Kemendikbudristek Perkuat Pembelajaran Sastra di Kurikulum Merdeka
loading...
A
A
A
Sesi gelar wicara menghadirkan narasumber yang merupakan kurator buku-buku sastra untuk program Sastra Masuk Kurikulum, di antaranya penulis sastra Eka Kurniawan dan Abidah El Khaelieqy, serta guru Iin Indriyati.
Baca juga: Lulusan Sastra Inggris Bisa Kerja Apa? Ini Peluang Kerjanya yang Luas Versi Unair
Dalam kesempatan tersebut, penulis Eka Kurniawan menyampaikan dua manfaat membaca karya sastra bagi peningkatan nalar kritis anak, ”Dengan membaca tulisan fiksi, terutama sastra, anak-anak bisa belajar melihat dan memahami perspektif orang lain. Dalam sebuah tulisan fiksi, ada banyak karakter yang memiliki sudut pandang berbeda, bahkan terkadang kita bisa mendengar suara penulis yang tersembunyi di balik karakternya. Dengan demikian, anak pun mulai terbiasa untuk melihat dunia dari kacamata orang lain.”
“Kedua, karya sastra juga memungkinkan kita mengenal dunia sendiri. Ketika ada karakter yang rasanya mirip dengan kita, itu bisa menjadi bahan refleksi untuk diri kita sendiri,” lanjut Eka.
Senada dengan itu, Abidah El Khaelieqy pun mengatakan bahwa membaca sastra adalah hal yang penting bagi peserta didik, terutama untuk jenjang sekolah dasar dan menengah, di mana kreativitas mereka mulai tumbuh.
”Banyak orang mengatakan sastra sebagai satu paket lengkap dari ilmu tentang kehidupan. Melalui tulisan, kita bisa belajar tentang kehidupan baik dari sisi psikologi, kebudayaan, antropologi, dan kondisi sosial masyarakat yang sebelumnya tidak pernah kita temui atau alami di kehidupan nyata,” pungkasnya.
Baca juga: Lulusan Sastra Inggris Bisa Kerja Apa? Ini Peluang Kerjanya yang Luas Versi Unair
Dalam kesempatan tersebut, penulis Eka Kurniawan menyampaikan dua manfaat membaca karya sastra bagi peningkatan nalar kritis anak, ”Dengan membaca tulisan fiksi, terutama sastra, anak-anak bisa belajar melihat dan memahami perspektif orang lain. Dalam sebuah tulisan fiksi, ada banyak karakter yang memiliki sudut pandang berbeda, bahkan terkadang kita bisa mendengar suara penulis yang tersembunyi di balik karakternya. Dengan demikian, anak pun mulai terbiasa untuk melihat dunia dari kacamata orang lain.”
“Kedua, karya sastra juga memungkinkan kita mengenal dunia sendiri. Ketika ada karakter yang rasanya mirip dengan kita, itu bisa menjadi bahan refleksi untuk diri kita sendiri,” lanjut Eka.
Senada dengan itu, Abidah El Khaelieqy pun mengatakan bahwa membaca sastra adalah hal yang penting bagi peserta didik, terutama untuk jenjang sekolah dasar dan menengah, di mana kreativitas mereka mulai tumbuh.
”Banyak orang mengatakan sastra sebagai satu paket lengkap dari ilmu tentang kehidupan. Melalui tulisan, kita bisa belajar tentang kehidupan baik dari sisi psikologi, kebudayaan, antropologi, dan kondisi sosial masyarakat yang sebelumnya tidak pernah kita temui atau alami di kehidupan nyata,” pungkasnya.
(nnz)