Studi Tanoto dan School of Parenting Ungkap Permasalahan Pengasuhan Anak Usia Dini
loading...
A
A
A
Orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi juga memiliki kesadaran yang lebih baik untuk menstimulasi anak dengan membacakan buku.
“Ditemukan bahwa hanya 21,4% dari responden yang membacakan kepada anaknya minimal tiga kali seminggu, sedangkan 56,6% orang tua tidak pernah membacakan buku kepada anaknya. Temuan ini juga senada dengan rendahnya tingkat literasi di Indonesia yang juga perlu ditingkatkan,” sambung Fitriana.
Pemberian materi belajar juga menjadi temuan dari studi ini di mana objek belajar merupakan media penting untuk menunjang proses belajar anak. Belajar dalam konteks ini adalah kesempatan anak memahami lingkungan sekitar melalui inderanya dan eksplorasi terhadap lingkungan sekitarnya.
Jadi bukan belajar dalam sistem pendidikan yang terstruktur, misal di PAUD. “Ruangan khusus untuk bermain atau belajar, alat belajar, dan mainan sebagian besar dapat diakses oleh responden yang berdomisili di perkotaan, sedangkan tidak lebih dari 29% pengasuh yang tinggal di pedesaan memiliki atau dapat memberikan materi pembelajaran kepada anaknya,” sebut Dhisty Azlia Firnandy dari School of Parenting.
Di luar semua itu, pengetahuan pengasuh menjadi faktor pendukung lain dalam terciptanya pengasuhan yang optimal.
“Dari studi ini kami temukan 44% orang tua kurang memahami pemberian stimulasi sesuai usia anak. Hal ini karena pengetahuan tentang tumbuh kembang dan stimulasi anak yang mereka miliki masih rendah,” lanjut Dhisty.
“Berdasarkan studi ini, kami rasa diperlukan intervensi berbagai pihak baik pemerintah dan swasta untuk mendukung orang tua dan anak terutama dari keluarga kurang mampu dalam upaya peningkatan kesadaran dan keterampilan pengasuh, edukasi pengasuhan yang tepat, dan penyediaan materi pembelajaran untuk anak.” tutup Fitriana.
Country Head Tanoto Foundation Indonesia, Inge Kusuma, mengatakan bahwa studi ini merupakan salah satu bentuk komitmen Tanoto Foundation untuk meningkatkan pengasuhan anak usia dini untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia di masa depan.
“Kami senang dapat bekerja sama dengan School of Parenting dan bangga dapat memaparkan studi ini di ACP 2024. Pembelajaran, yang berfokus pada data dan bukti nyata melalui studi adalah merupakan strategi kami dalam mendesain program yang dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan," ujarnya.
"Kami harap studi ini juga dapat memunculkan studi-studi lain di bidang pengembangan, pengasuhan dan pendidikan anak usia dini yang berkontribusi kepada peningkatan kualitas pola pengasuhan anak usia dini di Indonesia,” ucap Inge.
Sementara, Founder School of Parenting, I Gede Dharma Putra mengatakan bahwa School of Parenting merasa bangga bisa bekerja sama dengan Tanoto Foundation dalam penelitian kuantitatif untuk mengetahui praktik-praktik pengasuhan di Masyarakat.
“Ditemukan bahwa hanya 21,4% dari responden yang membacakan kepada anaknya minimal tiga kali seminggu, sedangkan 56,6% orang tua tidak pernah membacakan buku kepada anaknya. Temuan ini juga senada dengan rendahnya tingkat literasi di Indonesia yang juga perlu ditingkatkan,” sambung Fitriana.
Pemberian materi belajar juga menjadi temuan dari studi ini di mana objek belajar merupakan media penting untuk menunjang proses belajar anak. Belajar dalam konteks ini adalah kesempatan anak memahami lingkungan sekitar melalui inderanya dan eksplorasi terhadap lingkungan sekitarnya.
Jadi bukan belajar dalam sistem pendidikan yang terstruktur, misal di PAUD. “Ruangan khusus untuk bermain atau belajar, alat belajar, dan mainan sebagian besar dapat diakses oleh responden yang berdomisili di perkotaan, sedangkan tidak lebih dari 29% pengasuh yang tinggal di pedesaan memiliki atau dapat memberikan materi pembelajaran kepada anaknya,” sebut Dhisty Azlia Firnandy dari School of Parenting.
Di luar semua itu, pengetahuan pengasuh menjadi faktor pendukung lain dalam terciptanya pengasuhan yang optimal.
“Dari studi ini kami temukan 44% orang tua kurang memahami pemberian stimulasi sesuai usia anak. Hal ini karena pengetahuan tentang tumbuh kembang dan stimulasi anak yang mereka miliki masih rendah,” lanjut Dhisty.
“Berdasarkan studi ini, kami rasa diperlukan intervensi berbagai pihak baik pemerintah dan swasta untuk mendukung orang tua dan anak terutama dari keluarga kurang mampu dalam upaya peningkatan kesadaran dan keterampilan pengasuh, edukasi pengasuhan yang tepat, dan penyediaan materi pembelajaran untuk anak.” tutup Fitriana.
Country Head Tanoto Foundation Indonesia, Inge Kusuma, mengatakan bahwa studi ini merupakan salah satu bentuk komitmen Tanoto Foundation untuk meningkatkan pengasuhan anak usia dini untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia di masa depan.
“Kami senang dapat bekerja sama dengan School of Parenting dan bangga dapat memaparkan studi ini di ACP 2024. Pembelajaran, yang berfokus pada data dan bukti nyata melalui studi adalah merupakan strategi kami dalam mendesain program yang dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan," ujarnya.
"Kami harap studi ini juga dapat memunculkan studi-studi lain di bidang pengembangan, pengasuhan dan pendidikan anak usia dini yang berkontribusi kepada peningkatan kualitas pola pengasuhan anak usia dini di Indonesia,” ucap Inge.
Sementara, Founder School of Parenting, I Gede Dharma Putra mengatakan bahwa School of Parenting merasa bangga bisa bekerja sama dengan Tanoto Foundation dalam penelitian kuantitatif untuk mengetahui praktik-praktik pengasuhan di Masyarakat.