Kunjungi Ethiopia, Rektor IAKN Manado Promosikan Best Practice Desa Moderasi Beragama Minahasa Utara

Rabu, 07 Agustus 2024 - 12:45 WIB
loading...
Kunjungi Ethiopia, Rektor...
Rektor IAKN Manado, Dr Olivia Cherly Wuwung (4 dari kiri) mempromosikan Best Practice Desa Moderasi Beragama Minahasa Utara di Kota Hawassa, Ethiopia, Senin (5/8/2024). Foto/Humas Kemenag
A A A
JAKARTA - Progam Desa Moderasi Beragama yang dijalankan oleh Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado mendapat apresiasi hingga kancah internasional.

Keberhasilan Desa Moderasi Beragama di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara itu dipromosikan pada pada ajang Indonesia-Ethiopia Interfaith Dialogue di Kota Hawassa, Ethiopia, Senin (5/8/2024).

Kegiatan yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Addis Ababa dan didukung Indonesia-Ethiopia Friendship Club ini dinilai sangat strategis.

Sebab, kegiatan ini menghadirkan ratusan tamu-tamu penting baik perwakilan pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, akademisi, perwakilan pemuda hingga kalangan media massa dari dua negara. Bahkan karena dinilai sangat positif, kegiatan serupa rencananya akan digelar di Indonesia.



Pada Indonesia-Ethiopia Interfaith Dialogue di Kota Hawassa tersebut, Rektor IAKN Manado Dr Olivia Cherly Wuwung menyampaikan praktik baik (best practice) moderasi beragama lewat paparan berjudul 'Strengthening Village Potential Through Religious Moderation Programs in North Minahasa: Insight and Practice of the Manado State Institute for Christian Studies'.

Menurut Olivia, ada tiga lokasi yang dijadikan rintisan Desa Moderasi, yakni di Tontalete (Kecamatan Kema), Maen (Kecamatan Likupang Timur) dan Laikit (Kecamatan Dimembe).

"Di Tontalete misalnya, lewat pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh tim IAKN sejak 2022, keharmonisan kerukunan antarpemeluk agama semakin terwujud dengan baik. Banyak praktik baik yang dijalankan dalam rangka mewujudkan budaya toleransi, saling menghargai dan memahami. Meningkatnya aspek kerukunan ini bahkan telah dikuatkan lewat penelitian yang dan dipublikasikan di jurnal," ujarnya.

Gambaran tak jauh beda terlihat di Desa Maen dan Laikit. Menurut Rektor Olivia, pembinaan tentang moderasi beragama semakin efektif lewat pendampingan terkait pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Olivia mencontohkan di Desa Maen, di mana di desa ini tim IAKN Manado membantu masyarakat setempat dalam pengemasan produk gula aren dan ikan teri. Sedang di Desa Laikit adalah produk pepaya kremes.

"Warga yang terlibat di desa-desa itu agamanya beragam, tidak hanya Kristen saja yang menjadi agama mayoritas di Sulawesi Utara. Ini praktik baik yang bisa dilakukan juga di tempat lain, termasuk di Ethiopia," katanya.

Rektor Olivia menilai, untuk mewujudkan praktik moderasi beragama yang sukses, dibutuhkan kolaborasi banyak pihak. Mereka antara lain tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah, akademisi dan masyarakat sendiri.

"Desa Moderasi Beragama selain mampu menghadirkan keharmonisan dalam kehidupan beragama di tengah masyarakat juga selaras dengan target SDGs oleh PBB, yakni memperluas aspek keterbukaan, pengembangan berkelanjutan dan pelestarian budaya," tandasnya.

Selain Rektor Olivia, delegasi Indonesia yang hadir dalam kegiatan bertema “Diplomacy of Religious Moderation to Build Interfaith Dialogue” itu adalah Kepala Balitbang Diklat Kemenag Prof Suyitno, Dubes RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur, Kepala Biro Kepegawaian Kemenag Wawan Junaidi, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof Rosihon Anwar, Rektor UHN Sugriwa Bali Prof I Gusti Ngurah Sudiana Kepala STAKN Pontianak Dr Sunarso, dan Kepala STABN Raden Wijaya Wonogiri Dr Sulaiman Girivirya.
(wyn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2922 seconds (0.1#10.140)