UT Raih Akreditasi A, Rektor: Bukan Perguruan Tinggi Kaleng-Kaleng
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Setelah naik kelas menjadi PTN BH kini Universitas Terbuka (UT) meraih status akreditasi A dari BAN PT. UT berhasil mencapai penilaian terbaik dari tujuh standar yang ditetapkan oleh BAN PT.
Rektor UT Prof Ojat Darojat mengatakan, seiring dengan perolehan peringkat A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), UT pun akan berupaya untuk membantu program pemerintah untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi.
Baca juga: UT Luluskan 1.800 Mahasiswa, 3 Public Figure Jadi Wisudawan Inspiratif
Menurut Ojat, akreditasi A yang dicapai UT menunjukkan kampus yang dipimpinnya sebagai perguruan tinggi berkualitas. UT pun akan meningkatkan kualitas akademik dan layanan untuk menjadi perhatian dan pilihan bagi masyarakat.
"Semoga nanti masyarakat akan semakin paham bahwa perguruan tinggi jarak jauh UT bukan perguruan tinggi abal-abal, bukan perguruan tinggi kaleng-kaleng tetapi UT sebagai perguruan tinggi jarak jauh yang berkualitas," katanya di sela Seminar Akademik Periode 2 Wilayah 2, dalam keterangan resmi, Senin (29/7/2024).
Baca juga: Ikut Penilaian UI GreenMetric, UT Kejar Target SDGs dan WCU
Dia menjelaskan, UT memberi pilihan untuk studi lanjut dengan biaya yang terjangkau, pembelajaran yang fleksibel sehingga mahasiswa bisa belajar di mana saja dan kapan saja. Pembelajaran ini pun cocok bagi mahasiswa yang sedang bekerja, lokasi di tempat terpencil, dan luar negeri.
"Mudah-mudahan cita-cita pemerintah untuk meningkatkan APK menjadi 40 persen bisa tercapai karena APK saat ini baru 30 persen," terang Ojat.
Dia mengatakan, UT memang mendapat mandat dari pemerintah untuk pemerataan akses pendidikan tinggi berkualitas.
Baca juga: Universitas dengan Lulusan Paling Banyak Menjadi PNS
"Tidak boleh ada di negeri ini ada masyarakat yang termarginalkan yang tidak bisa menempuh pendidikan tinggi karena ada di daerah terpencil," ujarnya.
Lebih dari itu, untuk meningkatkan kolaborasi dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan swasta. Seperti dengan Pemkab Manggarai, Pemkab Belitung Timur, Pemkab Bener Meriah, Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat, Universitas Bina Mandiri Gorontalo, dan sektor swasta.
Sementara Direktur Eksekutif BAN PT Prof Ari Purbayanto menjelaskan, BAN PT memiliki sembilan standar yang sejatinya harus dicapai oleh perguruan tinggi konvensional untuk mendapat status Unggul.
Sementara UT, jelasnya, mencapai akreditasi A untuk tujuh standar. Meski belum menggunakan sembilan standar, UT mencapai peringkat tertinggi dengan tujuh standar yang lebih relevan untuk pendidikan jarak jauh (PJJ).
“Jika sembilan standar digunakan, UT juga mampu mencapai peringkat unggul, namun mekanisme konversinya belum ada. Ini menunjukkan bahwa UT telah melampaui standar nasional pendidikan tinggi,” lanjut Prof. Arie.
"Kalau sangat baru (akreditasinya) Baik Sekali atau B. Ini sangat, sangat melampaui. Jadi sudah di atas. Tinggal UT memperluas jejaring di dalam negeri dan internasional bahkan mengirim mahasiswanya ke internasional," ucapnya.
Ari menerangkan, UT memiliki keunggulan di tata pamong dan manajemen dan dengan dua keunggulan itu pun maka UT bisa menjangkau masyarakat yang ingin kuliah di seluruh Indonesia bahkan dunia.
Selain itu, dia menambahkan, UT mempunyai visi misi yang jelas. "Visi misinya clear dan tidak mengawang-awang. Seperti jelas kapan mencapai keunggulan atau akreditasi maksimum," katanya.
Dari sisi SDM, khususnya dosen pun terus meningkat bahkan dosen yang bergelar guru besar pun UT sudah banyak memilikinya. Dia juga memuji kurikulum UT yang terus diupdate sesuai perkembangan zaman.
Ari mendorong UT untuk memperbanyak publikasi, baik level publikasi nasional dan internasional dan riset yang bisa diterapkan dalam bentuk pengabdian masyarakat.
"Libatkan juga mahasiswa dalam program pengabdian sebab banyak mahasiswa lulus dengan IPK bagus tetapi bingung mencari kerja atau membuka lapangan kerja," pungkasnya.
Dia mengatakan, metode pembelajaran daring UT yang melibatkan tutor dan modul berkualitas terbukti efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran daring konvensional. Pandemi COVID-19 juga membuka mata banyak pihak bahwa pendidikan bermutu tidak harus tatap muka, tetapi bisa dilakukan melalui PJJ dengan penjaminan mutu yang ketat.
UT sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia hampir memasuki usia 40 tahun berkiprah di dunia pendidikan, khususnya di Indonesia. Saat ini UT sudah memiliki 551 ribu mahasiswa dan 2 juta lebih alumni yang tersebar di segala penjuru dalam dan luar negeri.
