President University Kukuhkan 1 Guru Besar Baru, Kini Miliki 9 Profesor

Sabtu, 08 Juni 2024 - 10:37 WIB
loading...
President University Kukuhkan 1 Guru Besar Baru, Kini Miliki 9 Profesor
President University (Presuniv) mengukuhkan satu guru besar baru, Prof. Dr. Retnowati, S.Th., M.Si. Foto/Presuniv.
A A A
BEKASI - President University (Presuniv) mengukuhkan satu guru besar baru, Prof. Dr. Retnowati, S.Th., M.Si. Prof Retno menyampaikan pidato dengan topik Digital Society, Perubahan Perilaku dan Empati pada Kemanusiaan: Pendekatan Antropologi.

Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Presiden (YPUP) Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji menyampaikan tiga harapan terkait pengukuhan Prof. Retno. Pertama, pengukuhan tersebut diharapkan terus memperkuat nilai-nilai dan tradisi akademis di lingkungan Presuniv.

Kedua, Presuniv diharapkan mampu memanfaatkan segenap potensi akademis Prof. Retno. “Salah satu bentuknya adalah dengan meminta Prof. Retno berkenan membimbing mahasiswa S2, atau bahkan kelak S3,” ungkap Prof. Budi Susilo, melalui siaran pers, Sabtu (8/6/2024).

Baca juga: Pendaftaran Fakultas Kedokteran President University Resmi Dibuka, Ini Keunggulannya

Ketiga, pengukuhan Prof. Retno sebagai guru besar diharapkan menjadi momentum untuk terus meningkatkan kapasitas riset dan publikasi. “Apalagi Prof. Retno pernah menjabat sebagai Direktur Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat di Presuniv,” tegas Prof. Budi.

Prediksi Saat Ini dan Masa Depan


Sementara, dalam sambutannya sebagai Ketua Senat Presuniv, Handa S. Abidin, mengungkapkan bahwa Prof. Retno adalah guru besar ke-3 yang dikukuhkan oleh Presuniv.

Guru besar sebelumnya yang dikukuhkan oleh Presuniv adalah Prof. Dr. Jony Oktavian Haryanto, kini menjabat sebagai Sekretaris YPUP dan Staf Ahli Bidang Inovasi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Kebudayaan, serta Prof. Dr. Chairy, Wakil Rektor Presuniv bidang Kerja Sama. “Dengan dikukuhkannya Prof. Retno, saat ini Presuniv sudah memiliki sembilan guru besar yang tersebar di lima fakultas,” ucap Handa.

Meski begitu, lanjut dia, sembilan guru besar yang dimiliki oleh Presuniv sebetulnya masih terlalu sedikit. “Itu sebabnya kami di Presuniv terus mendorong segenap dosennya agar segera menjadi guru besar,” tegas Handa.

Baca juga: Charles Saerang Inisiasi Kerja Sama PresUniv dengan East-West Center Amerika Serikat

Kata Handa lagi, “Bagi kami, keberhasilan Prof. Retno menjadi guru besar bukan hanya capaian beliau sebagai pribadi, tetapi juga capaian Presuniv. Bukan hanya Prof. Retno dan keluarganya yang bahagia dan berbangga, tapi juga Presuniv.”

Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Retno mengatakan bahwa pada era digital seperti sekarang dibutuhkan kajian antropologi untuk memprediksi kondisi social masyarakat. “Itu baik untuk kondisi pada saat ini maupun masa mendatang, dan bagaimana implikasinya dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Menurut Prof. Retno, di masyarakat ada pemahaman yang keliru tentang antropologi. “Ilmu antropologi dianggap hanya mempelajari kelompok masyarakat yang terpencil, sederhana, terisolasi baik secara sosial ekonomi maupun teknologi. Contohnya, masyarakat Aborigin di Australia, suku Indian di Amerika Serikat, dan berbagai suku lainnya baik di Indonesia, di Afrika atau negara-negara lainnya,” ungkapnya.

Pemahaman yang keliru semacam ini, lanjut dia, membuat ilmu antropologi seakan-akan tersingkir dari kehidupan modern.

“Di era globalisasi sekarang ini, definisi tentang masyarakat terpencil perlu dikaji ulang. Sekarang ini di era digital dan internet semuanya bisa dijangkau dengan mudah dan murah,” terangnya.

Etnografi ke Netnografi


Menurut Prof. Retno, perkembangan TIK telah mengubah pola interaksi, pola pikir, pola tindak dan perilaku masyarakat sehari-hari. “Kalau dulu interaksinya dengan tatap muka, masyarakat sekarang merasa lebih nyaman, lebih efektif dan lebih efisien berinteraksi di dunia maya,” tuturnya.

Baca juga: Dubes Iran Kuliah Tamu di Presuniv, Paparkan Sejarah Hubungan Dua Negara
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1199 seconds (0.1#10.140)
pixels