Kisah Love's, Anak Penjual Bumbu Pecel Lulus SNBP 2024 di UGM dan Kuliah Gratis
loading...
A
A
A
Love's juga pernah meraih Juara 1 Kompetisi Ekonomi Syariah Tingkat Kota, Juara 1 Olimpiade Akuntansi Tingkat Nasional Universitas Widyagama, Juara 1 OSN Ekonomi Tingkat Kota, Juara 1 Kompetisi Ekonomi Syariah Tingkat Kota, Juara 2 Juara National Accounting Competition Gadjah Mada Accounting Days, dan Juara 3 Olimpiade Ekonomi Tingkat Nasional PRE Universitas Jember.
Love's menuturkan, meski keinginan menjadi mahasiswa itu ada sejak SMP namun ia maju mundur karena mengingat keterbatasan ekonomi keluarganya.
Warga Kelurahan Kanigaran, Probolinggo, Jawa Timur ini merupakan anak bungsu dari dua bersaudara dengan orang orang tua bernama Yuli Nur Hasan dan Eny Rosida.
Hidup keluarga ini sebelumnya tergolong berkecukupan tetapi kecelakaan yang dialami kedua orang tuanya pada 2017 lalu telah mengubah segalanya.
Akibat kecelakaan tersebut, ayahandanya sejak saat itu mengalami cedera permanen ditambah vonis dokter mengidap diabetes. Praktis sang ayah pun tak bisa lagi bekerja untuk menghidup istri dan anak-anaknya.
Baca juga: Arif Muazam Jadi Lulusan Tercepat S2 UGM, 1 Tahun 0 Bulan
“Ibu yang kemudian menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan bumbu pecel dan menerima pesanan rempeyek dari tetangga. Hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar dia.
Berjuang dalam keterbatasan, Love’s mengaku kondisi perekonomian keluarga menurun drastis. Bahkan mau tak mau terkadang harus menjual aset yang dimiliki keluarga untuk bertahan hidup, dan sejak itu ia terlatih untuk hidup mandiri.
“Ya sebisanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri, bersyukur juga terkadang bisa bantu orang tua. Sejak SD saya berjualan tas, stiker, masker wajah, aksesoris, dan kerudung,” ungkapnya.
Kegiatan berjualan sampingan ini, Love’s lakukan hingga di penghujung pendidikan di SMA 1 Probolinggo. Bukan karena bosan, ia mengaku terpaksa berhenti berjualan karena memang sepi peminat.
Begitu kuatnya ia untuk melanjutkan kuliah setelah tamat SMA. Bahkan ia meyakinkan kepada kedua orangtuanya jika ia akan berusaha mencukupi sendiri kebutuhan biaya kuliahnya nanti.
“Pada akhirnya saya terbiasa berjuang, dan akan selalu berjuang untuk mimpi-mimpi sehingga saya pun sempat bekerja sebagai pramuniaga di butik dan menjadi host live sebuah online shop,” ucapnya.
Love’s sangat bersyukur memiliki ibu yang selalu memotivasinya. Sosok ibu yang terus mendorongnya untuk terus menggapai mimpi.
Anak dari Ibu Penjual Bumbu Pecel dan Rempeyek
Love's menuturkan, meski keinginan menjadi mahasiswa itu ada sejak SMP namun ia maju mundur karena mengingat keterbatasan ekonomi keluarganya.
Warga Kelurahan Kanigaran, Probolinggo, Jawa Timur ini merupakan anak bungsu dari dua bersaudara dengan orang orang tua bernama Yuli Nur Hasan dan Eny Rosida.
Hidup keluarga ini sebelumnya tergolong berkecukupan tetapi kecelakaan yang dialami kedua orang tuanya pada 2017 lalu telah mengubah segalanya.
Akibat kecelakaan tersebut, ayahandanya sejak saat itu mengalami cedera permanen ditambah vonis dokter mengidap diabetes. Praktis sang ayah pun tak bisa lagi bekerja untuk menghidup istri dan anak-anaknya.
Baca juga: Arif Muazam Jadi Lulusan Tercepat S2 UGM, 1 Tahun 0 Bulan
“Ibu yang kemudian menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan bumbu pecel dan menerima pesanan rempeyek dari tetangga. Hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar dia.
Berjuang dalam keterbatasan, Love’s mengaku kondisi perekonomian keluarga menurun drastis. Bahkan mau tak mau terkadang harus menjual aset yang dimiliki keluarga untuk bertahan hidup, dan sejak itu ia terlatih untuk hidup mandiri.
“Ya sebisanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri, bersyukur juga terkadang bisa bantu orang tua. Sejak SD saya berjualan tas, stiker, masker wajah, aksesoris, dan kerudung,” ungkapnya.
Kegiatan berjualan sampingan ini, Love’s lakukan hingga di penghujung pendidikan di SMA 1 Probolinggo. Bukan karena bosan, ia mengaku terpaksa berhenti berjualan karena memang sepi peminat.
Begitu kuatnya ia untuk melanjutkan kuliah setelah tamat SMA. Bahkan ia meyakinkan kepada kedua orangtuanya jika ia akan berusaha mencukupi sendiri kebutuhan biaya kuliahnya nanti.
“Pada akhirnya saya terbiasa berjuang, dan akan selalu berjuang untuk mimpi-mimpi sehingga saya pun sempat bekerja sebagai pramuniaga di butik dan menjadi host live sebuah online shop,” ucapnya.
Ada Sosok Ibu untuk Menggapai Mimpi
Love’s sangat bersyukur memiliki ibu yang selalu memotivasinya. Sosok ibu yang terus mendorongnya untuk terus menggapai mimpi.