Sejak berdirinya hingga saat ini UT memiliki 4 Fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), serta Sekolah Pascasarjana.Setiap tahunnya UT selalu menghasilkan wisudawan yang terbaik, berkualitas, dan berdaya saing
tinggi.
Rektor UT Prof Ojat Darojat mengatakan, seiring dengan perolehan peringkat A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), UT pun akan berupaya untuk membantu program pemerintah untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi.
Baca juga: UT Luluskan 1.800 Mahasiswa, 3 Public Figure Jadi Wisudawan Inspiratif
Menurut Ojat, akreditasi A yang dicapai UT menunjukkan kampus yang dipimpinnya sebagai perguruan tinggi berkualitas. UT pun akan meningkatkan kualitas akademik dan layanan untuk menjadi perhatian dan pilihan bagi masyarakat.
"Semoga nanti masyarakat akan semakin paham bahwa perguruan tinggi jarak jauh UT bukan perguruan tinggi abal-abal, bukan perguruan tinggi kaleng-kaleng tetapi UT sebagai perguruan tinggi jarak jauh yang berkualitas," katanya di sela Seminar Akademik Periode 2 Wilayah 2, dalam keterangan resmi, Senin (29/7/2024).
Baca juga: Ikut Penilaian UI GreenMetric, UT Kejar Target SDGs dan WCU
Dia menjelaskan, UT memberi pilihan untuk studi lanjut dengan biaya yang terjangkau, pembelajaran yang fleksibel sehingga mahasiswa bisa belajar di mana saja dan kapan saja. Pembelajaran ini pun cocok bagi mahasiswa yang sedang bekerja, lokasi di tempat terpencil, dan luar negeri.
"Mudah-mudahan cita-cita pemerintah untuk meningkatkan APK menjadi 40 persen bisa tercapai karena APK saat ini baru 30 persen," terang Ojat.
Dia mengatakan, UT memang mendapat mandat dari pemerintah untuk pemerataan akses pendidikan tinggi berkualitas.
Baca juga: Universitas dengan Lulusan Paling Banyak Menjadi PNS
"Tidak boleh ada di negeri ini ada masyarakat yang termarginalkan yang tidak bisa menempuh pendidikan tinggi karena ada di daerah terpencil," ujarnya.
Lebih dari itu, untuk meningkatkan kolaborasi dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan swasta. Seperti dengan Pemkab Manggarai, Pemkab Belitung Timur, Pemkab Bener Meriah, Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat, Universitas Bina Mandiri Gorontalo, dan sektor swasta.
Sementara Direktur Eksekutif BAN PT Prof Ari Purbayanto menjelaskan, BAN PT memiliki sembilan standar yang sejatinya harus dicapai oleh perguruan tinggi konvensional untuk mendapat status Unggul.
Sementara UT, jelasnya, mencapai akreditasi A untuk tujuh standar. Meski belum menggunakan sembilan standar, UT mencapai peringkat tertinggi dengan tujuh standar yang lebih relevan untuk pendidikan jarak jauh (PJJ).
“Jika sembilan standar digunakan, UT juga mampu mencapai peringkat unggul, namun mekanisme konversinya belum ada. Ini menunjukkan bahwa UT telah melampaui standar nasional pendidikan tinggi,” lanjut Prof. Arie.
"Kalau sangat baru (akreditasinya) Baik Sekali atau B. Ini sangat, sangat melampaui. Jadi sudah di atas. Tinggal UT memperluas jejaring di dalam negeri dan internasional bahkan mengirim mahasiswanya ke internasional," ucapnya.
Ari menerangkan, UT memiliki keunggulan di tata pamong dan manajemen dan dengan dua keunggulan itu pun maka UT bisa menjangkau masyarakat yang ingin kuliah di seluruh Indonesia bahkan dunia.
Selain itu, dia menambahkan, UT mempunyai visi misi yang jelas. "Visi misinya clear dan tidak mengawang-awang. Seperti jelas kapan mencapai keunggulan atau akreditasi maksimum," katanya.
Dari sisi SDM, khususnya dosen pun terus meningkat bahkan dosen yang bergelar guru besar pun UT sudah banyak memilikinya. Dia juga memuji kurikulum UT yang terus diupdate sesuai perkembangan zaman.
Ari mendorong UT untuk memperbanyak publikasi, baik level publikasi nasional dan internasional dan riset yang bisa diterapkan dalam bentuk pengabdian masyarakat.
"Libatkan juga mahasiswa dalam program pengabdian sebab banyak mahasiswa lulus dengan IPK bagus tetapi bingung mencari kerja atau membuka lapangan kerja," pungkasnya.
Dia mengatakan, metode pembelajaran daring UT yang melibatkan tutor dan modul berkualitas terbukti efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran daring konvensional. Pandemi COVID-19 juga membuka mata banyak pihak bahwa pendidikan bermutu tidak harus tatap muka, tetapi bisa dilakukan melalui PJJ dengan penjaminan mutu yang ketat.
UT sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia hampir memasuki usia 40 tahun berkiprah di dunia pendidikan, khususnya di Indonesia. Saat ini UT sudah memiliki 551 ribu mahasiswa dan 2 juta lebih alumni yang tersebar di segala penjuru dalam dan luar negeri.
Sejak berdirinya hingga saat ini UT memiliki 4 Fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), serta Sekolah Pascasarjana.Setiap tahunnya UT selalu menghasilkan wisudawan yang terbaik, berkualitas, dan berdaya saing
tinggi.
(nnz)