Bela Palestina, Ini 5 Pernyataan Sikap dari Sivitas Akademika ITERA
loading...
A
A
A
Rektor menyampaikan, pernyataan sikap ITERA tersebut juga menjadi merespons, belum adanya tanda-tanda konflik yang mereda di Palestina. Sementara korban jiwa terus bejatuhan, hingga kini, mencapai angka 30.000 jiwa meninggal dunia.
Baca juga: Aksi Bela Palestina 172 Universitas Muhammadiyah Bentuk Keprihatinan Terhadap Kampus di Indonesia
Rektor juga menyebut, begitu banyak seruan yang sudah dilakukan baik secara individu, organisasi, negara, dan internasional, dan bahkan terakhir yang sempat menjadi agenda resolusi pun diboikot.
Harapan agar badan dan organisasi dunia yang bisa mengambil sikap tegas atas konflik di Palestina juga belum membuahkan perdamaian di Palestina.
“Kondisi inilah yang membuat kita harus berbuat sesuatu, pernyataan sikap ini menunjukkan kita bukan pihak yang kejam, membiarkan apa yang terjadi di Palestina, oleh karena itu, setidaknya kita sampaikan pernyataan kita secara tulus untuk saudara-saudara di Palestina,” ujar Rektor.
Rektor menyampaikan, upaya dukungan kepada Palestina sebetulnya secara pribadi oleh sivitas akademika ITERA telah dilakukan, sejak lama, termasuk adanya penggalangan bantuan kemanusiaan. Namun pernyataan sikap ini menjadi bentuk sikap institusi ITERA, karena melihat ketidakmampuan pihak-pihak yang berkompeten dalam upaya mendorong perdamaian di Palestina.
“Mudah-mudahan sekecil apa pun yang kita lakukan, menjadi bagian masyarakat yang peduli kemanusiaan, karena kami bergerak secara institusi bukan berbasis secara keagamaan, tapi benar-benar ingin ikut mengejawantahkan apa yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, yaitu ikut berperan dalam menciptakan perdamaian dunia,” ujar Rektor.
Rektor juga berharap, apa yang coba dilakukan oleh Itera, turut menginspirasi kampus-kampus lain untuk menyerukan perdamaian di Palestina.
Dalam kesempatan tersebut, Perwakilan ITERA juga secara simbolis menyampaikan donasi bantuan kemanusiaan untuk Palestina, yang dihimpun dari sivitas akademika ITERA kepada Dompet Dhuafa Lampung.
Baca juga: Aksi Bela Palestina 172 Universitas Muhammadiyah Bentuk Keprihatinan Terhadap Kampus di Indonesia
Rektor juga menyebut, begitu banyak seruan yang sudah dilakukan baik secara individu, organisasi, negara, dan internasional, dan bahkan terakhir yang sempat menjadi agenda resolusi pun diboikot.
Harapan agar badan dan organisasi dunia yang bisa mengambil sikap tegas atas konflik di Palestina juga belum membuahkan perdamaian di Palestina.
“Kondisi inilah yang membuat kita harus berbuat sesuatu, pernyataan sikap ini menunjukkan kita bukan pihak yang kejam, membiarkan apa yang terjadi di Palestina, oleh karena itu, setidaknya kita sampaikan pernyataan kita secara tulus untuk saudara-saudara di Palestina,” ujar Rektor.
Rektor menyampaikan, upaya dukungan kepada Palestina sebetulnya secara pribadi oleh sivitas akademika ITERA telah dilakukan, sejak lama, termasuk adanya penggalangan bantuan kemanusiaan. Namun pernyataan sikap ini menjadi bentuk sikap institusi ITERA, karena melihat ketidakmampuan pihak-pihak yang berkompeten dalam upaya mendorong perdamaian di Palestina.
“Mudah-mudahan sekecil apa pun yang kita lakukan, menjadi bagian masyarakat yang peduli kemanusiaan, karena kami bergerak secara institusi bukan berbasis secara keagamaan, tapi benar-benar ingin ikut mengejawantahkan apa yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, yaitu ikut berperan dalam menciptakan perdamaian dunia,” ujar Rektor.
Rektor juga berharap, apa yang coba dilakukan oleh Itera, turut menginspirasi kampus-kampus lain untuk menyerukan perdamaian di Palestina.
Dalam kesempatan tersebut, Perwakilan ITERA juga secara simbolis menyampaikan donasi bantuan kemanusiaan untuk Palestina, yang dihimpun dari sivitas akademika ITERA kepada Dompet Dhuafa Lampung.
(nnz)