapi dengan mobile application yang memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi energi, juga mengetahui status dan lokasi charging station terdekat.
Sebagai inovasi perguruan tinggi, alat pengisi daya ini memiliki sejumlah keunggulan. Samuel menjelaskan, alat pengisi daya ini memiliki tingkat kandungan dalam negeri lebih dari 40 persen.
Kemudian teknologi yang dimiliki dalam negeri atau salah satu karya anak bangsa yang patut dibanggakan. Lalu ada technical support dan spare part yang sudah tersedia di pasar Indonesia dan kemudahan akses dan jaminan keamanan transaksi.
Samuel menjelaskan, alat pengisi daya kendaraan listrik ini digarap oleh mahasiswa Unair lintas jurusan. Ada yang dari jurusan Teknik Elektro, Teknik Industri, hingga Teknologi Sains Data.
Ide awal pembuatan alat pengisi daya ini dimulai dari tantangan dosen kepada mahasiswa FTTM yang melihat ada ceruk pasar alat pengisi daya kendaraan listrik buatan lokal.
"Awalnya di semester 3 kami ditantang dosen kami untuk membuat charging station. Lalu kami buat prototipenya kemudian kami kembangkan lebih lanjut bersama PT Barata untuk bisa dipasarkan ke masyarakat," ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini tim sedang proses pitching atau mencari investor-investor untuk bisa mengembangkan dan ekspansi produk lebih lanjut.
Dia berharap, alat pengisi daya kendaraan listrik ini bisa berkembang lebih baik lagi sehingga bisa bersaing dengan produk buatan luar negeri lainnya.
(nnz)