Kiprah Arby Mamangsa, Kepsek SMP Nusantara Sorong Ubah 'Sekolah Buangan' Menjadi Berprestasi

Jum'at, 22 Maret 2024 - 15:02 WIB
loading...
Kiprah Arby Mamangsa,...
Kiprah Kepala SMP Nusantara Sorong Arby Mamangsa yang menjadikan sekolahnya menjadi berprestasi. Foto/BKHM.
A A A
SORONG - Hari ini, SMP Nusantara Sorong dikenal sebagai salah satu sekolah berprestasi. Walau hanya terdiri dari empat kelas, setiap ada olimpiade sains maupun olimpiade lainnya, selalu ada saja murid SMP Nusantara Sorong ikut serta di dalamnya, bahkan menjadi juara.

Bukan hanya itu, Arby Mamangsa, Kepala SMP Nusantara Sorong, pun terpilih untuk mewakili Indonesia di forum pendidikan Asia Tenggara pada tahun 2023.

Namun, siapa sangka, beberapa tahun sebelumnya, sekolah tersebut pernah dilihat sebagai sekolah buangan, tempat anak-anak mabuk, dan tempat ‘menampung’ anak-anak yang putus sekolah dari tempat lain.

Baca juga: Berapa Orang Indonesia yang Menamatkan SMP? Ini Jumlahnya Sejak Tahun 2015 hingga 2022

“Waktu pertama ditempatkan di SMP Nusantara, saya kaget, karena sangat jauh dari ekspektasi saya, sangat memprihatinkan. Saya pikir, apa yang ingin saya lakukan untuk mengubah citra buruk tadi dan mengubah wajah sekolah ini menjadi sekolah yang bisa setara dengan sekolah-sekolah lain di kota Sorong? Waktu itu memang terasa berat,” kisah Arby.

Tahun 2018 Jadi Awal Perubahan


Awal dari perubahan yang diupayakan Arby dimulai pada tahun 2018. Selain menjadi kepala sekolah, Arby merupakan pengurus Kwartir Cabang Gerakan Pramuka, dan ketika mengikuti pelatihan di Jawa Barat, ia pun mendapat inspirasi untuk melakukan digitalisasi dan melaksanakan pembelajaran secara daring.

Hasil dari upaya tersebut perlahan terlihat, terutama ketika pandemi melanda. Walaupun belum banyak berkembang, tetapi SMP Nusantara menjadi satu-satunya sekolah di Sorong yang siap melaksanakan ujian akhir secara daring, karena inisiatif digitalisasi pembelajaran yang dicetuskan Arby dua tahun sebelumnya.

Sekolah Penggerak yang Berdampak ke Murid dan Guru


Babak perubahan yang signifikan dimulai ketika Arby mendaftarkan SMP Nusantara sebagai sekolah penggerak, dan akhirnya terpilih sebagai angkatan pertama Program Sekolah Penggerak. Ia merasa bahwa perubahan harus dimulai dari perbaikan pola pikir guru, dan Kurikulum Merdeka sangat membantu untuk dapat mewujudkannya.

“Saya mendapati betapa luar biasanya Kurikulum Merdeka, kami menemukan siswa dalam keunikannya masing-masing. Itu yang tidak kami dapat sebelumnya. Saya bilang ke teman-teman, tidak ada siswa yang bodoh. Kalau begitu, yang harus berubah siapa? Ya, harus gurunya, berubah paradigma, berubah konsep, berubah cara. Itu yang paling sulit,” ujar Arby.

Menurut Arby, walaupun sekolah memiliki fasilitas yang baik, ada anggaran yang memadai, tetapi tanpa mengubah pola pikir guru saat memandang pendidikan untuk anak, itu tidak akan berpengaruh banyak.

Baca juga: Perjuangkan Nasib Siswa SMPN 2 Batusangkar Sumbar, RPA Perindo Audiensi dengan Kemendikbudristek

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, Arby dan guru-guru di sekolahnya memiliki inisiatif unik, yaitu dalam penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Berbeda dengan P5 di sekolah lain, di SMP Nusantara, P5 bukan hanya tentang keterampilan praktis, tetapi juga tentang memberdayakan siswa dalam memecahkan masalah nyata yang dihadapi masyarakat sekitar.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4114 seconds (0.1#10.140)