Dubes Iran Kuliah Tamu di Presuniv, Paparkan Sejarah Hubungan Dua Negara
loading...
A
A
A
BEKASI - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi menghadiri President University Ambassador Lecture. Dalam kuliah tamu itu, Boroujerdi memaparkan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran terjalin sejak lama.
Persisnya sejak 1950, yakni beberapa tahun setelah Indonesia merdeka. Meski begitu hubungan antara Indonesia dan Iran sebetulnya sudah berlangsung jauh sebelum 1950.
Sejak berabad-abad lalu, masyarakat Indonesia dan Iran, yang dulu dikenal dengan sebutan Persia, berinteraksi melalui jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam. ”Intelektual muslim Iran dan Indonesia sejak dulu sudah saling berinteraksi,” katanya di Auditorium Charles Himawan, Gedung A lantai 5, Kampus President University (Presuniv), Kota Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, April 2024.
Menurut Dubes Boroujerdi, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran saat ini berada dalam kondisi yang stabil. “Meski begitu kami akan berupaya untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kerja sama dua negara ini dalam berbagai bidang,” ujarnya.
Apalagi, Iran dan Indonesia memiliki modal penting, yakni adanya beberapa kesamaan. Kedua negara mayoritas penduduknya beragama Islam. Iran dan Indonesia juga sama-sama memiliki beragam budaya dan bahasa daerah.
Interaksi budaya antara masyarakat Iran dan Indonesia ini, ungkap Dubes Boroujerdi, tercermin dalam kekayaan bahasa. Ada beberapa kata dalam bahasa Persia yang diserap menjadi kosa kata bahasa Indonesia. Beberapa contohnya kata dari Persia yang diserap menjadi kosa kata bahasa Indonesia adalah anggar, asa, bahari, bala, bandar, cadar, cambuk, firman, dan masih banyak lagi lainnya.
Masih dalam bidang budaya, ungkap Boroujerdi, Iran dan Indonesia terus berupaya mempromosikan pemahaman dan penghargaan saling terhadap kekayaan budaya masing-masing. “Pertukaran budaya kali ini semakin meluas meliputi pameran seni, festival film, program pendidikan, dan pertukaran akademik,” tandasnya.
Dalam bidang ekonomi, selama bertahun-tahun Indonesia dan Iran telah mengembangkan berbagai inisiatif kerja sama. Pada zaman kuno, para pedagang, penjelajah dan cendikiawan Persia telah menjelajahi berbagai pulau di Indonesia untuk berdagang rempah-rempah. “Mereka bukan hanya berdagang, tetapi juga melalukan interaksi budaya,” tegasnya.
Di era modern, bidang kerja sama pun semakin meluas. “Ini terutama dalam bidang perdagangan, investasi dan energi,” kata Dubes Boroujerdi.
Baik Indonesia maupun Iran adalah negara produsen minyak. Iran saat ini masih menjadi negara produsen minyak dan anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries atau OPEC. Sementara, Indonesia sejak 2008 sudah menyatakan diri keluar dari keanggotaan OPEC. “Indonesia dan Iran akan terus bekerja sama dalam berbagai proyek energi,” imbuhnya
Persisnya sejak 1950, yakni beberapa tahun setelah Indonesia merdeka. Meski begitu hubungan antara Indonesia dan Iran sebetulnya sudah berlangsung jauh sebelum 1950.
Sejak berabad-abad lalu, masyarakat Indonesia dan Iran, yang dulu dikenal dengan sebutan Persia, berinteraksi melalui jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam. ”Intelektual muslim Iran dan Indonesia sejak dulu sudah saling berinteraksi,” katanya di Auditorium Charles Himawan, Gedung A lantai 5, Kampus President University (Presuniv), Kota Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, April 2024.
Menurut Dubes Boroujerdi, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran saat ini berada dalam kondisi yang stabil. “Meski begitu kami akan berupaya untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kerja sama dua negara ini dalam berbagai bidang,” ujarnya.
Apalagi, Iran dan Indonesia memiliki modal penting, yakni adanya beberapa kesamaan. Kedua negara mayoritas penduduknya beragama Islam. Iran dan Indonesia juga sama-sama memiliki beragam budaya dan bahasa daerah.
Interaksi budaya antara masyarakat Iran dan Indonesia ini, ungkap Dubes Boroujerdi, tercermin dalam kekayaan bahasa. Ada beberapa kata dalam bahasa Persia yang diserap menjadi kosa kata bahasa Indonesia. Beberapa contohnya kata dari Persia yang diserap menjadi kosa kata bahasa Indonesia adalah anggar, asa, bahari, bala, bandar, cadar, cambuk, firman, dan masih banyak lagi lainnya.
Masih dalam bidang budaya, ungkap Boroujerdi, Iran dan Indonesia terus berupaya mempromosikan pemahaman dan penghargaan saling terhadap kekayaan budaya masing-masing. “Pertukaran budaya kali ini semakin meluas meliputi pameran seni, festival film, program pendidikan, dan pertukaran akademik,” tandasnya.
Dalam bidang ekonomi, selama bertahun-tahun Indonesia dan Iran telah mengembangkan berbagai inisiatif kerja sama. Pada zaman kuno, para pedagang, penjelajah dan cendikiawan Persia telah menjelajahi berbagai pulau di Indonesia untuk berdagang rempah-rempah. “Mereka bukan hanya berdagang, tetapi juga melalukan interaksi budaya,” tegasnya.
Di era modern, bidang kerja sama pun semakin meluas. “Ini terutama dalam bidang perdagangan, investasi dan energi,” kata Dubes Boroujerdi.
Baik Indonesia maupun Iran adalah negara produsen minyak. Iran saat ini masih menjadi negara produsen minyak dan anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries atau OPEC. Sementara, Indonesia sejak 2008 sudah menyatakan diri keluar dari keanggotaan OPEC. “Indonesia dan Iran akan terus bekerja sama dalam berbagai proyek energi,” imbuhnya