President University Kukuhkan 1 Guru Besar Baru, Kini Miliki 9 Profesor
loading...
A
A
A
Melihat kondisi tersebut, menurut Prof. Retno, menarik untuk mendiskusikan posisi kebudayaan Indonesia yang telah diorganisasi oleh media sosial melalui berbagai informasi yang sengaja disebarluaskan. “Menarik untuk mengkaji konstruksi media sosial yang telah berkembang tidak hanya merepresentasikan pengetahuan yang mendidik masyarakat, tetapi justru mendekonstruksi realita social,” ujarnya.
Media sosial yang mestinya digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah, membuat manusia menjadi lebih inovatif dan produktif, menurut Prof. Retno, justru banyak disalahgunakan. Contohnya, banyak penipuan perbankan online atau penyebaran link menyesatkan yang dikirimkan melalui WhatApps; Hoax atau cyberbullying dilakukan melalui Instagram; Penyebaran video porno atau intimidasi dilakukan melalui Tiktok; dan masih banyak lagi kasus-kasus lainnya.
Itu sebabnya kala masyarakat menuju era Society 5.0, usul Prof. Retno, teknologi, termasuk media sosial, sebaiknya digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan membantu manusia menyelesaikan berbagai masalahnya.
“Jadi, bukan malah dipakai untuk menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya. Justru teknologi harus mengangkat dan meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan.
Sementara, Prof. Onno menekankan pentingnya dua kata kunci yang disampaikan Prof. Retno dalam pidato pengukuhannya. “Dua kata kunci itu adalah perilaku dan prediksi,” katanya.
Di era digital seperti sekarang, terlebih dengan adanya media sosial, menurut Prof. Onno, prediksi perilaku masyarakat di masa depan harus dilakukan dengan berbasis data. “Bukan dengan ramalan, atau perkiraan lagi,” pungkasnya.
Media sosial yang mestinya digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah, membuat manusia menjadi lebih inovatif dan produktif, menurut Prof. Retno, justru banyak disalahgunakan. Contohnya, banyak penipuan perbankan online atau penyebaran link menyesatkan yang dikirimkan melalui WhatApps; Hoax atau cyberbullying dilakukan melalui Instagram; Penyebaran video porno atau intimidasi dilakukan melalui Tiktok; dan masih banyak lagi kasus-kasus lainnya.
Itu sebabnya kala masyarakat menuju era Society 5.0, usul Prof. Retno, teknologi, termasuk media sosial, sebaiknya digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan membantu manusia menyelesaikan berbagai masalahnya.
“Jadi, bukan malah dipakai untuk menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya. Justru teknologi harus mengangkat dan meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan.
Sementara, Prof. Onno menekankan pentingnya dua kata kunci yang disampaikan Prof. Retno dalam pidato pengukuhannya. “Dua kata kunci itu adalah perilaku dan prediksi,” katanya.
Di era digital seperti sekarang, terlebih dengan adanya media sosial, menurut Prof. Onno, prediksi perilaku masyarakat di masa depan harus dilakukan dengan berbasis data. “Bukan dengan ramalan, atau perkiraan lagi,” pungkasnya.
(nnz)